Jual peluru buat pemakai senpi rakitan, pensiunan polisi diciduk
Merdeka.com - Bambang Sugiharto (65), pensiunan polisi berpangkat AKBP, ditangkap lantaran menjadi pemasok amunisi bagi pengguna senjata api rakitan di wilayah Sumatera Selatan. Sudah ribuan amunisi berhasil dijualnya.
Kapolresta Palembang, Kombes Tjahyono Praswoto, mengungkapkan bisa menjual ribuan amunisi berasal dari tiga negara. "Ribuan peluru itu berasal dari pabrikan ternama di dunia. Ada dari Amerika, Italia, termasuk juga buatan dalam negeri dari PT Pindad," kata Tjahyono, Senin (25/4).
Tjahyono tidak merinci total amunisi yang sudah dipasok selama tiga kali pengiriman. Pihaknya justru menduga peluru itu untuk melakukan tindak kriminal.
-
Siapa yang mengacungkan senjata api? Menurut dia kondisi seketika mencekam, karena dua dari gerombolan itu mengacungkan senjata api.
-
Bagaimana seseorang bisa membeli senjata api di AS? Orang Amerika bisa membeli senjata dengan mudah hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
-
Dimana senjata api bisa ditemukan di AS? Senjata api dapat ditemukan di ratusan toko di AS, mulai dari partai besar seperti Walmart, hingga skala yang lebih kecil seperti Ken's Sporting Goods & Liquor Store.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Di mana gudang peluru meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
"Dugaan kita untuk kriminal, berapa jumlahnya belum tahu, yang pasti sudah tiga kali pengiriman," ujarnya.
Sementara, Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede, mengatakan, tersangka membeli amunisi yang ketiga sebanyak 3.900 butir atau senilai Rp 62,6 juta. Dengan rincian, 50 butir amunisi buatan Amerika Serikat jenis IK kaliber 30,06 mm, 2.500 butir amunisi buatan PT Pindad kaliber 9 x 19 mm, 950 butir amunisi buatan Amerika Serikat jenis US Carabine kaliber 30 mm, dan 400 butir amunisi buatan Pindad jenis P2 kaliber 7,62 x 45 mm.
"Itu barang bukti dalam sebuah paket yang ditemukan di Palembang Jumat kemarin. Ada juga dua pucuk senpi jenis FN," terangnya.
Sedangkan dalam penggerebekan di rumah tersangka di Jambi, petugas menemukan barang bukti 1.858 butir amunisi. Di antaranya, 1.000 butir amunisi buatan Pindad jenis 30,08 kaliber 7,62 x 51 mm, amunisi buatan Pindad jenis C.223 kaliber 5,56 x 45 mm sebanyak 400 butir, dan 450 butir amunisi buatan Itali kaliber 9x21 mm.
"Ada juga tujuh butir amunisi gas kaliber 20 mm dan amunisi penabur jenis GA.12 sebanyak satu butir. Petugas juga menemukan satu pucuk Magazen GZ Karel Gustaf," pungkasnya.
Tersangka Bambang ditangkap jajaran Polda Jambi di rumahnya di Kelurahan Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Minggu (24/4) lalu. Saat digeledah ditemukan peluru berbagai jenis sebanyak 2.805 butir. Polisi juga menemukan sarung senjata api laras panjang, dan pedang ukuran panjang dari rumah itu.
Kasus ini terungkap setelah Polresta Jambi mendapatkan informasi dari Polresta Palembang yang menemukan satu paket berisi ribuan butir peluru kaliber 9 mm dan dua pucuk senpi di Palembang, Jumat (22/4) lalu.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Metro Jaya membongkar sindikat penjualan senjata api ilegal hasil kerja sama dengan TNI Angkatan Darat.
Baca SelengkapnyaDari puluhan senjata dibongkar polisi dan TNI itu, beberapa senjata di antaranya merupakan hasil modifikasi.
Baca SelengkapnyaHengki membantah soal kabar Iptu Muhamad Yudi Kanit Reskrim Polsek Bekasi Utara yang disebut jadi penyuplai senjata ke DE.
Baca SelengkapnyaPenangkapan tiga polisi ini hasil pengembangan kasus terduga teroris DE yang merupakan pegawai KAI.
Baca SelengkapnyaTiga polisi terlibat penjualan senjata api ilegal tersebut sudah ditangani Biro Paminal.
Baca SelengkapnyaKasus MG terungkap setelah adanya laporan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaDua petani asal Banyuwangi berbisnis senjata api ilegal. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaDirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkap kasus jual beli Senpi ilegal.
Baca SelengkapnyaHasil olah TKP dilakukan polisi menemukan selongsong peluru diduga dari senjata api dimuntahkan pelaku di lokasi.
Baca SelengkapnyaKasus ini terbongkar setelah polisi menerima informasi dari intelijen terkait aktivitas penjualan senjata api ilegal.
Baca SelengkapnyaSyarif masih ditempatkan bertugas seperti biasa di Polresta Cirebon Kabupaten.
Baca Selengkapnya