Jokowi menolak, JK malah makin lantang dukung revisi UU KPK
Merdeka.com - Rencana para wakil rakyat di DPR merevisi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menuai polemik. Berbagai kalangan menolak UU KPK direvisi.
Salah satu alasannya, mereka menilai KPK akan dilemahkan. Namun, pihak yang pro terhadap revisi justru beralibi kewenangan KPK yang begitu besar harus dibatasi agar tak disalahgunakan.
Salah satu hal yang santer bakal direvisi adalah soal kewenangan KPK dalam melakukan penyadapan. Selama ini, kewenangan KPK dalam menyadap memang kerap dipersoalkan oleh para politikus di Senayan.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa revisi UU Kementerian Negara dilakukan? Badan Legislasi DPR bersama Menpan RB Abdullah Azwar Anas, Menkum HAM Supratman Andi Agtas melakukan rapat pembahasan terkait revisi UU Kementerian Negara.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Siapa yang dilantik Jokowi menjadi Ketua KPK? Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Nawawi Pomolango sebagai Ketua KPK sementara.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Kapan Presiden Jokowi terbitkan UU Pemilu terbaru? Presiden Joko Widodo menerbitkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang Pemilu pada tanggal 4 Mei 2023.
Namun masalahnya, sejumlah kasus yang berhasil diungkap KPK selama ini dihasilkan dari penyadapan. Polemik ini pun disikapi berbeda oleh dua pemimpin negeri.
Jika Presiden Joko Widodo menolak UU KPK direvisi, hal berbeda justru datang dari sang wakil, Jusuf Kalla (JK). JK terus konsisten mendukung revisi UU KPK. Berikut ulasannya:
JK sebut kewenangan KPK harus ada batasnya
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku belum ada pembicaraan di internal pemerintah terkait revisi UU KPK. Meski demikian, JK yakin revisi UU KPK adalah untuk perbaikan kinerja KPK bukan untuk mengurangi peranan KPK."Belum kita bicarakan. Tapi saya yakin namanya perbaikan untuk perbaikan bukan untuk mengurangi peranan KPK, tapi untuk memperbaikinya," kata JK usai Pembukaan Pameran Lingkungan Hidup di Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta, Kamis (18/6). Terkait adanya pendapat bahwa revisi UU KPK adalah upaya untuk mempreteli kewenangan KPK, JK mengatakan, setiap kewenangan perlu dibatasi."Ya sesuatu kewenangan memang harus ada batas-batasnya, tidak bisa ada kekuatan mutlak. Yang terpenting KPK itu tanggung jawabnya bagaimana mengukurnya. Kan bukan berarti KPK punya kekuasaan yang tidak ada batasannya. Kan harus ada batasannya juga," tutur JK.
JK soal revisi UU KPK: Cuma Alquran & Injil yang tak boleh diubah
Wapres Jusuf Kalla (JK) kembali menegaskan dukungannya pada revisi UU KPK. Menurutnya, revisi perlu dilakukan untuk perbaikan KPK."Begini untuk memperbaiki keadaan setelah sekian puluh tahun, ada hal-hal tertentu perlu penguatan, perlu perbaikan. Enggak ada yang salah," tutur JK di kantornya Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/6).Menurut JK, sangat wajar apabila UU KPK direvisi. Pasalnya, Undang-undang Dasar 1945 saja mengalami amandemen."UUD saja diamandemen kok, masak UU KPK, apabila dibutuhkan. Ini kan sudah 13 tahun, tentu banyak perkembangan-perkembangan. Tapi prinsip pokoknya, KPK itu bekerja memberantas korupsi tetap. Tapi toh pelajari dulu," ujar JK.Perihal banyak penolakan terhadap rencana revisi UU KPK ini, JK menyebut hanya kitab suci agama yang tidak bisa direvisi."Undang-undang Dasar saja diamandemen. Yang tidak boleh diamandemen itu cuma Alquran, Hadits, Injil, itu saja," tutup JK.
JK: KPK lembaga terhebat, tapi kenapa korupsi belum berhenti?
Wapres Jusuf Kalla (JK) menilai perlu ada peningkatan kualitas kinerja KPK. Oleh sebab itu, dirinya mendukung revisi UU KPK."Begitu hebatnya kerja KPK pemberantasan korupsi kita, yang terhebat di dunia, tahu enggak?" tutur JK di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/6).Menurut JK, kehebatan kinerja KPK sudah terbukti. Meski demikian, tindakan korupsi tak kunjung musnah dari Indonesia."Ada enggak negara yang tangkap 8 menterinya memenjarakan? Ada enggak negara yang menangkap 14 gubernur selama 10 tahun? Tidak ada. Kita yang terhebat. Tapi kenapa korupsi belum berhenti?" ucap JK.Oleh sebab itu, menurut JK, perlu dilakukan evaluasi, termasuk di dalamnya revisi Undang-Undang KPK untuk menopang kinerja KPK menjadi lebih baik."Jadi sesuatu musti dievaluasi. Harus dievaluasi. Terbesar di dunia ini, usaha pemberantasan korupsi oleh KPK, Jaksa Agung, polisi terhebat di dunia," tutup JK.
JK bantah beda pendapat dengan Jokowi soal revisi UU KPK
Wapres Jusuf Kalla (JK) menegaskan tidak ada beda pendapat antara dirinya dengan Presiden Jokowi soal revisi UU KPK. JK berdalih yang ada dirinya dengan Presiden Jokowi memiliki perbedaan dalam hal berbicara."Tidak berbeda paham, tujuannya sama. Kadang-kadang cara berbicaranya saja beda. Tujuannya sama untuk perbaikan," ucap JK saat ditanya wartawan di acara buka puasa bersama yang digelar Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh di Kantor DPP Partai NasDem, Jl RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (20/6).Diketahui, Presiden Joko Widodo berbeda pendapat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla soal usulan revisi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Presiden Jokowi menolak UU KPK direvisi.Sementara, Wapres Jusuf Kalla menyetujui revisi dilakukan dengan alasan demi perbaikan kinerja pemberantasan korupsi di Indonesia.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua putusan MK tersebut memiliki efek langsung buat kedua putra Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaRevisi UU Pilkada dinilai menguntungkan individu atau kelompok tertentu sehingga dianggap merupakan bentuk korupsi kebijakan.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaKeduanya sempat berpasangan hingga duduk menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kinerja KPK sudah sangat bagus. Sejumlah pejabat mulai ditangkap, melalui operasi tangkap tangan KPK.
Baca SelengkapnyaGanjar akan memperkuat KPK apabila terpilih menjadi presiden di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, sejumlah Presiden Jokowi seolah tidak pro terhadap tegaknya demokrasi.
Baca SelengkapnyaPKB setuju usulan PKS itu karena setelah RUU DKJ ditetapkan menjadi undang-undang, maka Jakarta bakal berganti status.
Baca SelengkapnyaPKB mengungkapkan hubungan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaBadan Legislasi DPR menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) untuk dibahas di tingkat selanjutnya.
Baca SelengkapnyaJabatan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK semula berakhir pada 20 Desember 2023 diperpanjang hingga 20 Desember 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi justru menilai KPK saat ini sudah bagus dan memiliki sistem baik.
Baca Selengkapnya