Jokowi geram banyak pejabat suka terbitkan aturan tidak jelas
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram masih banyak birokrasi yang menerbitkan regulasi yang tidak jelas. Regulasi tersebut kerap membebankan masyarakat dan dunia usaha.
"Semua kementerian, gubernur, bupati, wali kota, pangkas itu yang namanya regulasi, aturan perizinan, persyaratan yang memberikan beban ke masyarakat dan dunia usaha yang menjadikan negara ini tidak efisien," tegas Jokowi saat membuka acara Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia Tahun 2017 dan Peresmian Pembukaan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi Ke-12 serta Peluncuran Aplikasi e-LHKPN di Hotel Bidakara, Pancoran, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (11/12).
Selain menyulitkan masyarakat dan dunia usaha, regulasi kerap dijadikan lahan basah oleh pejabat birokrasi tertentu. Pejabat terkait menjadikan regulasi sebagai objek transaksi dan alat pemerasan.
-
Bagaimana Jokowi ingin UU Perampasan Aset dikawal? 'Terakhir saya titip upayakan maksimal penyelamatan dan pengembalian uang negara sehingga perampasan aset menjadi penting untuk kita kawal bersama,' ucap Jokowi.
-
Aturan apa yang dikeluarkan Presiden Jokowi terkait PNS? Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan aturan tentang penyesuaian tata cara kerja baru bagi PNS.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Kenapa menteri Jokowi korupsi? Di mana para menteri yang terjerat korupsi adalah kader partai pendukung pemerintah.
"Banyak yang suka menerbitkan aturan tidak jelas menggunakan bahasa abu-abu. Kalau nanti minta surat klarifikasi, surat klarifikasi pun bisa jadi objek transaksi artinya regulasi, aturan perizinan sekarang potensial jadi alat pemerasan alat untuk transaksi," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan kementerian, lembaga hingga pemerintah daerah jangan menghabiskan energi untuk membuat regulasi yang tidak jelas. Regulasi yang sudah ada namun menyulitkan masyarakat dan dunia usaha harus segera dipangkas.
"Nanti mau saya buat lomba siapa yang bisa mangkas peraturan-peraturan saya beri hadiah," sambungnya.
Jokowi juga menegaskan, jangan ada lagi tindakan pemerasan dan pemungutan liar di jajaran birokrasi. Perilaku tersebut harus segera dihentikan dan tidak boleh dibiarkan terjadi.
"Saya kira cara-cara seperti ini tidak boleh kita teruskan, tidak boleh kita biarkan, dan jangan lagi diberi kesempatan," ucapnya.
Menutup sambutannya, Jokowi meminta birokrasi mengedepankan transparansi dan kecepatan dalam pelayanan publik. Sistem pelayanan ini nantinya akan disejalankan dengan perpres penerapan e-budgetin e-planning, e-procurement yang terintegrasi. "Perpres ini untuk memperkecil ruang korupsi sistematis," tuntasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meyakini hal ini dapat memberikan efek jera untuk para koruptor dan mengembalikan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaKepala negara meminta apa yang dipelajari negara lain juga dipelajari Indonesia. Jokowi meminta RI bergerak adaptif guna menghadapi kompetitor.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, saat ini korupsi semakin canggih dan kompleks, serta menggunakan teknologi mutakhir.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memerintahkan kementerian lembaga untuk membuat aplikasi baru.
Baca SelengkapnyaJokowi menyentil surat rekomendasi yang merupakan sebutan halus untuk perizinan
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaPembuatan ribuan aplikasi instansi pemerintah menelan anggaran hingga Rp6,2 triliun.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut hingga saat ini masih marak kasus korupsi ditemukan di Indonesia.
Baca Selengkapnya"Ada yang lebih dari 5.000 (aplikasi). Saya enggak nunjuk di kementerian mana. Saking kreatifnya," ujar Jokowi
Baca SelengkapnyaDi momen tersebut, Presiden Jokowi menyindir sulitnya membuat perizinan acara di Indonesia
Baca SelengkapnyaJokowi mendorong Kejaksaan Agung memanfaatkan kewenangan tersebut secara profesional dan bertanggung jawab.
Baca Selengkapnya