Jokowi tak gentar diteror asing soal eksekusi mati
Merdeka.com - Enam terpidana mati dalam kasus narkoba sudah dieksekusi pada Minggu (18/1) dini hari lalu. Satu warga negara Indonesia, sisanya warga negara asing.
Eksekusi dilakukan di dua lokasi berbeda. Lima terpidana dieksekusi di Nusakambangan, Cilicap, Jawa Tengah, dan seorang lagi di Boyolali.
Keputusan pemerintah, dalam hal ini Kejaksaan, mengambil langkah eksekusi mati, membuat mata dunia terkejut. Eksekusi kemarin seolah menunjukkan Indonesia tak main-main memerangi kejahatan narkoba yang mayoritasnya dikendalikan asing.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang terluka dalam eksekusi tersebut? Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa menteri Jokowi yang dipanggil MK? Empat menteri itu meliputi Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
-
Siapa yang berpendapat hukuman mati melanggar hak asasi manusia? Amnesty International berpendapat bahwa hukuman mati melanggar hak asasi manusia, khususnya hak untuk hidup dan hak untuk hidup bebas dari penyiksaan atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia.
Mungkin itu pula yang jadi alasan dua negara, Belanda dan Brasil berusaha keras melobi pemerintah Indonesia agar warga mereka diampuni dan tak ikut didor di hari eksekusi kemarin. Tapi pemerintah tegas tak bisa kompromi sebab eksekusi adalah keputusan akhir dari sebuah perkara di mana semua hak si terpidana sudah diajukan atas nama keadilan.
Tak cuma dua negara itu, belakang pemerintah Australia dan Nigeria juga melobi pemerintah. Mereka berharap hubungan bilateral yang terjalin selama ini bisa jadi pertimbangan untuk tak memasukkan nama warga negara Australia dalam daftar eksekusi.
Tapi pemerintah tak gentar. Berikut ketegasan pemerintah meski diteror asing soal eksekusi mati:
Kemlu tegaskan peredaran narkoba pelanggaran serius dan keji
Kementerian Luar Negeri menyayangkan sikap pemerintah luar negeri yang menarik dubesnya dari Indonesia. Meski demikian, Kemlu tak mau berpendapat terlalu banyak, selain itu hak mereka, proses eksekusi pada WNA juga sudah sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional apalagi pelanggaran yang mereka lakukan serius dan keji yaitu peredaran narkoba."Kami sampaikan bahwa seluruh tahapan proses hukum telah dilalui di Indonesia sebagai negara demokrasi yang berdaulat dan menjunjung tinggi supremasi hukum," ujar juru bicara kementerian luar negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir.Kemlu memandang isu tersebut harus dilihat secara luas karena narkoba merupakan kejahatan tingkat dunia. Di Indonesia, Kemlu memandang masalah narkoba sudah dalam tahap darurat."Hal tersebut yang membuat komitmen pemerintah Indonesia sangat kuat untuk menindaklanjuti kejahatan-kejahatan terkait dengan narkoba," katanya.
Menko Polhukam minta negara asing hormati proses hukum di Indonesia
Pemerintah meminta negara asing menghormati proses hukum di Indonesia. Toh sebelum dieksekusi, tentunya semua terpidana mendapatkan haknya untuk berjuang melalui berbagai tahapan demi sebuah keadilan."Ya silakan saja mereka mau menanggapi apa. Tapi kan hukum kita dihormati dan kita tegakkan dengan benar. Apabila tidak kita tegakkan mulai sekarang, kita akan selalu dipermainkan oleh negara yang lain," kata Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno di Istana.Menurut Tedjo, Jokowi tak akan tebang pilih. Dia menolak permintaan Belanda dan Brasil serta tetap menghukum mati kedua kurir narkoba tersebut. Hal ini pun akan berlaku untuk Australia dan negara lain."Kemarin juga Presiden Brasil kemudian juga PM Belanda sudah menelepon presiden tapi beliau menyatakan ini sudah keputusan negara sehingga negara-negara yang warga negaranya tersangkut masalah hukum bahkan dieksekusi mati harus menghargai dan menghormati hukum yang berlaku di Indonesia," tegas Tedjo.
JK sebut peredaran narkoba juga pelanggaran HAM, tak bisa diampuni
Eksekusi hukuman mati yang dilakukan Indonesia terhadap enam terpidana narkoba, dinilai beberapa negara telah Hak Azasi Manusia (HAM).Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah Indonesia menghargai keberatan yang muncul dari negara-negara tersebut. Namun, JK menegaskan, penegakan HAM tidak boleh bertentangan dengan hukum."Mereka selalu bilang Hak Asasi Manusia (HAM). Nah, HAM itu harus taat hukum, menghormati azasi lain dan hukum. Kalau 40 orang meninggal tiap hari karena narkoba, apa perlu diampuni orang yang menyebabkan itu? Itu kan langgar HAM juga. Mereka bicara masalah 1 jiwa, tapi bagaimana masalah 40 jiwa lainnya. Apapun itu bisa diselesaikan kemudian," tutur JK di kantornya.JK menilai, pemberlakuan hukuman mati di Indonesia tidak bertujuan untuk menjadikan Indonesia negara yang ditakuti, namun adalah untuk menimbulkan efek jera."Mungkin tak semua bisa jera, tapi ini peringatan keras bagi siapa pun yang laksanakan kejahatan itu, negara apapun, tidak pandang bulu," tegas JK.Terkait dengan upaya lobi yang dilakukan Perdana Menteri Australia, Tony Abbot dengan berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo, meminta agar Indonesia tidak mengeksekusi mati warganya yang terlibat kasus narkoba jaringan 'Bali Nine', JK menegaskan, hukum yang berlaku di Indonesia berlaku sama."Ya seperti saya katakan, hukum tak kenal diskriminasi kewarganegaraan, hanya kenal tindakan yang sama kepada suatu perbuatan yang sama," tutur JK.
Menkum HAM pastikan tak ada ampun buat bandar narkoba selain dieksekusi
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menegaskan hukuman mati bagi bandar narkoba tetap akan dilanjutkan meski banyak menuai protes dari negara asing yang warganya dieksekusi mati di Indonesia. Menurutnya, saat ini Indonesia sudah darurat narkoba."Kita melihat bahwa Indonesia sudah darurat dengan narkoba, tidak bisa ditoleransi lagi. Bahwa kita harus memberikan pelajaran ke bandar narkoba," kata Yassona."Pecandu narkoba kita rehabilitasi, bandarnya kita eksekusi," tambahnya.
Negara tarik dubes-nya di RI, pemerintah siapkan eksekusi gelombang kedua
Beberapa negara menarik dubesnya dari Indonesia karena lobi eksekusi mati pada warganya tak direspons. Mendapat protes itu, Kejaksaan Agung tetap jalan terus dan mengisyaratkan akan kembali melakukan eksekusi terhadap para terpidana mati."Ya seperti gelombang pertama dulu (persiapannya). Kita cermati dulu, apakah semua masalah hukumnya sudah terselesaikan apa belum kan. Kalau sudah, ya tentunya kita laksanakan," kata Jaksa Agung, HM Prasetyo.Lebih lanjut, Prasetyo enggan membeberkan berapa jumlah terpidana mati pada gelombang kedua ini. Namun, tegas dia, saat ini sedang dalam proses pengkajian hukum lebih lanjut."Kalau upaya hukum yang biasanya kan udah selesai semua. Yang luar biasa ini grasi dan PK. Ya nanti acuan kita tentunya pada grasi sekarang ya. Karena grasi kan dianggap sebagai upaya hukum luar biasa terakhir. Orang udah minta maaf dan minta ampun kan, ya sudah kan. Orang udah nyatakan salah dan minta ampun," jelasnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pidato kenegaraan Presiden Jokowi jelang hari kemerdekaan Indonesia, mengejutkan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaDua putusan MK tersebut memiliki efek langsung buat kedua putra Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaDia menegaskan jika Indonesia tidak bisa didikte oleh siapa pun.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi santai putusan Mahkamah Konstitusi yang akan dibacakan hari ini
Baca Selengkapnyaa. Jokowi mengapreasiasi Menlu yang berani lantang dan keras mengkritik aksi Israel.
Baca SelengkapnyaJokowi menyatakan, tragedi kemanusiaan di Palestina tidak bisa ditolerir sedikit pun.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengaku prihatin ratusan kepala negara dan miliaran manusia di bumi tidak mampu menghentikan kekejaman Israel,
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel ke Rumah Sakit Al Ahli di Gaza.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang mencopot Anwar Usman dari jabatannya sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi.
Baca SelengkapnyaJokowi melihat yang tetap dibicarakan netizen adalah soal tukang kayu, padahal sedang ramai mengenai Pilkada.
Baca SelengkapnyaJokowi enggan berkomentar banyak soal putusan MKMK. Ternyata ada alasan khusus kenapa Jokowi irit bicara.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan dirinya sering merasa risau setiap mendengar pujian itu sebab Istana Jakarta dibangun oleh kolonial Belanda.
Baca Selengkapnya