Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jurus Jaksa Agung tangkal kritik usai anak buahnya diciduk KPK

Jurus Jaksa Agung tangkal kritik usai anak buahnya diciduk KPK Jaksa Agung HM Prasetyo. ©2016 merdeka.com/ilham kusmayadi

Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pamekasan Rudi Indra Prasetya. Dia juga sudah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan suap pengamanan kasus penyelewengan dana desa. Kejaksaan Agung langsung mengambil langkah tegas. Rudi Indra dinonaktifkan dari jabatannya. Namun belum diberhentikan dari profesinya sebagai seorang jaksa.

Kejaksaan Agung menganggap penangkapan terhadap Rudi Indra sebagai bagian dari bersih-bersih terhadap institusi Korps Adhyaksa. Tertangkapnya jaksa nakal diyakini bisa membuat institusi kejaksaan lebih bersih.

Beberapa aktivis antikorupsi langsung mengkritik kinerja Jaksa Agung HM Prasetyo yang dianggap tidak mengawasi anggotanya. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Keadilan menilai, penangkapan terhadap jaksa bisa menjadi indikator kegagalan Kejaksaan Agung dalam melakukan pembinaan jajarannya. Pengawasan internal kejaksaan juga dinilai belum berjalan optimal.

Orang lain juga bertanya?

"Institusi kejaksaan belum bersih dari praktik korupsi," kata Ketua Pengurus LBH Keadilan Abdul Hamim Jauzie, Kamis (3/8).

Jaksa Agung HM Prasetyo tak mau disalahkan atas ulah anak buahnya. Sebab, dia mengaku kerap terjun ke daerah untuk melakukan pengawasan terhadap anggotanya. Dia juga mengaku sudah menindak para jaksa yang melakukan tindakan menyimpang.

"Kalau dia (aktivis) menjadi jaksa agung, apakah dia akan lebih baik dari itu. Saya katakan tadi, jaksa itu kan 10.000 lebih. Jangan seperti orang nonton bola saja. Kita bukan tidak melakukan penertiban. Apa mungkin saya biarkan mereka menyalahgunakan kewenangan?" kata Prasetyo di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Jumat (4/8).

Dia balik menyerang para pengkritiknya dengan mengibaratkan para aktivis seperti suporter bola yang hanya bisa berkomentar saja. "Jadi jangan seperti jadi penonton sepak bola. Kalau mereka bermain sendiri apakah bisa? Belum tentu," ujarnya.

Selama memimpin korps Adhyaksa, Prasetyo mengklaim sudah banyak jaksa yang dipecat karena menyalahgunakan kewenangan. "Manusia itu kan kembali ke pribadi masing-masing. Bahwa terbukti bersalah ya kita tindak. Banyak jaksa kok yang saya pecat," terangnya.

Prasetyo tidak memungkiri, dari sekian banyak jaksa, pasti ada beberapa jaksa yang memang mempunyai pribadi nakal. Dia mengaku tak mungkin selalu mengawasi semua jaksa. Jaksa Agung hanya bisa selalu mengingatkan agar anak buahnya menjunjung tinggi integritas.

"Kita enggak mungkin pelototin satu-satu. Setiap saat, setiap menit. Kembali ke oknum masing-masing. Saya pesankan mereka betul-betul, bertugas dengan baik dan bebas dari perbuatan tercela apapun. Namanya manusia kan, dalam satu keluarga ada yang nakal, apalagi 10.000 orang lebih," imbuhnya.

Dia langsung membantah jika disebut penegakan kode etik di internal Korps Adhyaksa tidak berfungsi. Sehingga masih ada oknum yang melakukan perilaku menyimpang (korupsi).

"Kalau di instansi satu orang pakai narkoba apakah semuanya pakai narkoba. Kalau di antaranya jadi bandar narkoba, atau backing bandar, apakah instansi ini jadi backing bandar narkoba? Enggak kan. Harus dilihat satu per satu," tegasnya.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Mohammad Rum menuturkan, Jaksa Agung HM Prasetyo selalu memberikan peringatan terhadap para jaksa agar tidak lakukan penyimpangan dan menjaga integritas.

"Tidak henti-hentinya pimpinan Kejaksaan Agung selalu mengingatkan terkait oknum yang melakukan penyimpangan," ucapnya.

Jaksa Agung Muda Pengawasan Widyo Pramono juga mengaku selalu mengingatkan para jaksa agar menghindari perilaku menyimpang yang mencoreng wajah korps Adhyaksa. Widyo membantah jika peristiwa ini menandakan kurangnya pengawasan Kejaksaan Agung terhadap para jaksa. Karena dirinya selalu memberikan pencegahan terhadap anggotanya agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum.

"Kita enggak bisa mengatakan pengawasan melekat enggak berjalan ya. Kita sudah warning, kita sudah sampaikan dan kita tidak henti-hentinya untuk memberikan pencerahan, memberikan pencegahan. Tapi masih saja terjadi," ucapnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Penyidik KPK Geram Sebut Pimpinan Pengecut Heboh Kasus Suap Seret Kepala Basarnas
VIDEO: Penyidik KPK Geram Sebut Pimpinan Pengecut Heboh Kasus Suap Seret Kepala Basarnas

Johanis Tanak disoraki para penyidik KPK saat melakukan audiensi dan mengaku mendapat intimidasi.

Baca Selengkapnya
Ramai-Ramai Anak Buah Asep Guntur Kecewa ke Pimpinan KPK: Cuci Tangan & Salahkan Bawahan
Ramai-Ramai Anak Buah Asep Guntur Kecewa ke Pimpinan KPK: Cuci Tangan & Salahkan Bawahan

Disusul dengan permintaan maaf Johanis ke TNI dengan menyebut penyelidiknya khilaf saat OTT (Operasi Tangkap Tangan) kasus dugaan suap di Basarnas.

Baca Selengkapnya
Kejagung Siap 'Sikat' Jaksa yang Mencoreng Institusinya
Kejagung Siap 'Sikat' Jaksa yang Mencoreng Institusinya

Kejagung siap pecat anggota yang terbukti bersalah

Baca Selengkapnya
Ali Fikri Disebut-sebut Dikembalikan ke Kejagung Buntut Kritik Pimpinan KPK
Ali Fikri Disebut-sebut Dikembalikan ke Kejagung Buntut Kritik Pimpinan KPK

Bahkan keputusan Ali yang dipulangkannya ke Kejagung itu pun bukan kehendaknya.

Baca Selengkapnya
Romo Magnis: Ada Kesan Hukum Jadi Alat Bungkam
Romo Magnis: Ada Kesan Hukum Jadi Alat Bungkam

Masyarakat diimbau agar tidak perlu khawatir untuk bersikap kritis.

Baca Selengkapnya
Arteria Dahlan Cerita Lawan Jampidum saat Bela Megawati-Prabowo di 2009: Semua Takut Kumpulin Bukti
Arteria Dahlan Cerita Lawan Jampidum saat Bela Megawati-Prabowo di 2009: Semua Takut Kumpulin Bukti

Arteria mengatakan, pada saat sengketa Pilpres 2009 yang menjadi lawannya adalah Jampidum.

Baca Selengkapnya
Pengamat Nilai Ada Masalah Etika Saat KPK Memeriksa Hasto PDIP
Pengamat Nilai Ada Masalah Etika Saat KPK Memeriksa Hasto PDIP

Kusnadi berada di lantai dasar ketika Hasto sedang menjalani pemeriksaan

Baca Selengkapnya
VIDEO: Eks Pimpinan KPK Sentil Firli Dkk di Kasus Kepala Basarnas
VIDEO: Eks Pimpinan KPK Sentil Firli Dkk di Kasus Kepala Basarnas

Mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang heran dengan sikap Pimpinan Firli Bahuri dkk yang menyampaikan permintaan maaf.

Baca Selengkapnya
Saat Jaksa KPK Blak-blakan Kantongi Bukti Perselingkuhan SYL
Saat Jaksa KPK Blak-blakan Kantongi Bukti Perselingkuhan SYL

Replik itu menjawab pleidoi SYL yang menuding jaksa mencari sensasi dalam penuntutan perkara suap dan gratifikasi yang menyeretnya

Baca Selengkapnya
Jaksa Agung Mengadu Brimob Pernah Kepung Kejagung, Dankorbrimob Buka Suara
Jaksa Agung Mengadu Brimob Pernah Kepung Kejagung, Dankorbrimob Buka Suara

Jaksa Agung ST Burhanuddin mengakui pengepungan Kejaksaan Agung dilakukan oleh oknum Brimob Polri.

Baca Selengkapnya
Respons Santai Eks Pengacara Brigadir J jadi Tersangka Kasus Hoaks
Respons Santai Eks Pengacara Brigadir J jadi Tersangka Kasus Hoaks

Adapun penetapan tersangka Kamaruddin Simanjuntak tertuang dalam Surat Ketetapan bernomor S.Tap/85/VIII/RES.1.14/2023/Dittipidsiber tertanggal 7 Agusus 2023.

Baca Selengkapnya
Rocky Gerung Tuding Sekjen PDIP Hasto Aktor di Balik Gaduh Ucapan 'Bajingan-Tolol'
Rocky Gerung Tuding Sekjen PDIP Hasto Aktor di Balik Gaduh Ucapan 'Bajingan-Tolol'

Padahal menurut Rocky Gerung, substansi dari kalimat itu bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah.

Baca Selengkapnya