Jokowi dorong kepala daerah naik kelas jadi Presiden
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong kepala daerah untuk terus berinovasi. Mereka diminta untuk tidak melakukan hal-hal yang bersifat rutinitas dan monoton.
Jokowi mengingatkan, jika para kepala daerah tidak melakukan inovasi maka Indonesia akan menjadi negara tertinggal.
"Dunia sudah sangat berubah. Jadi kalau kita masih rutinitas, masih monoton, tidak berinovasi, ya ditinggal," ujar Jokowi saat memberikan arahan dalam Rapat Kerja Pemerintah bertema 'Percepatan Pelaksanaan Berusaha di Daerah' di Hall B, Jakarta Internasional Expo (JI-Expo) Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (28/3).
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Gimana caranya Jokowi ikut kampanye? Pasal 281 mensyaratkan pejabat negara yang ikut berkampanye dilarang untuk menggunakan fasilitas negara atau mereka harus cuti di luar tanggungan.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
Jokowi menambahkan, jika para kepala daerah ingin dikenang masyarakat luas maka jangan berjalan di tempat. Kepala daerah harus melakukan terobosan dan berani untuk mengikuti jenjang karir politik sampai ke tingkat atas.
"Dari Bupati/Wali Kota naik menjadi Gubernur, dari Gubernur naik lagi menjadi Presiden," kata dia.
Sontak pernyataan tersebut mengundang gelak tawa peserta Raker Pemerintah. Jokowi merasa heran pernyataannya malah dianggap lelucon. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lalu memberikan contoh karirnya yang terus menanjak dari sebelumnya menjadi Wali Kota Solo kini menjabat sebagai Presiden.
"Kenapa tertawa? ada contohnya kok," ucap dia.
Jokowi juga berpesan, kepala daerah harus berani melakukan reformasi besar-besaran di daerah masing-masing untuk mempermudah iklim usaha dan investasi. Jangan terjebak pada regulasi yang menyulitkan berusaha.
"Daerah harus berani melakukan reformasi besar-besaran untuk mempermudah iklim usaha, iklim investasi. Zamannya sudah berubah," tuntasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemungutan suara pilkada akan digelar serentak pada 27 November 2024.
Baca SelengkapnyaKepada sejumlah calon kepala daerah yang sowan, Jokowi yang mengaku memiliki data di setiap daerah, menyampaikan sejumlah pesan penting.
Baca SelengkapnyaJokowi tak ragu mengganti kepala daerah jika berkinerja buruk atau melenceng dari arahan pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin Presiden terpilih bisa melanjutkan program-program dan pembangunan infrastruktur yang menjadi warisannya.
Baca SelengkapnyaMantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut siapa pun yang menang dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 bukan karena endorse
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan pemilihan Pj kepala daerah akan dilakukan secara transparan dan akuntabel.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi akan mengevaluasi Pj kepala daerah setiap hari dan akan mengganti yang bertindak menyimpang.
Baca SelengkapnyaDjarot menuturkan, Jokowi yang meminta kepada PDIP agar mengusung keduanya sebagai kepala daerah
Baca SelengkapnyaSalah satu tantangannya untuk membangun MRT menggunakan APDB.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, tidak ada orang di Indonesia yang pernah mengalami seperti dirinya.
Baca Selengkapnya"Tuntaskan agenda pembangunan yang belum selesai," kata Jokowi
Baca Selengkapnya