Kabareskrim sebut ada mafia pembobol rekening bank pakai virus
Merdeka.com - Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Pol Budi Waseso mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap kasus pencurian uang nasabah melalui modus penyebaran malware atau virus di komputer dalam transaksi bank elektronik (e-banking).
"Kita menyampaikan ini ke masyarakat agar tidak menjadi korban, e-banking kerawanan, butuh pengamanan. Ternyata ada mafia, ini dilakukan orang luar, tapi operasinya sampai sini, karena ini teknologi," terang Komjen Budi Waseso di Mabes Polri, Rabu (15/4).
Pihaknya mengaku akan terus melakukan penelusuran untuk mengungkap kasus ini. Untuk itu, Bareskrim akan melakukan kerja sama dengan Ukraina untuk mengetahui apa ada orang Indonesia yang terlibat.
-
Bagaimana hacker mencuri uang? “Para penjahat mendapatkan akses dengan mengeksploitasi jaringan telekomunikasi dan mengkompromikan ID pengguna dan kata sandi yang valid,“ Profil perampok bank pertama kali di dunia tanpa darah sedikitpun.
-
Bagaimana cara hacker meminta uang tebusan? Peretas masuk ke jaringan komputer dan mengancam akan menyebabkan gangguan atau menghapus file kecuali uang tebusan dalam mata uang kripto dibayarkan.
-
Mengapa masyarakat harus waspada terhadap uang mutilasi? Namun demikian, kewaspadaan masyarakat terhadap segala bentuk tindak pidana uang palsu perlu terus ditingkatkan, salah satunya terhadap modus menggabungkan uang rupiah asli dengan palsu tersebut.
-
Kenapa hacker meminta uang tebusan? Dalam serangan ransomware, peretas masuk ke jaringan komputer dan mengancam akan menyebabkan gangguan atau menghapus file kecuali uang tebusan dalam mata uang kripto dibayarkan.
-
Bagaimana hacker meminta tebusan? 'Setelah mematikan situs webnya untuk sementara dan menghentikan produksi, perusahaan tersebut akhirnya membayar uang tebusan sebesar USD$11 juta dalam bentuk Bitcoin,' tulis Microsoft dikutip Senin (1/7/2024).
-
Kenapa hacker meminta tebusan? Kelompok Mount Locker berhasil meretas dokumen kontrak kerja, laporan keuangan, catatan pinjaman hingga perjanjian kemitraan rahasia. Adapun nilai tebusan yang dimintai Mount Locker sekitar USD2 miliar.
"Kita kerjasama dengan negara itu, kita tak bisa masuk negara lain. Kita sedang dalami apakah orang asli sana atau orang Indonesia di sana," imbuhnya.
Sebelumnya, kasus ini bermula dari laporan sejumlah bank atas keluhan nasabah merasa uangnya tersedot terkait transaksi dengan pihak mengajak kerjasama usaha lewat internet.
"Modus kasus pencurian uang nasabah ini pelaku menyebarkan malicious ware (malware) ke nasabah. Kemudian orang yang tidak sadar komputernya diintai orang lain karena di komputernya ada malware, maka transaksi seakan langsung dengan bank," kata Victor di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (13/4).
Sejauh ini, sudah enam kurir diperiksa sebagai saksi dalam kasus itu. Dari pengakuannya kepada penyidik, kurir itu mengaku sebelum bekerjasama pernah melakukan pertemuan dengan pelaku satu hingga tiga kali di Indonesia. Mereka diberi iming-iming imbalan sepuluh persen dari kerja sama usaha itu.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaJangan asal klik jika terima pesan WhatsApp berupa file dari orang yang tidak dikenal
Baca SelengkapnyaNasabah Bank BRI di Malang menjadi korban penipuan bermodus file APK yang dikirim melalui Whatsapp. Akibatnya, dia kehilangan Rp559,9 juta dari rekeningnya.
Baca SelengkapnyaJangan sampai jadi korban berikutnya, saatnya lebih waspada dengan modus kejahatan soceng.
Baca SelengkapnyaSalah satu nasabah tabungan di Kota Malang, Jawa Timur harus kehilangan saldo di rekeningnya hingga Rp1,4 miliar.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaWarganet curhat nyaris terkena penipuan dengan modus salah transfer.
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaDitreskrimsus Polda Metro Jaya masih mendalami kasus ini dengan mendalami terkait kemungkinan adanya korban lain
Baca SelengkapnyaNasabah di Jawa Timur kehilangan saldo rekening hingga Rp1,4 miliar, setelah membuka sebuah undangan pernikahan berformat APK di whatsapp
Baca Selengkapnya