Kabareskrim: Tidak ada penjualan organ tubuh TKI
Merdeka.com - Kepala Bareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto menegaskan tidak ada penjualan organ tubuh yang diduga dialami TKI asal Nusa Tenggara Timur yang telah meninggal dunia. Sebab, banyak jahitan di jasad TKI perempuan yang meninggal bunuh diri tersebut disebabkan karena teknik autopsi di Malaysia berbeda dengan di Indonesia.
"Mereka biasanya membuka jenazah dari tangan sampai kaki. Namun semua organnya masih dalam keadaan lengkap," katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (1/8).
Dia menambahkan, hal yang sama pernah terjadi beberapa tahun lalu yang juga diketahui oleh Ari, dan autopsi dilakukan dengan tenaga medis. "Jadi, tidak ada perdagangan organ tubuh. Kalau perdagangan manusia, ada," tegasnya.
-
Bagaimana korban dibunuh? 'Dengan adanya perkataan dari korban tersebut maka pelaku menjadi sakit hati dan sangat kesal sehingga secara spontan pelaku membunuh korban dengan cara mencekik dan menjerat leher korban dengan tali sepatu sehingga korban meninggal dunia,' jelas Wira.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Bagaimana cara perempuan itu dibunuh? 'Membunuh orang dengan cekikan ligatur ditafsirkan sebagai bentuk bunuh diri simbolis, karena dengan mencekik diri sendiri, individu itulah yang menyebabkan kematiannya sendiri,' kata para penulis studi tersebut.
TKI asal NTT Yufrinda Selan (19), dari Desa Tupan, Batu Putih Kabupaten Timor Tengah Selatan meninggal dunia di Malaysia pada 13 Juli 2016. Jasad TKI tersebut sudah dikirim pulang ke kampung halamannya, tetapi keluarga korban terkejut ketika melihat kondisi mayat penuh dengan jahitan.
Keluarga korban menduga organ penting milik almarhumah sudah diambil oleh majikannya sebelum dikirim pulang ke Indonesia.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya bahkan sempat meminta agar kasus tersebut diproses sesuai aturan hukum yang berlaku. Keluarga korban Yufrinda Selan pun telah mendatangi Komisi V DPRD NTT untuk meminta kejelasan dari pemerintah melalui dewan setempat tentang kematian Yufrinda.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada luka lebam di dada, lecet di leher, dan luka di kepala korban diduga akibat benda tumpul.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil ditangkap pada Jumat (25/10) dini hari.
Baca SelengkapnyaHal ini pun dibenarkan oleh Kanit Pidum Satreskrim Polres Mojokerto Iptu Bambang Sunandar. Ia menyebut keluarga korban sudah memastikannya di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaJasadnya dijemput langsung oleh Kepala BP2MI, Benny Rhamdani di terminal kargo Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (18/9).
Baca SelengkapnyaKontrakan bernomor tiga itu dihuni oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan.
Baca SelengkapnyaJenazah pekerja migran bernama Gafur baru diautopsi aparat kepolisian setempat pada Kamis (1/8).
Baca SelengkapnyaMayat wanita itu mengenakan pakaian dalam bagian atas warna coklat dan celana yang robek.
Baca SelengkapnyaKeluarga menemukan luka memar di dahi dan leher. Mereka menduga anaknya tewas akibat kejahatan.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan warga dari Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pemeriksaan organ dalam juga untuk melihat indikasi korban tewas akibat diracun.
Baca SelengkapnyaAnggota Polresta Manado ditemukan tewas dengan luka tembak di kepalanya.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu dan anak di Kota Palembang meninggal secara mengenaskan.
Baca Selengkapnya