Jujur, Aiptu Jailani lebih terkenal dari Kapolres Gresik
Merdeka.com - Benar kata Soekarno: Orang-orang hebat (besar) selalu lahir di tempat-tempat 'kumuh.' Kalimat yang pernah ditulis presiden pertama RI ini, terbukti dengan lahirnya satu di antara sekian juta orang yang lahir di korps Kepolisian Republik Indonesia. Satu di antara jutaan anggota polisi itu, menyandang nama besar, meski hanya seorang bintara.
Adalah Aiptu Jailani, anggota Satlantas Polres Gresik, Jawa Timur, yang menjadi cerminan kalimat Bung Karno tersebut. Nama Aiptu Jailani, begitu tersohor di seantero Kabupaten Gresik.
Ketenaran bapak dua anak yang telah 23 tahun mengabdikan diri di kepolisian ini, mengalahkan perwira-perwira tinggi di Republik ini, kecuali nama pejabat atau perwira polisi yang (sedang) terjerat kasus korupsi dan santer dibicarakan di seantero tanah air saat ini. Karena nama Jailani dikenal hanya di seputar wilayah Gresik saja.
-
Siapa yang harus menjawab pertanyaan anak? Orang tua disarankan untuk mengajukan pertanyaan klarifikasi kepada anak, seperti menanyakan kembali apa yang dimaksud dengan pertanyaannya.
-
Siapa yang bisa membantu orang tua menjawab pertanyaan anak? Ada banyak sekali buku yang membahas tentang apa yang ada di muka bumi ini untuk menjawab pertanyaan si kecil. Jelajahi bagian parenting di perpustakaan atau toko buku atau konsultasikan dengan orangtua lain yang berpikiran sama.
-
Bagaimana kakak menjawab pertanyaan adik? “Itu,“ jawabnya singkat sambil menunjuk makam sang ibunda.
-
Siapa yang menyapa Kapolri? Bapak saya kan masuk polisi tahun 83, bapak Kapolri kan tahun 91. Di belakang katanya Bapak Kapolri katanya adik-adikannya Pak,' kata komika ini yang langsung membuat para Jenderal tertawa.
-
Nama anak laki-laki apa yang artinya 'orang yang jujur'? Abisatya: Kelak jadi orang yang jujur
-
Bagaimana Kapolri disapa oleh anggotanya? Bapak saya kan masuk polisi tahun 83, bapak Kapolri kan tahun 91. Di belakang katanya Bapak Kapolri katanya adik-adikannya Pak,' kata komika ini yang langsung membuat para Jenderal tertawa.
Ketenaran Jailani di Kota Pudak, julukan Gresik, bukan karena dia pernah atau sedang tersangkut masalah hukum. Tapi karena ketegasan dia, kedisiplinan dan kejujuran dia saat mengemban tugasnya sebagai anggota Polantas.
"Oh polisi itu. Satu-satunya polisi paling adil di Gresik itu tah," kata salah seorang pengunjung di warung kopi di Jalan RA Kartini, Gresik, Suradi ketika ditanya soal Aiptu Jailani.
Bahkan, si pengunjung warung kopi itu juga mengatakan, kalau tanya soal Jailani, orang di hampir seluruh Gresik ini, ya pasti tahu. "Jailani itu satu-satunya polisi yang suka nilang di sini (Gresik). Tak cuma itu, seluruh warung kopi di Gresik, meski jarang berkendara dan tak pernah bertatap muka dengan Jailani, pasti kenal dengan nama Jailani. Karena dia dikenal polisi yang suka nilang, bahkan istrinya sendiri saja ditilang," cetus dia.
Sementara Wahyudi, juga seorang pengunjung warung kopi di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Gresik mengatakan, nama Jailani lebih dikenal di Gresik ketimbang nama kapolresnya. Ketenaran nama Jailani itu, karena sikap disiplinnya, kejujurannya, serta tak pernah ada kompromi ketika melakukan tilang bagi pengendara yang melanggar rambu-rambu lalu lintas. Bahkan, anak-anak sekolah dasar mengenal baik nama Jailani.
"Dulu, saya lupa pastinya kapan, kalau nggak salah antara 2010/2011 lalu. Tapi yang jelas saat itu, Kapolres Gresik dijabat oleh AKBP M Iqbal, mantan Kapolres Sidoarjo yang pindah di Gresik (sekarang Kapolres Jakarta Utara). Sempat geregetan sama Jailani, gara-gara Jailani yang hanya berpangkat Aiptu lebih dikenal daripada dia (M Iqbal)," ungkap Wahyudi.
Wahyudi menceritakan, kejadian itu terjadi saat Polres Gresik menggelar acara dialog antara kapolres dengan anak-anak sekolah dasar se-Kabupaten Gresik. "Saat anak-anak itu ditanya siapa nama Kapolres Gresik, dengan serempak anak-anak itu menjawab Pak Jailani. Dan kabarnya, usai acara itu, Jailani ditegur oleh kapolres," cerita dia.
Sementara Jailani sendiri mengaku sikap dan sepakterjangnya di lapangan, merupakan buah dari didikan kedua orang tuanya, yaitu almarhum Mustamin dan Jaitun. Khususnya sosok sang ibu, Jaitun.
Jailani bukan lahir dari kalangan orang-orang hebat, atau dari kalangan militer, yang kerap menanamkan pendidikan ala militer. Jailani hanya seorang anak dari petani asal Jombang. Kedisiplinan itu justru lahir karena didikan sang Ibu.
Menurut Jailani, ibunya merupakan sosok perempuan yang sangat disiplin. "Saat menaruh sendal misalnya. Harus berjajar rapi. Sampai-sampai saya tahu, kalau sendal-sendal itu berserakan, pasti ada tamu di rumah saya. Pun begitu dengan baju-baju kotor saya. Jika tidak saya taruh di keranjang cucian, maka sampai dua minggu juga, baju kotor saya tidak akan dicuci sama ibu," kata Jailani.
Sementara untuk masalah disiplin waktu, anak tunggal dari petani asal Jombang itu, mengaku sejak duduk di bangku kelas lima SD, dia sudah memakai jam tangan.
"Tujuannya untuk mengingat waktu. Kapan saya harus salat, kapan saya harus belajar, kapan saya harus mengerjakan semua pekerjaan rumah. Semua harus diprogram sesuai dengan jadwal waktu. Jam tangan itu, mengajarkan saya atau mengingatkan saya tentang betapa berharganya waktu."
Selain mendapatkan pendidikan kedisiplinan dari orang tuanya, Jailani juga mendapatkan ilmu kedisiplinannya saat bertugas di Papua pasca lulus mendaftar sebagai anggota polisi di Polda Jawa Timur, sekitar tahun 1990 silam. "Di SPN (Sekolah Polisi Nasional) di Polda Papua, saya diwanti-wanti agar terus menjaga kedisiplinan saya saat kembali ke Jawa," kenang dia.
Dan hingga saat ini, ketika dia bertugas di Satlantas Polres Gresik selama sekitar sembilan tahunan, ketegasan, kedisiplinan dan kejujuran itu, masih dipegang teguh oleh Jailani. Karena ketegasan dan tak mudah disuap saat menindak pelanggar aturan berlalu lintas di Kota Pudak itu, Jailani begitu disegani dan ditakuti.
"Kalau guyonan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu Polisi Hoegeng, patung polisi, dan polisi tidur. Tapi karena ada Jailani, maka polisi jujur di Indonesia, sekarang ada empat," celoteh Syarep yang tengah menikmati kopi hangatnya di warung kopi dekat Petrokimia Gresek.
Beredar video polisi mengajak damai bule Belanda di Bali
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua adik Irjen Lutfhi yakni Brigjen TNI Zainul Bahar dan AKBP Sinwan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang jenderal Polisi bintang dua diserbu oleh ratusan anak yang ingin bersalaman dan minta tanda tangan.
Baca SelengkapnyaMomen komandan polwan cantik Iptu Warti Prakoso memberikan arahan pada para Bintara Remaja Polri. Dua anak buruh tani jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaBerikut momen saat Jenderal Agus Subiyanto puji Kopral TNI di depan Kapolri.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Kompol Syarif bertemu anak mantan komandannya.
Baca SelengkapnyaTerungkap, ada salah satu siswa SPN yang merupakan putra dari tukang penjual kicimpring, keripik khas Tanah Pasundan.
Baca SelengkapnyaSosok Polisi sangar Jacklyn Choppers bagikan momen bahagia saat sang putra dilantik menjadi Bintara muda Polri. Ini momen selengkapnya.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita inspiratif tiga putra suku anak dalam Jambi hingga berhasil jadi polisi.
Baca SelengkapnyaIrjen Ahmad Luthfi mampu 'nyelip' di antara Kapolda alumni Akpol meski dari lulusan Sekolah Perwira.
Baca SelengkapnyaSang Kades bahkan tak segan untuk melempar 'roasting'. Candanya pun membuat sang Jenderal tertawa lepas.
Baca SelengkapnyaIni sosok di balik suksesnya tiga perwira TNI-Polri saat ini hingga mampu menjabat posisi strategis. Siapa orangnya?
Baca Selengkapnya