Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jokowi-Mega kompak hadapi Australia soal hukuman mati kasus narkoba

Jokowi-Mega kompak hadapi Australia soal hukuman mati kasus narkoba jokowi mega syukuran kampanye. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Hubungan antara Presiden Jokowi dan Ketua umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, dikabarkan sempat merenggang. Hal itu disebut-sebut sempat terjadi saat kisruh batalnya pelantikan calon Kapolri Budi Gunawan, yang telah ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi di lembaga kepolisian.

Namun, kabar mengenai gesekan antara kedua pihak itu agaknya tak terlalu lama bertahan, karena kini keduanya sudah seiya-sekata dalam merespons segala manuver Australia, terkait hukuman mati para gembong narkoba asal negara Kanguru tersebut.

Hal itu dapat terlihat dari pernyataan Megawati, yang mengaku sempat berbicara dengan Presiden Jokowi mengenai penolakan pemberian grasi bagi para tersangka narkoba.

"Saya bicara dengan presiden masalah mereka yang terhukum mati akibat narkoba. Saya bilang, jangan diberikan grasi karena ini hak hukum Indonesia," kata Megawati saat berpidato pada Perayaan Hari Perempuan Internasional di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu (8/3).

Hal itu senada dengan apa yang pernah ditegaskan Presiden Jokowi ketika dirinya memastikan akan menolak semua permohonan grasi, dari para terpidana mati kasus narkoba tersebut.

"Ada 64 yang sudah diputuskan (hukuman mati) dan mengajukan grasi. Saya pastikan semuanya saya tolak, tidak akan. Kalau ada pengampunan untuk narkoba dan makin lama dibiarkan, hancurlah kita," kata Jokowi dalam sambutannya pada Munas Partai Hanura di Solo, Jumat (13/2) silam.

Selain itu, upaya tak henti pihak Australia dalam meminta warga negaranya yang terhukum mati untuk dibarter dengan narapidana Indonesia yang dipenjara di sana, pun masih ditolak mentah-mentah oleh Jokowi.

Keputusan Jokowi yang senada dengan kehendak Megawati dalam keteguhan pelaksanaan hukuman mati ini pun ditunjukkannya, dengan memaklumi segala reaksi keras dari pemerintah Australia, tanpa sedikit pun bergeser dari keputusan awalnya.

"Tidak ada (barter tahanan). Kita ini menjaga hubungan baik dengan negara mana pun, ingin bersahabat dengan negara mana pun. Tapi kedaulatan hukum tetap kedaulatan hukum. Kedaulatan politik tetap kedaulatan politik," kata Jokowi.

"Ya nggak apa-apa (reaksi keras), kita sahabat baik kok. Ini wilayah lain, masalah hubungan baik, sahabat baik, dan tetangga baik, tetap sama. Tetapi hukuman mati adalah kedaulatan hukum kita," pungkasnya.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Ungkap Ada Aparat Penegak Hukum Terlibat Peredaran Narkoba
Jokowi Ungkap Ada Aparat Penegak Hukum Terlibat Peredaran Narkoba

Harus ada tindak tegas agar aparat tidak lagi terlibat dalam peredaran narkoba.

Baca Selengkapnya
Megawati Bicara Hubungannya dengan Jokowi, Ungkit Sikap Tolak Wacana Presiden 3 Periode
Megawati Bicara Hubungannya dengan Jokowi, Ungkit Sikap Tolak Wacana Presiden 3 Periode

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baik-baik saja.

Baca Selengkapnya
Viral Lagi Ucapan Megawati Nangis Presiden Jokowi Dihina dengan Kata Kodok
Viral Lagi Ucapan Megawati Nangis Presiden Jokowi Dihina dengan Kata Kodok

Belum lama ini kembali viral video ucapan Ketum PDIP Megawati tentang penghinaan terhadap Jokowi.

Baca Selengkapnya
Megawati Ungkit Wacana 3 Periode, Istana: Presiden Jokowi Taat pada Konstitusi!
Megawati Ungkit Wacana 3 Periode, Istana: Presiden Jokowi Taat pada Konstitusi!

Hal itu dikatakan Megawati dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh gubernur se-Indonesia di Balai Samudra, Jakarta

Baca Selengkapnya
Reaksi Jokowi Soal Penyataan Megawati Sebut Penguasa Seperti Orde Baru
Reaksi Jokowi Soal Penyataan Megawati Sebut Penguasa Seperti Orde Baru

Jokowi buka suara soal Ketum PDIP Megawati sebut penguasa saat ini seperti orde baru

Baca Selengkapnya
Megawati Jengkel Putusan Kasasi Ferdy Sambo: Hukuman Mati Masuk MA, Eh Kok Dikurangi?
Megawati Jengkel Putusan Kasasi Ferdy Sambo: Hukuman Mati Masuk MA, Eh Kok Dikurangi?

Megawati Soekarnoputri jengkel dengan putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan hukuman mati Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya
Bukan Hanya Mary Jane dari Filipina, Prancis dan Australia Ajukan Permohonan Pemindahan Narapidana
Bukan Hanya Mary Jane dari Filipina, Prancis dan Australia Ajukan Permohonan Pemindahan Narapidana

Di Indonesia cukup banyak narapidana WNA yang dijatuhi berbagai jenis hukuman, mulai dari hukuman penjara terbatas, hukuman penjara seumur hidup, hingga hukuman

Baca Selengkapnya
Mahfud Ungkap Pesan Megawati saat Memilihnya Jadi Cawapres
Mahfud Ungkap Pesan Megawati saat Memilihnya Jadi Cawapres

Calon Wakil Presiden nomor urut tiga, Mahfud MD mengungkap pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ketika memilihnya sebagai cawapres.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Megawati Tak Peduli Soal Pernyataan Petugas Partai Dikritik
VIDEO: Megawati Tak Peduli Soal Pernyataan Petugas Partai Dikritik

Saat menyampaikan pidato, Mega curhat dirinya dibully soal pernyataannya soal petugas partai.

Baca Selengkapnya
Megawati Singgung Kondisi Hukum Kekinian: Berkeadilan Vs Manipulasi
Megawati Singgung Kondisi Hukum Kekinian: Berkeadilan Vs Manipulasi

Megawati mencontohkan, hukum dimanipulasi adalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90.

Baca Selengkapnya
Hasto Dapat Bocoran dari Menteri, Jokowi Ingin Duduki Kursi Ketua Umum PDIP
Hasto Dapat Bocoran dari Menteri, Jokowi Ingin Duduki Kursi Ketua Umum PDIP

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan pihak yang ingin mengambilalih PDIP adalah Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Megawati: Jangan Rakyat Dipecah-pecah Hanya karena Ingin Langgengkan Kekuasaan
Megawati: Jangan Rakyat Dipecah-pecah Hanya karena Ingin Langgengkan Kekuasaan

Megawati meminta relawannya tidak takut menghadapi intimidasi dari lawan politik maupun aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya