Jokowi Dinilai Korbankan Popularitas untuk Selamatkan Rakyat
Merdeka.com - Survei Indikator Politik Indonesia mencatat popularitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) tergerus efek penanganan pandemi Covid-19. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyatakan, tren kepuasan terhadap kinerja presiden terus mengalami penurunan.
"Bisa dibilang, Jokowi mengorbankan popularitasnya untuk selamatkan rakyatnya," kata Burhanuddin saat rilis hasil survei secara virtual, Minggu (26/9).
Temuan ini didapati Indikator usai melakukan survei nasional bertajuk Evaluasi Publik Terhadap Penanganan Pandemi, Pemulihan Ekonomi dan Demokrasi yang dilakukan sepanjang 17-21 September 2021 dengan melibatkan 1.200 responden.
-
Mengapa persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi menurun? Adapun jika melihat trennya, persepsi positif menurun, sebaliknya persepsi negatif meningkat.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Bagaimana persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi? Survei Indikator menunjukkan bahwa responden menilai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk, dengan jumlah persentase sebesar 32,7 persen.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi saat ini menyentuh 58,1 persen. Pada Februari lalu, tingkat kepuasannya masih di angka 63 persen," tutur Burhanuddin.
Pada September 2019, dalam catatan Burhanuddin, tingkat kepuasan terhadap Jokowi masih berada di angka 72 persen. "Kepuasan terhadap kinerja presiden cenderung menurun, terutama dalam dua tahun terakhir," ungkap Burhanuddin.
Dalam survei terbaru, Burhanuddin merinci, tingkat sebaran kepuasan relatif merata pada kelompok gender. Detailnya, lebih besar pada usia yang semakin tua, muslim, juga berasal dari etnis Madura.
"Ada juga kelompok pendidikan dan pendapatan cenderung semakin rendah, merata pada kelompok profesi, perdesaan, tersebar di Banten, Jawa Tengah, DIY, Bali Nusa, juga Maluku serta Papua," terangnya.
Meski begitu, menurut Burhanuddin, usaha pemerintah untuk menanggulangi pandemi Covid-19 berbuah positif, kendati popularitas terhadap kinerja presiden terus mengalami penurunan.
Hasil survei terbaru, kinerja penanganan pandemi mendapat respons positif masyarakat. Burhanuddin menyatakan, ada perubahan dalam kondisi ekonomi nasional terkait dampak penanganan pandemi.
Dari hasil survei periode 30 Juli-4 Agustus 2021, hanya 12,6 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional dalam posisi baik. Temuan terbaru, sebanyak 16,1 persen masyarakat menilai kondisi ekonomi nasional dalam kondisi baik. Artinya ada peningkatan sebesar 3,5 persen.
Pada temuan lain, tingkat kepuasan masyarakat terkait langkah pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan demi menekan penyebaran virus juga relatif tinggi. "Sebanyak 71,3 persen masyarakat menyatakan cukup puas. Hanya 1,5 persen yang menilai tidak puas sama sekali," jelas Burhanuddin.
Kepuasan serupa juga terkait ketegasan pemerintah dalam menegakkan kebijakan protokol kesehatan. Dari 1.200 responden, 71,4 persen menyatakan cukup tegas, sementara 2,5 persen menilai tidak tegas sama sekali.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei evaluasi publik terhadap penanganan pandemi, pemulihan ekonomi dan demokrasi sejak tanggal 17 sampai 21 September 2021. Sampel survei sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan pada Maret 2018 hingga Juni 2021.
Dari 1.200 responden, margin of error sekitar kurang lebih 2.9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi. Survei menggunakan telepon.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingginya kepuasan masyarakat ini menjadi bukti bahwa kerja keras pemerintah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaAdapun responden yang menjawab kurang dan tidak puas sebesar 17,9%. Sementara itu, 1% responden lainnya menjawab tidak tahu.
Baca SelengkapnyaMenurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaAda sekitar 20,21 persen yang merasa kurang puas dan 4,23 persen tidak puas sama sekali.
Baca Selengkapnyamargin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%
Baca SelengkapnyaMeski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaPenilaian kinerja presiden berdasarkan sosio-demografi tingkat kepuasannya merata di berbagai kategori. Hasilnya, cenderung di atas 70 persen menyatakan puas.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin menyebutkan, kepuasan terhadap kinerja Presiden mayoritas tercatat di tiap segmen demografi warga dan setiap wilayah.
Baca SelengkapnyaHasil survei 77,2 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja presiden Jokowi, sementara 22 persen merasa kurang puas.
Baca SelengkapnyaSampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Baca Selengkapnya"Data menunjukkan bahwa sebesar 80 persen masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Jokowi," kata Afrimadona.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca Selengkapnya