Jokowi disebut tak suka Budi Gunawan pilih Tito Karnavian Kapolri
Merdeka.com - Komisioner Ombudsman, Adrianus Meliala mempertanyakan penunjukan Kepala BNPT, Komjen Tito Karnavian menjadi calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Menurut Adrianus, ditunjuknya Tito karena stok bintang tiga Polri terbatas.
"Saya kira memang karena stok bintang tiga yang dimiliki Polri memang semua serba terbatas. Pertama dari Badrodin Haiti, kalau diperpanjang akan menimbulkan situasi politik. Kalau Pak Budi Gunawan kelihatannya beliau masih tetap memiliki posisi yang sama dengan tahun lalu, bahwa pak Jokowi tidak suka dengan pak Budi Gunawan," kata Adrianus kepada wartawan, Rabu (15/6).
Selain Badrodin Haiti dan Budi Gunawan, mantan anggota Kompolnas ini membandingkan dengan calon Kapolri lain yang sempat disebut-sebut seperti Budi Waseso. Menurutnya Jokowi tak akan pilih Budi Waseso, sebab tak suka gayanya.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi tidak salami Try Sutrisno? Meskipun Try Sutrisno dan istrinya sudah berusaha untuk berdiri dari kursi mereka, Jokowi tidak memberikan salaman kepada keduanya.
-
Siapa yang menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
-
Kenapa Budi Arie menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun.'Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63,' kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Kalau Pak Buwas, mungkin beliau tidak suka karena gaya. Buwas terlalu out spoken dan tidak cocok dengan gaya Pak Jokowi yang tenang. Selanjutnya kalau Pak Nur Ali, dia hanya menghitung hari pensiun. Kalau Pak Putut karena legacy Susilo Bambang Yudhoyono, maka tidak mau dan juga Pak Putut sadar bahwa dia orang lalu, sehingga tidak mencalonkan diri dan ambisi menjadi kapolri," ucapnya.
"Lalu Pak Syafrudin, karena yang mungkin kalau bicara politik beliau lebih ke Jusuf Kalla. Sehingga dikhawatirkan tidak loyal, mungkin gitu. Kemudian Pak Suhardi, mungkin sama dengan Pak Budi Gunawan, Pak Suhardi dikotakan dulu di Lemhanas," tambahnya.
Sehingga memang tak bisa dipungkiri tinggal Tito yang dianggap bisa menggantikan Badrodin sebagai kapolri nantinya. Menurut Adrianus, pak Tito dianggap sebagai satu orang yang memang punya kebetulan sejarah karena dipotong satu generasi.
"Bayangkan dari angkatan 83-87, satu generasi dipotong, maka beliau dianggap sebagai yang harus menanggung beban sejarah itu. Walaupun disadari sebagai angkatan 87 dan melangkahi lima angkatan, dia akan menanggung beban mental namun dengan dukungan Presiden, Masyarakat dan DPR, Tito akan mampu menanggulanginya," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rudy dan Seno pulang pergi Solo-Jakarta selama bertahun-tahun untuk memberikan dukungan kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaDirektur TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menanggapi pernyataan Hasto, yang menyebut Prabowo tidak bisa seperti Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi telah menunjukkan bahwa ia solid bersama relawannya dengan memberikan jabatan di kabinet, ketimbang PDIP sebagai partainya.
Baca Selengkapnyarasa sayang Megawati itu terlihat dengan pemberian berbagai penugasan kepada Jokowi dan Gibran.
Baca SelengkapnyaBudiman menolak anggapan jika Prabowo sebagai peniru Jokowi.
Baca SelengkapnyaNamun, kemajuan tersebut berdampak pada tingginya utang negara.
Baca SelengkapnyaPadahal, Jokowi juga diundang agar hadir di kampanye akbar RK-Suswono di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11).
Baca SelengkapnyaProjo Ungkap Sosok Orang Toxic yang Dipesankan Luhut ke Prabowo
Baca Selengkapnyasaat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan 2004 hingga 2009, JK cenderung berselisih paham dengan SBY.
Baca SelengkapnyaKehadiran Effendi pada pertemuan ini berbeda dari sikap PDIP yang telah mendukung pasangan Pramono-Rano Karno di Pilgub 2024
Baca SelengkapnyaDia menyebut, adanya hubungan tersebut membuat persepsi publik buruk terhadap Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun.
Baca Selengkapnya