Jusuf Kalla sebut mati dalam perang resiko WNI gabung ISIS
Merdeka.com - Wakil Presiden, Jusuf Kalla menanggapi datar soal warga negara Indonesia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kemudian berperang dan akhirnya meninggal. Hal itu dinilainya merupakan resiko dari sebuah peperangan.
"Ya itu resiko saja, siapa yang mau ikut di daerah perang ya resikonya kena peluru," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (27/3).
Lebih jauh, lanjut JK, warga negara Indonesia yang berada di Suriah jumlahnya terbilang tidak sedikit. Angka pastinya, JK mengaku belum mendapatkan laporan.
-
Siapa saja yang berisiko? Salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami sindrom ini adalah individu dengan jenis penyakit Parkinson yang dikenal sebagai sindrom corticobasal (CBS), di mana sekitar 30% dari mereka dapat mengalami AHS.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang beresiko mengalami masalah karena kekerasan? Anak-anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan, trauma, pelecehan, atau penelantaran cenderung mengalami kesulitan kognitif di satu atau lebih bidang dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami hal-hal tersebut.
-
Siapa yang berisiko mengompol? Sekitar 20% anak di berbagai negara mengalami masalah ini. 2. Faktor genetik: Kondisi ini dapat diwariskan dalam keluarga dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan sebelum mereka berusia 9 tahun.
-
Siapa yang berisiko PPOK? Secara umum, PPOK sering terjadi pada perokok aktif dan pasif.
-
Siapa yang rentan terkena? Penelitian juga menemukan bahwa sakit kepala cluster dapat bersifat genetik pada 5% orang.
"Belum tahu. Laporannya sih sekitar 200, ada yang mengatakan 300, namanya kira-kira begitu," jelasnya.
Seperti diketahui, animo masyarakat Indonesia bergabung dengan ISIS rupanya masih cukup besar. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang bergabung dengan organisasi berpaham radikal itu mencapai angka lebih dari 300 orang.
Tercatat, WNI paling banyak berjuang di Suriah. Sedangkan di Irak data terakhir mencatat ada 56 orang Indonesia ikut kelompok radikal bersenjata itu. WNI itu di antaranya adalah pelajar Indonesia di Timur Tengah.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, konflik panjang antara Israel dan Palestina ini mesti segera diselesaikan.
Baca Selengkapnya"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan keselamatan dan perlindungan WNI harus diprioritaskan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengungkapkan kebijakan impor alutsista bekas mempunyai risiko besar bagi sistem pertahanan dan keamanan nasional.
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.
Baca SelengkapnyaKemenlu juga meminta WNI yang sudah merencanakan ke Israel dan Palestina untuk membatalkan perjalanannya.
Baca SelengkapnyaTercatat total 143 WNI berada di wilayah konflik Israel-Palestina.
Baca SelengkapnyaDeklarasi untuk patuh kepada pemerintah NKRI ini setelah para pendiri dan pimpinan JI sepakat membubarkan diri pada 30 Juni 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaJamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaJatuhnya banyak korban dari masyarakat sipil di Palestina bisa dikatakan sebagai genosida di abad modern.
Baca Selengkapnya