Jokowi: Tak ada institusi punya kekuasaan mutlak, apalagi diktator
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo hari ini membuka Simposium Internasional Mahkamah Konstitusi se-Asia yang berlangsung di Kampus Universitas Sebelas Maret Solo. Dihadiri ribuan tamu baik dari dalam dan luar negeri, Jokowi berpesan demokrasi tidak bisa kalah dengan pengerahan massa yang memaksakan kehendak.
Dalam sambutannya di hadapan para delegasi, Jokowi kembali menyinggung soal diktator dan otoriter. "Tidak ada satu pun institusi yang memiliki kekuasaan yang mutlak, apalagi seperti diktator. Konstitusi memastikan adanya perimbangan kekuasaan antar lembaga-lembaga negara," kata Presiden Jokowi di hadapan peserta simposium, Rabu (9/8).
Lembaga negara saling mengawasi. Konstitusi negara mencegah munculnya mobokrasi. "Yang memaksakan kehendak atas nama jumlah masa," imbuh Jokowi.
-
Bagaimana Jokowi ingin UU Perampasan Aset dikawal? 'Terakhir saya titip upayakan maksimal penyelamatan dan pengembalian uang negara sehingga perampasan aset menjadi penting untuk kita kawal bersama,' ucap Jokowi.
-
Kenapa Jokowi minta Parmusi jaga kondusifitas Pemilu? 'Bapak presiden memberikan pesan agar supaya Parmusi juga ikut menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan dalam rangka menyambut tahun politik 2024 agar pemilu dapat dilaksanakan secara aman damai jujur adil tepat pada tanggal 14 Februari yang akan datang,'
-
Apa yang ditekankan Jokowi soal UU Perampasan Aset? 'Terakhir saya titip upayakan maksimal penyelamatan dan pengembalian uang negara sehingga perampasan aset menjadi penting untuk kita kawal bersama,' ucap Jokowi.
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Apa sikap Jokowi terkait Jampidsus dikuntit? 'Sudah enggak ada masalah memang enggak ada masalah apa-apa,' imbuhnya.
Dengan demikian, akan terbangun demokrasi yang sehat yang baik. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, tidak mudah patuh dan taat kepada konstitusi di tengah dunia yang berubah dengan cepat. Banyak hal baru yang muncul dan berpotensi menjadi tantangan.
"Tantangan kita dalam berkonstitusi tidak sepenuhnya mudah. Dunia berubah dengan cepat. Banyak hal-hal baru yang muncul. Dibandingkan dahulu saat konstitusi kita masing-masing disusun.
Simposium ini merupakan serangkaian acara Association of Asian Constitutional Courts and Equivalent Institutions/AACC) yang diawali oleh pertemuan Dewan Anggota atau Board of Member Meeting (BOMM) MK se-Asia. Acara yang dimulai sejak 7 Agustus tersebut diikuti oleh 13 negara Asia.
Hadir dalam simposium ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, para ketua MK se Asia dan institusi sejenis, serta ratusan mahasiswa undangan dari berbagai universitas di Solo dan sekitarnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu dikatakan Megawati dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh gubernur se-Indonesia di Balai Samudra, Jakarta
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Jokowi kepada Pejabat TNI-Polri di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Kamis (12/9).
Baca SelengkapnyaMenurut dia, sejumlah Presiden Jokowi seolah tidak pro terhadap tegaknya demokrasi.
Baca SelengkapnyaMenurut Nusron, sistem seperti orde baru hanya terjadi apabila ada pembungkaman suara-suara tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaKepala negara meminta apa yang dipelajari negara lain juga dipelajari Indonesia. Jokowi meminta RI bergerak adaptif guna menghadapi kompetitor.
Baca SelengkapnyaRelasi Jokowi kepada Megawati tidak berubah meski keduanya kini berbeda jalan politik.
Baca Selengkapnya"Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan," kata Jokowi
Baca Selengkapnya