Jokowi Serukan Kesetaraan Akses Vaksin di Global Health Summit
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan agar adanya keadilan vaksin untuk seluruh negara. Sebab hingga saat ini, kata dia, masih ada disparitas atau kesenjangan global atas akses vaksin masih melebar.
"Saya harus kembali mengingatkan kita semua kita hanya akan betul-betul pulih dan aman Covid-19 jika semua negara juga telah pulih, no one is safe until everyone is, saat ini tantangan akses vaksin yang adil dan merata bagi semua masih sangat besar seperti masalah suplay, pendanaan dan keengganan terhadap vaksin," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Global Health Summit dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (21/5).
Jokowi pun membeberkan saat ini masih ada beberapa negara yang sudah memulai vaksinasi kelompok berisiko rendah, yaitu anak-anak dan usia belia. Tetapi baru 0,3 persen suplai vaksin untuk negara berpengasilan rendah.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Apa yang menjadi fokus Jokowi dalam masalah kesehatan di Indonesia? Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada seperti, MRI, USG hingga mamogram tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
-
Bagaimana cara Jokowi ingin mengatasi kekurangan dokter spesialis? '2 mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yamg sebanyak-banyaknya dengan standar internasional,' tutur Jokowi.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana Jokowi jaga kesehatan? Karena aktivitas sebagai Presiden yang terbilang sangat tinggi, Jokowi selalu menjaga kesehatan dan stamina tubuhnya dengan rutin mengonsumsi jamu. Tri selaku koki andalan Jokowi selalu membuat racikan jamu spesial yang terbuat dari temulawak, kunyit dan jahe. Pantas saja yaa Pak Jokowi selalu tampil prima disetiap kesempatan.
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
"Kesenjangan itu sangat nyata ketika 83 persen dosis vaksin global sudah diterima negara kaya, sementara negara berkembang hanya terima 17persen untuk 47persen populasi dunia," ungkapnya.
Sehingga dia pun mengajak negara G20 untuk melakukan langkah-langkah agar masalah vaksin bisa teratasi. Salah satunya yaitu strategi jangka pendek dengan mendorong lebih kuat lagi dosis sharing melalui skema Covax facility.
"Ini merupakan bentuk solidaritas yang harus didorong dan dilipatgandakan khususnya mengatasi masalah ketimpangan masalah suplai, dalam jangka menengah dan panjang kita harus melipat gandakan produksi vaksin untuk memenuhi kebutuhan global," bebernya.
Tidak hanya itu, untuk membangun ketahanan kesehatan, Jokowi juga mengatakan, diperlukan kapasitas produksi secara kolektif. Dengan para ahli teknologi dan investasi.
"Jika isu kapasitas produksi dan distribusi vaksin tidak segera ditangani, saya khawatir semakin lama kita dapat menyelesaikan pandemi ini," ungkapnya.
G20 Harus Dukung Kesetaraan Vaksin
Sebab tercapainya produksi ekonomi yang positif menurut institusi keuangan dunia, kata Jokowi, akan sangat bergantung bagaimana kerja sama seluruh negara menangani pandemi. Jokowi pun meminta agar anggota negara G20 bisa memberikan dukungan peningkatan produksi serta kesetaraan akses vaksin bagi negara.
"Indonesia mendukung adanya usulan Trade-Related Intelectual Property Rights (TRIPs) Waiver bagi pencegahan dan pengobatan covid19 termasuk untuk vaksin,” katanya.
Indonesia juga, kata Jokowi, telah memutuskan untuk menjadi salah satu negara co-sponsor proposal Trade-Related Intelectual Property Rights (TRIPs) Waiver. Dengan begitu, kata Jokowi, Indonesia berharap negara anggota G20 lainnya dapat memberikan dukungan yang sama.
"Sebagai produsen vaksin terbesar di Asia Negara, Indonesia siap menjadi hub (pusat) peningkatan produksi vaksin di kawasan," ungkapnya.
©2021 Merdeka.com/biro pers istanaDalam kesempatan itu, Jokowi menambahkan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 akan berakhir. Hal tersebut diperkuat dengan peringatan WHO bahwa tahun ke dua pandemi bakal lebih mematikan lantaran adanya perkembangan varian virus baru.
"Yang mulia sejak pertemuan kita terkahir 6 bulan yang lalu belum ada tanda-tanda pandemi akan segera berakhir. Dokter Tedros Dirjen WHO, menyampaikan pada tahun ke-2 pandemi dampaknya bisa jauh lebih mematikan dibanding tahun pertama. perkembangan varian-varian baru virus Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi dunia," kata Jokowi.
Jokowi pun meminta agar negara G20 untuk membuat langkah strategis untuk menghadapi pandemi di masa depan. Dengan menjadi bagian utama upaya membangun arsitektur ketahanan kesehatan global yang kokoh.
"Kerjasama Global menjadi sebuah keniscayaan melalui komitmen politik yang Solid G20 perlu mendukung traktat kesiapan pandemi global dan penguatan peran sentral WHO," bebernya.
Dia juga mengatakan, negara G20 harus menjadi katalisator ketahanan kesehatan kawasan melalui peningkatan sistem deteksi, peringatan dini dan mekanisme berbagi informasi serta dukungan pendekatan one health.
Kemudian dia juga mengatakan prinsip-prinsip dalam deklarasi Rhoma sangat penting untuk ketahan kesehatan global.
"Namun prinsip tersebut tidak akan berarti jika tidak diterapkan secara konkret. Implementasi adalah kunci dan dunia hanya bisa pulih serta menjadi lebih kuat jika kita melakukannya bersama-sama, recover together, recover stronger," tegasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bicara mengenai solidaritas internasional yang menurun di tengah ketegangan geopolitik.
Baca SelengkapnyaTerlebih, kata Jokowi, distribusi dokter spesialis di daerah juga tak merata.
Baca SelengkapnyaKurangnya dokter spesialis di Indonesia, Jokowi meminta agar problem tersebut segera dicarikan solusinya.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta program kesehatan yang bermanfaat untuk masyarakat cepat dilakukan.
Baca SelengkapnyaJokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak negara-negara anggota OKI untuk bersatu dan berada di barisan terdepan demi memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina.
Baca SelengkapnyaKTT penting untuk menegaskan kepemimpinan Indonesia di Asia Tenggara dan kawasan lebih luas.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan bahwa Indonesia berharap agar dunia menjadi sebuah keluarga besar yang saling membangun
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaHal pertama disorot Presiden Jokowi adalah kerja sama di bidang kesehatan.
Baca Selengkapnya