Jual Surat Rapid Tes Antigen Palsu, Mahasiswa di Jember Diringkus Polisi
Merdeka.com - Imam Baihaki (24), seorang mahasiswa di Jember diringkus Tim Cyber Ditreskrimsus Polda Jatim. Dia diduga terlibat jual surat hasil rapid tes antigen palsu. Dalam kurun tak sampai sebulan, tersangka berhasil menjual surat rapid palsu pada 44 orang.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, tersangka warga Dusun Krajan III, Kelurahan Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember ini diketahui masih berstatus mahasiswa.
Ia melakukan proses jual beli surat rapid tes antigen palsu sejak 25 Desember 2020 lalu, hingga akhirnya ditangkap polisi.
-
Kapan Kejaksaan Agung menetapkan tersangka? Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung menetapkan satu tersangka perkara dugaan tindak pidana korupsi pada kegiatan importasi gula PT SMIP tahun 2020 sampai dengan 2023.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
"Tersangka sudah melakukan perbuatan pidananya sejak 25 Desember 2020 lalu. Yang bersangkutan juga berstatus mahasiswa," kata Gatot, Senin (11/1).
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim Kombes Pol Farman mengatakan, modus operandi yang dilakukan tersangka adalah, pada Desember 2020, tersangka memposting di media sosial (Facebook) soal jasa pembuatan hasil rapid tes antigen dan antibody palsu.
Dari hasil postingan itu ada sekitar 20 orang yang memesan surat yang dibuat tersangka. Dari pemesanan itu, tersangka mendapatkan keuntungan sekitar Rp1,5 juta.
Bahkan, momentum pilkada serentak yang berlangsung pada desember lalu juga turut dimanfaatkan tersangka. Tersangka yang menjadi panitia pengawas kecamatan (Panwascam), melayani pembuatan hasil rapid tes palsu pada 24 orang. Padahal, 24 orang itu diketahui reaktif dari hasil rapid tes asli.
"Tersangka lantas membuatkan hasil rapid tes yang diatas namakan Klinik Nurus Syifa, dengan harga per lembar Rp400 ribu," tegasnya.
Ia menambahkan, jika dihitung dari 25 Desember 2020 sampai pada akhirnya ditangkap, tersangka sudah mengeluarkan hasil rapid tes sebanyak 44 lembar. Dari tangan tersangka polisi berhasil mengamankan barang bukti satu unit laptop dan hanphone.
"Tersangka dijerat dengan pasal 51 Jo pasal 35 UU ITE dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara, dengan denda 12 miliar, Jo pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara," tambahnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus itu terbongkar usai pihak jasa pengiriman kemudian melaporkan temuan ganja itu ke Polsek Tambora.
Baca SelengkapnyaIa mengaku dijanjikan uang sebanyak Rp20 juta sebagai imbalan telah mengerjakan tes CPNS.
Baca SelengkapnyaTersangka dikenal tetangga sebagai mahasiswa di salah satu kampus Jakarta.
Baca SelengkapnyaWebsite yang dibuat oleh JMW adalah https://maktabdaimi.blogspot.com/?m=1. Sementara untuk situs resminya tercatat https://rabithahalawiyah.org/.
Baca SelengkapnyaKasus pemalsuan dokumen berhasil diungkap oleh jajaran Polsek Setiabudi, Jakarta Selatan. Dua orang tersangka atas nama TN (32) dan PRA (21) ditangkap.
Baca SelengkapnyaArdian menjelaskan JMW menjalankan bisnis ilegal itu atas desakan kebutuhan ekonomi
Baca SelengkapnyaDua Pelaku Pemalsuan Dokumen di Jaksel Ditangkap, Sudah Layani 500 Pesanan dengan Omzet Fantastis
Baca SelengkapnyaTujuan pria tersebut semulanya bukan ingin melakukan penangkapan terhadap target operasinya, melainkan urusan yang lain.
Baca SelengkapnyaPelaku meretas alamat dan nomor telepon seluler Polsek Setiabudi dengan mengaku sebagai anggota Kepolisian
Baca SelengkapnyaAdapun dua mahasiswa tersebut bernama inisial DAN (23), dan DA alias Acil (23)
Baca SelengkapnyaPolisi gadungan bawa kabur motor, ponsel hingga uang mahasiswi Palembang
Baca SelengkapnyaAksinya itu viral setelah korban mengunggah video rekaman CCTV ke media sosial
Baca Selengkapnya