Jokowi diperkirakan gaji 'lawan politik' Rp 88 M per bulan
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga menggaji orang-orang yang menjadi lawan politiknya sebesar Rp 88 miliar per bulan. Jumlah ini setidaknya hitungan kasar jika melihat masih bertahannya orang-orang lama yang 'ditanam' penguasa sebelumnya di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Hitungan itu memang tidak akurat, tapi bisa untuk menjadi gambaran bagi kita bahwa pemilu 2019 nanti logistik dan jaringan ada di tangan lawan-lawan Jokowi," kata Immanuel Ebenezer, Ketua Relawan Jokowi yang sekarang memimpin Basuki Tjahaja Purnama Mania (Batman).
Hal itu dikatakannya dalam diskusi 'Revolusi Mental dan Bersih-bersih BUMN' di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (27/5).
-
Bagaimana Kementerian BUMN mengelola BUMN? Fungsi Kementerian BUMN Perumusan dan penetapan kebijakan sekaligus koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, di bidang pengembangan usaha, inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengelolaan hukum dan peraturan perundang-undangan, manajemen sumber daya manusia, teknologi dan informasi, keuangan dan manajemen risiko BUMN.
-
Siapa yang mengawasi kinerja BUMN setelah PMN? 'Komisi XI DPR RI akan meminta BPK RI melakukan Audit Kinerja LPEI dan bisnis model yang baru guna memastikan keberlanjutan kinerja LPEI,' ujarnya.
-
Apa itu Kilangan di Banten? Konon, saat itu sudah ada pabrik gula dengan teknologi sederhana di wilayah Banten Lama bernama Kilangan. Kilangan ini merupakan tempat untuk menggiling tebu, dengan menggunakan batu besar serta tenaga hewan kerbau.
-
Siapa yang mengelola Rumah BUMN Yogyakarta? Rumah BUMN Yogyakarta sendiri merupakan bentuk inisasi dari Kementrian BUMN yang berkolaborasi dengan Bank BRI untuk memberdayakan UMKM melalui berbagai pelatihan serta pembinaan.
-
Siapa saja yang bekerja di usaha ini? Setelah usahanya berkembang, Delli dan Aulia mempekerjakan lima karyawan tetap, serta freelance untuk membantu.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja sama BPJS Ketenagakerjaan? BPJS Ketenagakerjaan dan 11 Anggota Luar Biasa (ALB) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menjalin kerja sama dalam perlindungan pekerja.
Hadir dalam diskusi tersebut sebagai pembicara yakni Pengawas Kebijakan Publik & Kerjasama Internasional, Don K Marut, Pengamat Politik, Emrus Sihombing, Direktur Eksekutif LIMA, Ray Rangkuti, Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, dan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie M Massardi.
Immanuel memaparkan, diperkirakan ada 119 BUMN, 300 anak BUMN, dan 400 cucu BUMN di Indonesia. Total ada sekitar 800-an BUMN dari induk hingga anak dan cucunya.
Dari jumlah itu, rata-rata ada 3 posisi komisaris dan 3 direksi. Dengan demikian, total ada 4.800 posisi di BUMN dari induk hingga anak cucu.
"Nah kalau selama 1 tahun 8 bulan ini pergantian komisaris dan direksi baru menyentuh sekitar 400-an orang, maka masih ada sekitar 4.400 orang lama di dalam sana yang bisa jadi merupakan lawan politik atau minimal bukan pendukung Jokowi di Pilpres kemarin," papar Immanuel.
Immanuel menjelaskan alasan mengapa sekitar 4.400 komisaris dan direksi diidentifikasikan sebagai lawan politik atau setidaknya bukan pendukung Jokowi. Sederhananya, kata dia, sebab mereka bukan dari rekomendasi partai pendukung maupun kelompok-kelompok relawan pendukung Jokowi.
"Bisa dikatakan, dari 4.400-an nama itu sudah ditempatkan jauh waktu sebelum Jokowi menjadi Presiden. Dengan kata lain, mereka adalah orang pilihan pemerintahan sebelum Jokowi," ujarnya.
Dia melanjutkan, seandainya gaji dari 4.400 an orang itu rata-rata Rp 20 juta per bulan, maka pemerintahan Jokowi menggaji 'lawan politiknya' setiap bulan Rp 88 miliar atau setara Rp 1.056 triliun per tahun.
Menurut Immanuel, hitungan mungkin bisa diperdebatkan karena boleh jadi posisi-posisi di BUMN, cucu dan anak BUMN itu diisi oleh profesional. Namun, profesionalitas tersebut tidak bisa diterima karena hampir semua BUMN dan anak cucu BUMN selama ini merugi.
"Kerugian yang terjadi tiap tahun itu menjadi bukti bahwa 4.400 orang itu bukanlah orang-orang profesional di bidangnya," tukasnya.
Pertanyaan selanjutnya, kata Immanuel, apakah Presiden Jokowi tahu hal ini atau tidak.
"Apa mungkin Jokowi hafal latar belakang 4.400-an orang itu? Kalau Jokowi tidak tahu maka siapa yang memanipulasi informasi ke Presiden? Apa tujuannya? Apakah sekedar bekerja, bisnis, atau bertujuan politis untuk Pemilu 3 tahun lagi?," tambah dia.
Immanuel mengungkapkan, memanipulasi informasi dan data, menyusupkan nama-nama orang dalam BUMN dan anak cucu BUMN tentu sangat mudah.
Menurutnya, siapa pun tahu bahwa di tengah kesibukan Jokowi membangun 10.000 km jalan, kereta api, 34 pelabuhan, 35.000 megawatt pembangkit listrik, belasan bandara, pembangunan pasar-pasar, mengontrol harga, mendongkrak hasil pertanian, berkeliling negara-negara asing menarik investor, kepala pemerintahan tidak punya waktu memeriksa semua nama yang disodorkan padanya.
Hitungan lain, lanjut dia, jika dari 4.400-an orang itu bertanggungjawab masing-masing mencetak 10.000 kaos maka dari jumlah itu 'lawan' politik Jokowi sudah dapat 44 juta kaos atau 30 persen dari total kebutuhan kaos untuk pemilih sekitar 130 juta orang.
"Jika ada 4.400 orang yang tidak mendukung Jokowi di BUMN, anak dan cucu BUMN, lalu masing-masing orang itu bercerita kepada 10 orang tentang hal-hal negatif pemerintahan Jokowi, maka dalam satu tahun hal hal negatif Jokowi tersebar secara masif ke 16.060.000 orang," ujarnya.
"Atau dalam 3 tahun ke depan propaganda negatif tersebar ke 48 juta orang. Masif, terorganisir, dan sistematis tanpa socmed, koran, atau televisi. Gerilya politik dari mulut ke mulut," bebernya.
Selaku relawan, Immanuel mengingatkan, sisa waktu pemerintahan Jokowi hingga pemilu berikutnya tinggal 3 tahun 4 bulan lagi, alias sangat pendek. Menurutnya, jika Jokowi ingin memastikan pemerintah selama dua periode maka melakukan bersih-bersih seluruh BUMN dan anak cucu BUMN dari orang-orang yang menjadi lawan politiknya merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditolak.
"Jokowi adalah orang baik, bekerja keras, dan membawa perubahan melalui revolusi mental. Tapi, revolusi mental itu bisa gagal total jika tidak segera dilakukan revolusi posisi di berbagai tempat dan tingkat, mulai dirjen, sesmen, hingga BUMN berikut anak cucunya," pungkasnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gaji pensiunan Presiden Jokowi diperkirakan akan mencapai angka yang cukup fantastis, yakni sebesar Rp 30.240.000 per bulan.
Baca SelengkapnyaSegini gaji menteri dan wakil menteri yang baru dilantik Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaHingga tahun 2023, gaji pokok yang diterima Presiden masih berada di jumlah Rp30.240.000 per bulan.
Baca SelengkapnyaSederet nama yang dilantik, masih ada wajah lama yang kembali terpilih sebagai Menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal menarik dari jajaran menteri Kabinet Merah Putih adalah profil harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku sudah mengajukan sejak 2-3 tahun lalu untuk jabatannya dinaikkan. Mungkin tidak dari gaji, tapi dari kehormatan.
Baca SelengkapnyaDalam kurun 4 tahun, harta kekayaaan Jokowi diperkirakan naik Rp32miliar
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaJika kementerian tidak menyediakan rumah dinas, maka wakil menteri akan mendapatkan tunjangan tambahan rumah dinas Rp35 juta.
Baca SelengkapnyaSebagai pejabat negara, para menteri harus melaporkan harta kekayaannya kepada KPK
Baca SelengkapnyaDi urutan pertama daftar menteri termiskin di kabinet Prabowo ditempati Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan total kekayaan Rp1,6 M.
Baca Selengkapnya