Jumlah Penerima BLT Berkurang 1.000 Orang, Warga Jayawijaya Demo Kantor Pos Wamena
Merdeka.com - Sekitar 200 warga Distrik Wouma di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, melakukan demonstrasi damai ke Kantor Pos Indonesia (Posindo) Wamena untuk mempertanyakan mengapa mereka tidak lagi menerima bantuan langsung tunai (BLT) yang disalurkan pemerintah pusat.
Koordinator aksi, Kaitanusik Ikinia di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Kamis (12/8), mengatakan tahun-tahun sebelumnya warga Wouma yang menerima BLT sebanyak 1.603 orang, namun belakangan jumlah penerima berkurang tanpa alasan yang jelas.
"Tetapi saat ini yang keluar (yang terdaftar untuk menerima) hanya 285 orang saja, sebagian besar tidak dapat lagi," katanya seperti dikutip dari Antara.
-
Apa yang diminta oleh massa di Kantor KPU Jayapura? Dalam orasinya, massa meminta proses penetapan kursi partai politik dan caleg terpilih pada pemilihan legislatif (Pileg) periode 2024-2029 untuk Kabupaten Jayapura jangan digelar.
-
Kenapa massa di Jayapura protes ke KPU? Massa yang hadir menduga ada pelanggaran seperti pengurangan, penambahan, hingga pengalihan suara yang dilakukan PPS dan PPD kepada dari caleg lain. Mereka menyebut kecurangan itu tidak hanya terjadi untuk pemilihan caleg DPRD Kabupaten Jayapura, caleg DPRD Papua, hingga caleg DPR RI.
-
Bagaimana cara Kemendag berikan bantuan ke Papua? 'Kegiatan ini merupakan bukti kehadiran negara, yang diwakili oleh Kementerian Perdagangan, di manapun masyarakat berada. Apa yang dirasakan masyarakat Papua Tengah, khususnya Kabupaten Puncak, kami juga merasakan sebagai bentuk tali asih,'
-
Kenapa honorer Jayapura protes? Mereka melakukan aksi pemalangan atau blokade jalan umum. Fakhiri, menegaskan akan menindak tegas oknum-oknum yang bertindak curang dalam proses seleksi penerimaan pegawai PPPK dan CPNS di Papua, sebagaimana yang menjadi polemik di Pemerintahan Kota Jayapura.
-
Kenapa Kemendag berikan bantuan ke Papua Tengah? Terkait dengan bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem yang dialami wilayah Papua Tengah, pemerintah tidak tinggal diam. Melalui Kementerian Perdagangan, bantuan 'Kemendag Peduli' diserahkan langsung di bawah pimpinan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
-
Apa yang dibagikan ke warga? Pihak perusahaan ternyata mengizinkan warga mengambil susu tersebut.
Mereka mempertanyakan pengurangan jumlah penerima bantuan dana tersebut. Menurut mereka, sebagian besar yang tidak menerima merupakan warga Wouma.
Mereka mengharapkan Posindo, Dinas Kependudukan dan Dinas Sosial berkoordinasi ulang terkait data penerima yang telah berkurang karena awalnya operator bantuan sosial tingkat distrik sudah memasukkan data penerima ke pemerintah.
"Kecurigaan kami pasti ada permainan antara kepala distrik, operator distrik dan dinas sosial dan kantor pos, karena awal 1.603 orang sudah pernah dapat tetapi sekarang hampir 1.000 orang lebih tidak dapat. Ini ada apa, padahal mereka ini masyarakat setempat yang sangat membutuhkan," katanya.
Mereka memberikan waktu hingga Senin, (16/8) untuk Dinas Sosial, Dinas Kependudukan serta Posindo memberikan jawaban terkait pengurangan data penerima.
"Kami kasih waktu sampai hari Senin depan, dengan harapan 1.603 orang yang pernah dapat bantuan sosial itu harus direalisasikan dan semua harus dapat. Sementara kami tunggu proses itu, sebagai jaminan kami akan palang material galian C di Wouma," katanya.
Warga lainnya, Fabianus Lagoan, mengatakan aksi mereka untuk mempertanyakan hak warga 7 kampung terkait penerimaan bantuan langsung tunai (BLT).
"Persoalannya adalah masalah data penerima. Ini ada yang tipu-tipu, sehingga masyarakat tetap (penduduk asli Wouma) ada yang tidak dapat," katanya.
Mereka belum mendapatkan penjelasan mengapa pada tahap pertama mereka menerima bantuan, namun pada tahap kedua mereka tidak menerima.
"Pada tahap kedua tidak dapat, padahal nama sudah ada, kartu sudah ada, kenapa tahap pertama kita dapat lalu tahap sekarang kita tidak dapat. Ini yang masyarakat keluhkan," katanya.
Kepala Posindo Wamena La Oli menjelaskan kepada massa bahwa penyaluran bantuan yang dilakukan posindo, berdasarkan data yang diterima dari pemerintah pusat.
"Data yang kami pakai ini data yang diberikan kementerian. Tentang kurang dan lebih (pengurangan atau kelebihan jumlah penerima) itu kami tidak tahu. Kalau data itu (yang dimiliki warga) tidak cocok dengan data kementerian, silakan komplain kepada saya dan saya bertanggung jawab," katanya.
Karena tuntutan masyarakat, Posindo pada hari yang sama menyalurkan bantuan dana untuk warga distrik tersebut. Bantuan disesuaikan dengan daftar penerima yang diperoleh dari pemerintah pusat.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Puncak Jaya mengalami kelangkaan BBM karena adanya penembakan oleh KKB dan jalanan yang terputus akibat longsor.
Baca SelengkapnyaProgram BLT itu tidak boleh dikonversikan dalam bentuk barang, termasuk sembako.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi memantau langsung Penyaluran Bantuan Beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor (15/2).
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menggelontorkan bansos baru berupa beras 10 kilogram dan BLT dengan anggaran sebesar Rp11,2 triliun. Kebijakan ini lantas menuai polemik.
Baca SelengkapnyaDemo di Kantor Bupati Bekasi itu diwarnai kericuhan.
Baca SelengkapnyaKampung Susun Bayam akan dibangun untuk meningkatkan potensi ekonomi, pariwisata dan budaya.
Baca SelengkapnyaPemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.
Baca SelengkapnyaPolri bersinergi dengan seluruh pihak dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Papua.
Baca SelengkapnyaTerbaru, teror KST terjadi di Puncak Ilaga, Minggu (12/11) pukul 16.30 WIT.
Baca SelengkapnyaNamun kekecewaan masyarakat muncul ketika bantuan yang mereka terima ternyata barang-barang yang sudah kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaPenghentian penyaluran bansos beras dilakukan untuk menghindari politisasi terhadap program pemerintah.
Baca SelengkapnyaRatusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).
Baca Selengkapnya