Jokowi minta televisi putar lagu nasional supaya anak-anak hafal
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menghadiri puncak perayaan Hari Pers Nasional 2016 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa (9/2). Di hadapan pemilik dan petinggi media massa nasional, Presiden Jokowi tidak hanya menyindir pola pemberitaan yang didominasi berita bernada pesimisme, tapi juga menyindir televisi.
Kepala Negara menyoroti tayangan televisi yang hanya mengejar rating dan melupakan fungsi media untuk mendidik rakyat. Jokowi punya permintaan khusus pada pemilik televisi nasional.
Kepala Negara meminta televisi rajin menyajikan lagu-lagu nasional seperti Indonesia Raya, Padamu Negeri dan Garuda Pancasila. Selama ini lagu nasional berkumandang selepas tengah malam, tepatnya saat tayangan televisi berakhir.
-
Kapan Hari Musik Nasional dirayakan? Hari Musik Nasional dirayakan setiap tanggal 9 Maret di Indonesia.
-
Di mana Kapolri dan Panglima TNI bernyanyi? Polri mengadakan pesta rakyat di Hari Bhayangkara ke-78 pada Senin (1/7) lalu di Lapangan Monas, Jakarta.
-
Siapa yang ikut bernyanyi bersama Kapolri dan Panglima TNI? Kapolri pun mengambil posisi sebagai vokalis bersama Armand Maulana, sedangkan Panglima TNI mengambil gitar untuk mengiringi.
-
Lagu apa yang dibawakan Kapolri dan Panglima TNI? Kapolri-Panglima TNI kompak membawakan lagu 'Kepastian yang Kutunggu' dengan iringan dari band GIGI.
-
Apa makna lagu Indonesia Raya? Lagu Indonesia Raya memiliki tiga stanza, tetapi yang sering dinyanyikan adalah stanza pertama saja. Lirik lagu ini menggambarkan cinta dan kesetiaan kepada Tanah Air, bangsa, dan negara Indonesia.
Jokowi meminta hal itu diubah dengan memutar lagu nasional di jam tayang premium dan bisa ditonton semua orang, khususnya generasi penerus bangsa. "Sehingga anak-anak kita semua, dari Sabang sampai Merauke hafal lagu-lagu nasional," katanya seperti dilansir Antara.
Jokowi mengatakan media dan pers berperan dalam pembentukan karakter. Namun sayangnya fungsi itu tergerus karena perubahan tekanan dalam dunia pers. Jika dulu pers ditekan pemerintah, kini pers justru ditekan kepentingan bisnis dan industri.
"Kalau dulu tekanan pers dari pemerintah, sekarang terbalik. Pers menekan pemerintah. Tapi, yang menekan media sekarang adalah industri pers karena persaingan. Pers ditekan lingkungan sendiri. Inilah yang harus dihindari bersama," ucapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Ubaidillah mendukung penayangan siaran lagu Indonesia Raya tiap pagi di televisi.
Baca SelengkapnyaLagu dibawa oleh para pengisi acara di antaranya lagu Armada Band berjudul 'Pergi Pagi Pulang Pagi' yang dinyanyikan oleh Bulan Sutena.
Baca SelengkapnyaTak hanya petugas, warga yang berada di lingkungan Polsek Pondok Aren juga tak bergerak sama sekali di jam yang sama.
Baca SelengkapnyaKeberadaan lagu anak-anak tidak hanya untuk hiburan anak semata, namun juga memiliki dampak positif untuk tumbuh-kembang mereka.
Baca SelengkapnyaPastikan acara 17 Agustus memiliki susunan yang tertata agar dapat berjalan lancar.
Baca SelengkapnyaSeluruh penonton nampak larut bergoyang. Termasuk Basuki, Cak Lontong, Erick Thohir & Jokowi.
Baca SelengkapnyaBahkan Abdul Mu'ti berkelakar nantinya tidak ada lagi anak TK yang bernyanyi lagi 'Ada Pelangi di Mata Mu'
Baca SelengkapnyaMassa Pendukung Ganjar Padati Simpang Lima, Megawati dan Puan Nyanyi Cinta Hampa dan Joget Bareng King Nassar
Baca SelengkapnyaPresiden ke-7 RI Joko Widodo membuat trend reaction atau video reaksi dengan melihat sejumlah emak-emak yang sedang bernyanyi.
Baca SelengkapnyaDi tengah keseruan bermalam, Presiden Jokowi tetap memanfaatkan untuk berbicara serius.
Baca Selengkapnya