Jokowi Harap Negara Maju Beri Dana ke Negara Berkembang Atasi Perubahan Iklim
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai, pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan berkembang mengenai perubahan iklim. Menurut dia, negara-negara maju harus lebih menunjukkan langkah konkret dalam pengendalian iklim, khususnya dukungan pendanaan untuk negara berkembang.
Hal ini disampaikan Jokowi saat mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris disela-sela konferensi, pada Senin pagi (1/11) di Glasgow, Skotlandia.
"Kita semua, termasuk negara-negara maju, harus menunjukkan langkah lebih konkret dalam hal pengendalian iklim, terutama dalam hal dukungan pendanaan untuk negara-negara berkembang dalam melakukan transisi energi dari fossil fuel ke renewable energy," kata Jokowi.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana Jokowi mendorong investasi di IKN? Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan investasi saat ini untuk mewujudkan visi pembangunan Ibu Kota Nusantara.'Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang,' tegasnya.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Siapa yang Jokowi instruksikan untuk menggandeng pihak lain? Jokowi berharap ITDH menjadi tak hanya sekadar pusat uji sertifikasi perangkat teknologi. Tetapi, mesti menjadi pusat inovasi dan penelitian. Jokowi menginstruksikan Kominfo untuk menggandeng perguruan tinggi, perusahaan rintisan atau startup, serta UMKM dalam mendorong riset dan paten, serta mendukung pengembangan dan sertifikasi produk-produk lokal.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Dia mengharapkan, pendanaan adaptasi sebesar USD100 miliar dari negara maju harus segera dipenuhi. Hal ini untuk mempercepat upaya penanganan perubahan iklim.
Jokowi menyampaikan, Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari, menekan laju deforestasi hingga ke titik terendah selama 20 tahun terakhir.
Selain itu, kata dia, tingkat kebakaran hutan di Indonesia berkurang 82 persen. Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove.
"Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4x lebih besar dibandingkan lahan gambut," ujarnya.
Untuk itu, Jokowi meyakini, Indonesia akan dapat memenuhi komitmen pada tahun 2030 di dalam Paris Agreement, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional.
"Indonesia telah mengadopsi strategi jangka panjang rendah karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal," jelas Jokowi.
Dalam pertemuan itu, dia menyampaikan, isu yang dihadapi dunia adalah bagaimana dunia bisa segera mengatasi pandemi Covid-19. Sehingga, pemulihan ekonomi dunia bisa berjalan lebih cepat.
Dia menyampaikan saat ini kondisi Covid-19 di Indonesia sudah sangat membaik. Jokowi menuturkan, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia sudah turun menjadi sekitar 400-700 kasus dalam beberapa minggu terakhir.
“Indonesia juga sudah menyuntikkan lebih 187 juta dosis vaksin. Dan sampai dengan akhir tahun lebih dari 50 persen penduduk Indonesia sudah akan menerima dosis 2,” tutur Jokowi.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upaya memitigasi dampak perubahan iklim yang dilakukan akan sia-sia tanpa adanya dukungan investasi maupun pendanaan murah dari negara-negara maju.
Baca SelengkapnyaMitigasi perubahan iklim melalui transisi energi tak akan bisa tercapai jika negara dunia didorong dalam konteks ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut Indonesia telah berhasil menurunkan emisi sebesar 91,5 juta ton
Baca SelengkapnyaJokowi juga akan menghadiri presidensi event terkait transformasi food system, KTT G-77, serta melakukan beberapa pertemuan bilateral.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan perubahan iklim menjadi masalah pemerintah di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaAcara ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara negara-negara di kawasan pasifik termasuk di level parlemen.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, pendanaan kepada negara berkembang seharusnya bersifat membangun.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bicara mengenai solidaritas internasional yang menurun di tengah ketegangan geopolitik.
Baca SelengkapnyaIndonesia tengah menanti pencairan dana JETP senilai USD 20 miliar untuk mendorong program transisi energi.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan pentingnya tindakan kolektif dari anggota G20 untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaTanpa kolaborasi, investasi, riset, dan teknologi, serta pembiayaan maka permasalahan perubahan iklim tidak bisa diselesaikan begitu saja.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan bahwa tantangan global yang sangat rumit saat ini harus dihadapi dengan kolaborasi dan kerja sama antarnegara.
Baca Selengkapnya