Jokowi Pastikan Buka Belajar Tatap Muka di Seluruh Sekolah Bila Kasus Covid Mereda
Merdeka.com - Pemerintah berjanji segera mengizinkan kembali pembelajaran tatap muka di sekolah apabila kasus Covid-19 di Indonesia sudah mereda. Tetapi saat ini, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan kasus Covid-19 yang naik signifikan membuat pemerintah terpaksa mengerem terlebih dahulu kebijakan pembelajaran tatap muka.
"Nanti kalau Covid-nya sudah mereda, kita akan membuka, memperbolehkan belajar tatap muka lagi di seluruh sekolah yang ada di Tanah Air," ujar Jokowi saat menyapa peserta vaksinasi Covid-19 untuk Pelajar SMP dan SMA secara virtual dalam Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7).
Dia menyadari, banyak anak-anak yang sangat rindu dan ingin belajar tatap muka di sekolah. Jokowi menyebut pemerintah pun berencana membuka pembelajaran tatap muka pada Juli ini.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
Namun, kata dia, penyebaran virus corona di Indonesia meningkat secara tiba-tiba sehingga pemerintah menunda pembukaan sekolah. Jokowi menuturkan kondisi ini pun juga dialami oleh negara-negara lainnya karena pandemi Covid-19.
"Saya mendengar anak-anak sudah ingin kembali sekolah tatap muka lagi, pengen ketemu teman-temannya, pengen ketemu belajar kelompok, pengen ketemu guru-gurunya. Semuanya punya keinginan seperti itu," jelasnya.
"Tapi kita semuanya harus hati-hati karena penyebaran Covid-19 masih terjadi, tidak hanya di negara kita, tapi juga negara-negara lain di seluruh dunia," sambung Jokowi.
Dia memahami banyak kendala yang dialami pelajar saat pembelajaran online atau daring. Kendati begitu, Jokowi meminta mereka tetap semangat menempuh ilmu di masa pandemi Covid-19.
"Terus belajar, jangan kendor. Kalau ada hal-hal yang mau ditanyakan belajar online, ditanyakan kepada bapak, ibu gurumu," ucap Jokowi.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus ISPA itu melonjak akibat polisi udara yang kian memburuk di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca Selengkapnya