Jokowi Sebut Indonesia Belajar dari India Tangani Lonjakan Covid-19
Merdeka.com - Presiden RI Joko Widodo mengatakan Indonesia belajar dari penanganan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di India dalam menangani pandemi di Tanah Air.
"Saat ini India sudah anjlok lagi turun menjadi 50 ribu kasus per hari. Kita belajar dari sana," ujar Presiden dalam sambutannya pada pembukaan Munas VIII Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Kendari, Sulawesi Tenggara, sebagaimana disaksikan melalui tayangan Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu (30/6).
Presiden mengatakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah menelepon Menkes India. Presiden juga telah menelpon Perdana Menteri India Narendra Modi, untuk menanyakan penyebab lonjakan kasus di India.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi terkait penguntitan Jampidsus? 'Sudah saya panggil tadi,' kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Apa yang menjadi fokus Jokowi dalam masalah kesehatan di Indonesia? Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada seperti, MRI, USG hingga mamogram tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
"Dua-tiga hari, satu minggu ini juga sama, di negara lain lompatan eksponensial terjadi di Inggris, di Israel. Australia, di Sidney juga lockdown karena kenaikan sangat tinggi," ujar Presiden.
Presiden menyampaikan saat ini adalah saat yang sulit dan tidak mudah bagi dunia usaha, bagi perekonomian nasional dan global. Di Indonesia sendiri dalam beberapa pekan terakhir terjadi lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi.
Oleh sebab itu Presiden mengajak semua pihak berhati-hati, tidak lengah dan harus waspada. Kepala Negara meminta pimpinan daerah memastikan ekonomi dan kesehatan berjalan beriringan.
"Kita saat Januari telepon India, kita belajar dari sana. Akhir Januari kasus kita naik sudah 176 ribu kasus. Pernah turun di Mei pertengahan, saya ingat, turun menjadi 87 ribu kasus. Tetapi begitu ada liburan, liburan lebaran kemarin plus varian baru, hari ini kita naik melompat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu. Inilah yang saya sampaikan kita harus hati-hati, kita harus tetap waspada, kita tak boleh lengah," jelasnya.
Presiden menegaskan varian baru COVID-19 terus dipelajari. Presiden mengaku kerap menelepon Wisma Atlet setiap jam 10 hingga jam 12 malam, untuk memperoleh data.
"Saya selalu telepon ke petugas mengenai keterisian tempat tidur di Wisma Atlet. Pernah September itu 92 persen, saya betul-betul sudah gemetar, grogi betul, tapi bisa turun. Bahkan di pertengahan Mei, 18 Mei itu turun 15 persen, dari 92 ke 15 persen, sudah senang. Tapi begitu ada liburan, hari ini saya harus ngomong apa adanya, 90 persen," ujar Presiden.
Presiden mengatakan Indonesia harus terus mengejar vaksinasi. Hingga hari ini vaksinasi sudah menyentuh angka 42 juta dosis. "Sekarang tidak ada tawar-menawar, Juli satu juta harus, Agustus 2 juta harus," ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain itu, Prabowo mengungkapkan kebutuhan Indonesia akan tenaga medis yang mendesak.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengungkapkan, saat ini banyak korporasi India sudah berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan bahwa tantangan global yang sangat rumit saat ini harus dihadapi dengan kolaborasi dan kerja sama antarnegara.
Baca SelengkapnyaAda faktor yang belum terselesaikan hingga WNI sering berobat ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaBudi mengakui, harga obat dalam negeri sangat mahal. Bahkan, tiga hingga lima kali lebih mahal daripada Malaysia.
Baca SelengkapnyaKurangnya dokter spesialis di Indonesia, Jokowi meminta agar problem tersebut segera dicarikan solusinya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet menekan harga obat dalam negeri agar setara dengan negara lain.
Baca SelengkapnyaJokowi telah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk menangani kabut asap.
Baca SelengkapnyaKondisi global semakin diperparah dengan dampak perubahan iklim yaitu cuaca panas dan kemarau panjang, yang menyebabkan produksi beras menurun.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDi India, Presiden Jokowi diagendakan mengikuti rangkaian KTT G-20.
Baca Selengkapnya