Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jusuf Kalla: Insiden di Tolikara harus diselesaikan secara hukum

Jusuf Kalla: Insiden di Tolikara harus diselesaikan secara hukum Jusuf Kalla. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan persoalan pembakaran Musala Baitul Muttaqirumah dan kios di Tolikara, Papua, saat pelaksanaan Salat Idul Fitri harus diselesaikan secara hukum.

"Tentunya aparat hukum harus menyelesaikan tindakan anarkis itu dan harus diselesaikan secara hukum," kata Jusuf Kalla disela 'Open House' di kediaman pribadinya jalan Haji Bau, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (18/7).

Seperti diberitakan antara, Jusuf Kalla mengatakan, saat ini Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sedang berada di Papua untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Berdasarkan laporan yang diterimanya, keadaan di Tolikara sudah kondusif.

"Memang di sana sudah tenang, sebagai aparat hukum tindakan anarkis tersebut harus diselesaikan secara hukum, karena saat ini polisi dan aparat keamanan dari TNI, Kodim harus menyelesaikan masalah itu," paparnya.

Ketua Dewan Masjid Indonesia ini mengatakan, polisi hingga kini masih menyelidiki adanya dugaan pemicu terjadinya insiden tersebut karena suara speaker keras saat jemaah tengah melantunkan takbir sehingga memancing reaksi umat kristiani yang juga akan menggelar kegiatan keagamaan melakukan tindakan anarkis.

"Tidak, begini disana ada Perda (Peraturan Daerah) yang mengatakan bahwa rumah ibadah tidak boleh memakai speaker keluar, katanya ini Perda. Nah mereka kan muslim mendapat izin untuk lebaran Idul Fitri dan itu sudah biasa setiap tahun tidak jadi soal," katanya.

Jusuf Kalla juga membantah adanya tindakan kekerasan yang dilakukan kepada jemaah yang melakukan aksi penyerangan.

"Polisi dan Kodim, menurut laporan itu mendorong mereka keluar dari jamaah, supaya tidak terjadi bentrok, kerena berdekatan dengan kios di luar Kodim, Koramil, terjadilah pembakaran itu dan pastinya ini melanggar hukum," ucap dia.

Selain itu, Jusuf Kalla juga mengaku telah mengetahui terkait adanya surat edaran atau pemberitahuan yang dilayangkan Jemaat Gereja Gidi berupa larangan bagi umat lain beribadah pada 13-17 Juli 2015 karena akan dilaksanakan suatu gelaran keagamaan para jemaat di wilayah tersebut. Namun setelah dilihat Jusuf Kalla menilai surat itu terlihat ganjil.

"Saya meminta polisi untuk mengecek kebenaran surat edaran, apa benar ada surat seperti itu, karena agak aneh suratnya. Dan untuk diketahui pemerintah setempat dan polisi tidak menganggap surat itu diberlakukan, tetapi tetap memberi izin untuk melaksanakan ibadah," kata dia.

Menurut dia, tidak mungkin satu organisasi melarang orang melakukan ibadah dan bila bertentangan dengan aturan pemerintah jelas itu melanggar hukum.

"Boleh saja siapa orang mau ngomong apa, tetapi hukum yang lebih tinggi dari pada itu. Tidak boleh surat pemberitahuan itu berlaku, karenanya, jangan lupa Pemerintah Daerah tidak boleh melarang Idul Fitri itu, tetap harus diizinkan," katanya kembali menegaskan.

Seperti diketahui, perayaan Lebaran di bumi cendrawasih tercoreng akibat kasus pembakaran sejumlah kios dan merembet Musala Baitul Muttaqirumah di Kabupaten Tolikara. Sejumlah orang pun terluka dalam insiden ini, bahkan satu orang meregang nyawa karena tertembus timah panas oleh petugas.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Klaim Situasi di Indonesia Kondusif Pascapemungutan Suara
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Klaim Situasi di Indonesia Kondusif Pascapemungutan Suara

Hadi berharap situasi kondusif terus terjaga hingga pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI yang baru.

Baca Selengkapnya
Polda Metro Beberkan Kondisi Keamanan Jakarta Usai Pengumuman Hasil Pemilu 2024
Polda Metro Beberkan Kondisi Keamanan Jakarta Usai Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto memimpin langsung proses pengamanan rekapitulasi hasil perolehan suara Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Satgas Damai Cartenz Ungkap Kondisi Terakhir 9 Daerah Operasi di Papua saat Rapat Pleno Pemilu
Satgas Damai Cartenz Ungkap Kondisi Terakhir 9 Daerah Operasi di Papua saat Rapat Pleno Pemilu

3 provinsi yakni, Provinsi Papua, Papua Pegunungan dan provinsi Papua Tengah

Baca Selengkapnya
Konflik TNI AL dan Brimob di Sorong Selesai, Kasal: Prajurit Jalasena Harus Berjiwa Ksatria
Konflik TNI AL dan Brimob di Sorong Selesai, Kasal: Prajurit Jalasena Harus Berjiwa Ksatria

Kapolda telah menyampaikan permohonan maafnya kepada TNI

Baca Selengkapnya
Jokowi Klaim Situasi Papua Aman: Jangan Masalah Kecil Dibesar-besarkan
Jokowi Klaim Situasi Papua Aman: Jangan Masalah Kecil Dibesar-besarkan

Presiden Jokowi menyatakan, secara keseluruhan Papua dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya
Polri Sebut Insiden Densus Kuntit Jampidsus Sudah Selesai: Kalau Sampai Diperpanjang, Ada yang Ingin Adu Domba
Polri Sebut Insiden Densus Kuntit Jampidsus Sudah Selesai: Kalau Sampai Diperpanjang, Ada yang Ingin Adu Domba

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah memanggil Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung St Burhanuddin.

Baca Selengkapnya
Begini Situasi Pegunungan Bintang Papua usai Lima Anggota KKB Tewas Tertembak
Begini Situasi Pegunungan Bintang Papua usai Lima Anggota KKB Tewas Tertembak

Kini saatnya semua masyarakat Papua untuk fokus pada kerja keras, kerja bersama untuk mengisi kemerdekaan.

Baca Selengkapnya