Junaidi tak lagi kembali usai antar paman lempar jumroh
Merdeka.com - Almarhum Junaidi Sjahrudin Marjun turut menjadi korban tragedi Mina karena mengantar anggota kelompoknya untuk melempar jumroh. Warga Kota Batu, Jawa Timur itu sebelumnya telah melempar jumroh terlebih dahulu bersama istrinya, sebelum kemudian kembali untuk mengantarkan temannya.
"Bapak sudah melempar jumroh lebih dahulu, kemudian mengantar orang lain yang sudah sepuh (tua), termasuk paman ibu saya, Pak Machin," kata Zulfan Abdul Halim, anak pertama Junaidi di rumahnya Jalan Teratai Nomor 11, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, Senin (28/9).
Tetapi setelah pamit mengantar temannya itu, dia tidak juga kembali. Padahal orang-orang yang diantarkan justru sudah berkumpul untuk menuju ke hotel.
-
Apa yang dimaksud dengan melempar jumrah? Melempar jumrah ialah sebuah tindakan melempar tujuh kerikil ke setiap jumrah menggunakan tangan kanan.
-
Mengapa Ibnu Jamil mengantarkan jenazah ayahnya? Ibnu Jamil mengantarkan jenazah sang ayah, H. Syarifudin Bin Abdul Jabar ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Kober, Petukangan, Jakarta Selatan, Kamis (22/6).
-
Bagaimana cara melempar jumrah? Melempar dimulai dengan melempar kerikil di Jumrah Aqabah, kemudian diikuti oleh Jumrah Wustha, dan diakhiri dengan Jumrah Ula.
-
Mengapa umat Islam melempar jumrah? Melempar jumrah merupakan peringatan atas tindakan Nabi Ibrahim dalam melawan godaan setan dan menunjukkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
-
Di mana Ibnu Jamil mengantar jenazah ayahnya? Ibnu Jamil mengantarkan jenazah sang ayah, H. Syarifudin Bin Abdul Jabar ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Kober, Petukangan, Jakarta Selatan, Kamis (22/6).
-
Gimana warga Jeneponto ngantar keluarga berhaji? 'Keluarga rela menunggu sampai (jemaah haji) berangkat. Iya, ada budaya dan tradisi mengharumkan nama keluarga, ini keluarga besar,' tuturnya.
Junaidi sendiri sebagai ketua regu yang mengkoordinir 11 jemaah lain asal Kota Batu. Tetapi saat ditunggu-tunggu tidak juga muncul.
"Karena ditunggu lama belum ada kabar, ibu akhirnya kembali ke hotel bersama rombongan. Ibu kemudian telepon dari hotel ke rumah sini," sambungnya.
Tetapi dalam daftar korban meninggal maupun daftar yang sakit tidak ditemukan. Sehingga keluarga kebingungan mencari informasi.
"Ibu dan adik saya yang menjadi petugas haji terus mencari sambil berusaha menyakinkan diri kalau masih ada harapan. Kemungkinan hanya tersesat saja," katanya.
Keluarga melakukan kontak terakhir sebelum ke Arafah, Junaidi bercerita jadwal-jadwalnya kalau mau ke Mina, Muzdalifah dan lainnya. Saat itu, Junaidi yang berprofesi sebagai guru agama di SMP Negeri 3 Beji, Kota Batu itu menceritakan kalau bersama-sama temannya lancar menjalankan ibadahnya.
Namun malang, keluarga kemudian mendapat kabar bahwa Junaedi menjadi salah satu korban tewas di insiden Mina. Mendapat kabar duka itu, keluarga langsung menggelar acara tahlilan untuk mendoakan almarhum.
"Setiap hari keluarga memang rutin baca Alquran sejak ayah berangkat, tetapi malam nanti insya Allah ditambah tahlil. Kalau dihitung dari kejadian, malam ini sudah malam kelima," katanya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beruntung rombongan tersebut akhirnya berkenan untuk kembali dan menjemput Gunawan di Pos Polisi.
Baca Selengkapnya4 tahun hidup di perantauan, prajurit TNI ini akhirnya bisa mudik ke Papua dari Jakarta.
Baca SelengkapnyaAttaya Bilal sedang belajar di Yaman. Bilal pulang ke Indonesia lantaran sedang libur.
Baca SelengkapnyaJenderal Dudung mengenang kebersamaan dengan sang ajudan saat umroh. Ia meninggalkan hotel pukul 1 malam sampai sang ajudan mencari tapi tidak ketemu.
Baca Selengkapnya