Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jumat, perayaan Sekaten di Keraton Surakarta dimulai

Jumat, perayaan Sekaten di Keraton Surakarta dimulai Perayaan Sekaten di Keraton Surakarta. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat akan menggelar Sekaten. Perayaan Sekaten akan dimulai Jumat (24/11) dengan dikeluarkannya perangkat gamelan pusaka Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari dari dalam keraton.

Kedua gamelan pusaka ini akan diarak ke depan Masjid Agung keraton dan ditempatkan di Bangsal Pradangga sisi utara dan selatan depan masjid. Perayaan Sekaten ditandai dengan mulai dibunyikannya kedua gamelan. Nantinya gamelan akan ditabuh (dibunyikan) oleh abdi dalem selama sepekan hingga puncak perayaan sekaten pada 12 Rabiulawal 1439 Hijriah atau 1951 tahun Jawa, bertepatan dengan hari Jumat, 1 Desember 2017.

"Karena bertepatan dengan hari Jumat, gamelan baru akan ditabuh setelah salat Jumat. Kira-kira jam 9. 00 pagi gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari kita keluarkan dari dalam keraton ke Masjid Agung," ujar Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Dipokusumo, di Sasana Putra, Rabu (22/11).

Pria yang akrab disapa Gusti Dipo itu menambahkan, kedua perangkat gamelan akan dibawa keluar oleh utusan, sentana dan abdi dalem melalui Kori Kamandungan-Sapit Urang Barat hingga ke Masjid Agung. Sebelum ditabuh, utusan Dalem SISKS Paku Buwono XIII akan membacakan sejarah Sekaten. Dilanjutkan dengan doa oleh Abdi Dalem Pengulu Tapsir Anom atau takmir Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta.

"Selanjutnya Utusan Dalem SISKS Paku Buwono XIII, GPH Dipokusumo ndhawuhaken ungelipun Gongso (perintah membunyikan gamelan) Sekaten. Dan dilanjutkan ramah tamah di Bangsal Masjid Agung," jelasnya.

Gusti Dipo menjelaskan, kedua gamelan akan dibunyikan secara bergantian hingga malam selama sepekan. Jumlah penabuh masing-masing gamelan sebanyak 22 orang, termasuk pimpinan atau biasa disebut tindih. Gamelan akan berhenti dibunyikan saat waktu salat saja. Namun khusus hari Jumat, gamelan baru mulai ditabuh setelah waktu salat Ashar.

"Puncak acara akan kita laksanakan Grebeg Mulud atau Gunungan, pada Jumat tanggal 1 Desember. Gunungan kita arak sebelum salat Jumat. Satu perangkat gamelan yang balik kita tata dan ditabuh cara balen. Pada Sabtu pagi kita lanjutkan dengan upacara Dal," jelasnya lagi.

Dalam perayaan Sekaten, lanjut Gusti Dipo, selalu disertai dengan tradisi unik lainnya. Ada penjual pecut atau cambuk, penjual kinang atau sekapur sirih, endhog amal atau telor asin, celengan tanah, hingga berbagai penganan dan mainan anak-anak. Pasar malam yang dua tahun terakhir tak nampak karena Alun-alun utara digunakan sebagai pasar darurat, tahun ini dipindahkan ke Alun-alun selatan.

"Pecut ini maknanya sebagai cambuk atau dorongan agar kita berusaha lebih baik. Kalau endhog amal atau telur asin dimaknai orang hidup harus rajin beramal. Kemudian daun dan kapur sirih yang dikunyah agar awet muda," kata Gusti Dipo. (mdk/dan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tradisi Sekaten, Media Penyebaran Islam Sejak Zaman Majapahit
Mengenal Tradisi Sekaten, Media Penyebaran Islam Sejak Zaman Majapahit

Melalui Sekaten, kita dapat melihat eratnya kaitan antara peristiwa ini dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan
Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian hajad dalem Sekaten.

Baca Selengkapnya
Melihat Perayaan Sekaten dan Maulid Nabi di Keraton Surakarta Tahun 1912, Warga yang Ingin Nonton Wajib Ucapkan Kalimat Syahadat
Melihat Perayaan Sekaten dan Maulid Nabi di Keraton Surakarta Tahun 1912, Warga yang Ingin Nonton Wajib Ucapkan Kalimat Syahadat

Acara Grebeg Maulud digelar setiap tahun. Setiap perayaan itu menyimpan momen sejarahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Melihat Prosesi Udhik-Udhik, Jadi Pembuka Rangkaian Peringatan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta
Melihat Prosesi Udhik-Udhik, Jadi Pembuka Rangkaian Peringatan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta

Mengawali acara besar Grebeg Mulud, Keraton Yogyakarta melakukan tradisi menyebar udhik-udhik. Animo masyarakat untuk mengikuti prosesi ini cukup besar.

Baca Selengkapnya
Beda dari Biasanya, Kirab Pusaka Peringati Malam Satu Suro di Keraton Surakarta
Beda dari Biasanya, Kirab Pusaka Peringati Malam Satu Suro di Keraton Surakarta

Sejumlah pusaka termasuk belasan kerbau bule keturunan Kiai Slamet akan diarak keliling tembok luar istana

Baca Selengkapnya
Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW
Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW

Sekaten adalah tradisi Jawa dalam menyambut Maulid Nabi. Yuk, kenali sejarah, makna, dan ritual unik di balik perayaan penuh spiritualitas ini!

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Siraman Gong Sekaten, Prosesi Memandikan Gamelan Berusia 600 Tahun di Keraton Kanoman Cirebon
Fakta Unik Siraman Gong Sekaten, Prosesi Memandikan Gamelan Berusia 600 Tahun di Keraton Kanoman Cirebon

Warga sekitar berebut air cucian dari gamelan tersebut.

Baca Selengkapnya
Raja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar
Raja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar

1.000 tumpeng dibawa ke Sriwedari untuk diserahkan Pemkot Solo. Usai didoakan para ulama keraton, tumpeng dibagikan ke masyarakat.

Baca Selengkapnya
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten

Kali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.

Baca Selengkapnya
Sejarah Malam 1 Suro, Tradisi Perayaan Islam Jawa Era Sultan Agung
Sejarah Malam 1 Suro, Tradisi Perayaan Islam Jawa Era Sultan Agung

Tanggal 1 Suro diperingati setelah magrib pada hari sebelum tanggal 1, dan biasanya disebut malam satu suro.

Baca Selengkapnya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.

Baca Selengkapnya
Ragam Tradisi Unik Menyambut Maulid Nabi di Indonesia, dari Sekaten hingga Walima yang Sarat Makna
Ragam Tradisi Unik Menyambut Maulid Nabi di Indonesia, dari Sekaten hingga Walima yang Sarat Makna

Berbagai macam perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad di tiap daerah di Indonesia.

Baca Selengkapnya