Jokowi peringatkan Brasil: Jangan intervensi masalah eksekusi mati!
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung angkat bicara dengan tegas soal penolakan Dubes Indonesia oleh pemerintah Brasil. Jokowi memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi untuk menarik dulu Dubes Indonesia Toto Riyanto dari Brasil.
"Pada Hari Jumat malam saya dikabari mengenai kejadian credential dari Bu Menlu dan saya perintahkan Pak Dubes kita di Brasil ditarik ke Tanah Air," kata Jokowi di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (24/2),
Yang pertama, kata Jokowi, yang perlu ditegaskan adalah jangan sampai ada intervensi hukum dari negara lain mengenai ditolaknya Dubes Indonesia ini.
-
Apa sikap Jokowi terkait Jampidsus dikuntit? 'Sudah enggak ada masalah memang enggak ada masalah apa-apa,' imbuhnya.
-
Siapa yang berpendapat hukuman mati melanggar hak asasi manusia? Amnesty International berpendapat bahwa hukuman mati melanggar hak asasi manusia, khususnya hak untuk hidup dan hak untuk hidup bebas dari penyiksaan atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia.
-
Kenapa dibentuk peringatan anti hukuman mati? Alasan terakhir tersebut yang kemudian dibentuk peringatan khusus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penolakan hukuman mati untuk menghormati hak asasi manusia.
-
Bagaimana Jokowi ingin UU Perampasan Aset dikawal? 'Terakhir saya titip upayakan maksimal penyelamatan dan pengembalian uang negara sehingga perampasan aset menjadi penting untuk kita kawal bersama,' ucap Jokowi.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Mengapa eksekusi dihentikan? Ia mengatakan, pada pertengahan abad ke-19 hukuman itu sudah dihapus, diganti dengan hukuman gantung biasa.
"Saya sampaikan secara tegas, bahwa jangan ada yang intervensi masalah eksekusi mati karena itu adalah Kedaulatan hukum kita! Kedaulatan hukum kita, kedaulatan politik kita. Dan hukum positif kita ada mengenai hukuman mati ini," tegas Jokowi.
Adapun alasan Jokowi menarik Dubes Indonesia dari Brasil lantaran sudah berkaitan dengan harkat dan martabat bangsa. Menurut Jokowi, hal tersebut sudah melampaui batas kewajaran.
"Masalah Brasil kenapa saya tarik karena ini adalah masalah kehormatan negara, kehormatan bangsa. Kenapa saya tarik, karena itu masalah. Buat saya itu masalah besar," jelas Jokowi.
Sebelumnya, pemerintah Brasil menunda secara mendadak acara penyerahan credential oleh Duta Besar RI untuk Brasil Toto kepada Presiden Brasil Dilma Rousseff. Pembatalan penyerahan tersebut terjadi pada saat Toto sudah berada di Istana Kepresidenan bersama dubes-dubes lain. Hal ini terjadi di tengah pertentangan eksekusi seorang warga Brasil di Indonesia dan rencana hukuman mati warga kedua dalam waktu dekat.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menolak menanggapi soal putusan MK mengenai persyaratan baru capres dan cawapres
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Jokowi menjawab kabar yang menyebutkan dirinya akan ikut kampanye akbar terakhir pada 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaHasto ungkap hasrat Jokowi yang terus ingin berkuasa meski sudah tak lagi menjadi presiden.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi ingatkan tegas para jaksa, termasuk Polri dan KPK, agar tidak ada lagi anggotanya mempermainkan hukum.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang mencopot Anwar Usman dari jabatannya sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi.
Baca SelengkapnyaDia mewanti stabilitas keamanan agar tidak ada gejolak, utamanya agar pemerintahan berikutnya dapat berjalan baik.
Baca SelengkapnyaTerlebih, kata Ganjar, semua pihak juga ikut netral dalam menghadapi pemilu serentak 2024.
Baca SelengkapnyaReaksi Anies Tanggapi Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak: Sebelumnya Kami dengar Netral dan Mengayomi Semua
Baca SelengkapnyaPerintah Jokowi mendapat apresiasi banyak pihak, tak terkecuali aktivis.
Baca Selengkapnya