Kabar Vaksin Sinovac: Uji Klinis III Lancar, Januari 2021 Lapor BPOM
Merdeka.com - Direktur utama Bio Farma, Honesti Basyir menyampaikan update terbaru terkait perkembangan uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac yang diadakan di Bandung. Honesti yakin, uji klinis vaksin ini dapat berjalan dengan lancar.
“Sampai posisi Jumat minggu lalu itu, 1.620 relawan yaitu total dari semua yang kita informasikan di awal tentang uji klinis ini, semua relawan itu sudah mendapat suntikan pertama. Dan juga lebih dari 1.074 relawan sudah mendapat suntikan kedua, dan ada ada 671 relawan yang mereka sudah diambilkan darah mereka untuk diuji setelah mereka mendapatkan suntikan kedua,” ujar Honesti dalam konferensi pers melalui Youtube FMB9ID_IKP, Rabu (21/10).
Pada kesempatan yang sama, Honesti juga mengaku belum menemukan indikasi-indikasi hambatan terhadap perjalanan uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac ini. Ia optimis uji klinis ini dapat berjalan dengan lancar dan selesai pada akhir bulan Januari mendatang.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Bagaimana vaksin DBD bekerja? Vaksin DBD bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dengue, sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi lebih lanjut.
“Kita sangat yakin, ya. Karena memang dari prosesnya saja dilakukan di beberapa negara, kemudian uji klinis 1 (dan) 2-nya juga dilakukan di China. Dan sebenarnya uji klinis tahap 3 ini lebih kepada rekonfirmasi terhadap uji klinis 1 dan 2, tetapi dilakukan dengan jumlah relawan yang jauh lebih banyak,” jelas dia.
Keyakinan ini juga didasari oleh kontribusi dari lembaga-lembaga yang memang reputable dan memiliki banyak pengalaman dalam melakukan uji klinis vaksin. Uji klinis ini juga diawasi oleh BPOM dan didukung oleh badan penelitian dan pengembangan kementerian kesehatan.
Honesti juga menyampaikan rencana lanjutan setelah uji klinis tersebut selesai dilakukan.
“Setelah uji klinis dilakukan, segera nanti di awal Januari 2021 kita akan laporkan hasil uji klinis ke badan POM untuk bisa mendapatkan yang dinamakan emergency use authoritation, artinyanya Vaksin ini setelah uji klinis dan dianggap bagus hasilnya bisa diberikan kepada masyarakat untuk kondisi emergency,” tambah Honesti.
Selain meregistrasikan vaksin yang telah menyelesaikan uji klinis, kementerian kesehatan juga sudah menyusun strategi vaksinasi nasional. Terkait hal ini, Bio Farma juga akan bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk dapat memastikan bahwa program vaksinasi tersebut mampu menjangkau masyarakat yang membutuhkan.
Program strategi vaksinasi nasional ini juga sudah menentukan golongan yang nantinya akan diprioritaskan untuk menerima vaksin Covid-19.
“Tentunya ada prioritas-prioritas yang dilakukan pada program ini, dimulai dari frontliner, seperti tenaga kesehatan. Mereka juga akan mendapat prioritas. Dan nanti juga ada prioritas-prioritas berikutnya. Yang penting dari target kementerian kesehatan semua masyarakat Indonesia yang lebih kurang dari 340 juta dosis atau 170 juta orang akan mendapat prioritas vaksinasi di tahun 2021,” tutup dia.
Reporter magang: Maria Brigitta Jennifer (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaVaksin Nusagard akan digunakan pada Program Imunisasi Nasional pada 2023 mendatang. Program ini menyasar 2,9 juta anak usia kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD).
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca Selengkapnya