Jokowi dinilai penuhi ekspektasi publik dengan kemandirian
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai telah memuaskan keinginan publik yang menginginkan kemandirian seorang pemimpin dalam membuat dan melaksanakan kebijakan pemerintahan. Hal itu terlihat dari konflik KMP vs KIH di parlemen, kisruh Perppu Pilkada, Pembahasan APBN-P 2015, kisruh KPK vs Polri, Pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri, hingga terakhir soal calon Kepala BIN dan Calon Panglima TNI.
Semua masalah itu dinilai bisa dihadapi dan dilewati dengan baik oleh pemerintahan Jokowi.
"Ini bukti presiden mandiri dalam mengambil keputusannya," kata Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Muradi di Jakarta, Rabu (17/6).
-
Siapa yang diusulkan Jokowi jadi Panglima TNI? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai calon Panglima TNI.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Bagaimana proses pemilihan Panglima TNI? 'Nama nanti akan disampaikan Ibu Ketua DPR ya. Calon tunggal sesuai amanah UU,' imbuhnya.
-
Siapa yang mengajukan Jenderal Agus sebagai calon Panglima TNI? Agus mengaku tidak tahu bahwa namanya diajukan Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono lewat surat presiden (Surpres) yang dikirim ke DPR RI pada Selasa, (31/10) lalu.
Muradi mencontohkan ketegasan yang diambil Presiden Jokowi soal pergantian Panglima TNI. Di tengah tekanan agar calon Panglima TNI berasal dari TNI AU, Jokowi menunjuk Kasad Gatot Nurmantyo sebagai calon tunggal.
Untuk menghindarkan adanya kesan bahwa presiden seakan tak mandiri, Muradi menyarankan perlu ada perbaikan proses komunikasi politik di antara presiden dengan elite parpol pengusung serta elite relawan agar selalu bersinergi. Kerap kali miskomunikasi di antara mereka mengesankan adanya ketidakmandirian presiden.
"Di sisi yang lain, kita harus selalu mendukung presiden untuk tetap menyerap kehendak publik dan dinamika politik terkait. Tentu saja, kehendak publik dan dinamika politik yang ada harus tetap mengacu pada program Nawacita. Ini pada akhirnya akan membuat gap politik antara antara presiden, elite parpol pengusung serta relawan, dan harapan publik, bisa dikurangi secara perlahan," jelasnya.
Secara terpisah, Pakar Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan, publik akan selalu mendukung kemandirian Presiden Jokowi dalam mengambil kebijakan. Bukti-bukti kemandirian politik Jokowi dalam mengambil kebijakan adalah sesuai ekspektasi publik.
Bila ditilik dari sejarahnya, kata Siti, terpilihnya Jokowi menjadi presiden di Pilpres 2014 adalah wujud keinginan publik yang sudah tak sejalan dengan pola politik transaksional yang ada. "Rakyat ingin, meskipun sistem multipartai, tak harus ada nego-nego. Itu sebabnya Jokowi banyak dipilih karena tidak transaksional," kata Siti.
Dia mengapresiasi Jokowi yang sejauh ini bisa menyeimbangkan tuntutan koalisi parpol serta relawan pendukung, dengan keinginan masyarakat. Jelas hal demikian membutuhkan kepiawaian tinggi.
Siti melanjutkan Jokowi sebenarnya seorang presiden yang ideal karena dia tak memimpin parpol dan tak harus melulu tunduk dengan parpol.
"Artinya Jokowi ini teladan bagus. Publik akan selalu memintakan agar Presiden Jokowi piawai melaksanakan itu semua dengan baik. Asumsi soal presiden boneka akan sirna dengan sendirinya kalau Jokowi percaya diri membawa Indonesia lebih maju," tandasnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto mengingatkan agar suara publik harus didengar. Akan tetapi, perihal penunjukan Calon Panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSosok pengganti Yudo, merupakan Kasad TNI Jenderal Agus Subiyanto yang baru dilantik Rabu pekan lalu.
Baca SelengkapnyaPengangkatan Kasad baru tidak perlu dilakukan uji kelayakan dan kepatutan di DPR.
Baca SelengkapnyaSosok Calon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sering dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaPentingnya menjaga netralitas TNI selama periode kampanye dan Pemilihan Umum.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi siang ini dijadwalkan melantik menantu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
Baca SelengkapnyaPeluang Jenderal Agus Subiyanto lebih besar untuk menjadi Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta TNI AU kuat, namun bukan berarti manakut-nakuti musuh dan perang dengan negara lain.
Baca SelengkapnyaPelantikan itu berdasarkan Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 102/TNI Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaMaruli Simanjuntak dikabarkan akan menggantikan Agus Subiyanto menjadi Kasad.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto ditanya mengenai netralitas TNI karena Gibran Rakabuming Raka jadi Cawapres.
Baca SelengkapnyaAgus berjanji di bawak kepemimpinan sebagai Panglima TNI, tidak akan ada prajurit yang arogan dan menyakiti rakyat
Baca Selengkapnya