Kabut Asap di Palembang Makin Pekat, Warga Harus Pakai Masker
Merdeka.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah kabupaten di Sumatera Selatan kabut asap di Palembang semakin pekat, Kamis (5/9) pagi. Sementara hotspot atau titik panas terpantau hari ini berada di angka terbanyak sepanjang tahun ini.
Dari pengamatan merdeka.com, kabut asap membuat jarak pandang sangat terbatas. Bau asap terasa menyengat sehingga harus memakai masker.
Berdasarkan informasi cuaca aktual Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, jarak pandang tercatat 1 kilometer, kondisi cuaca berasap, titik embun 23 derajat celsius, dan tekan udara 1012 hpa.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Bagaimana kabut asap ganggu mata? Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan pastikan menggunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadaoi kabut asap.
-
Apa dampak kabut asap bagi kesehatan? Partikel dan gas polutan yang terhirup telah lama dihubungkan dengan dampak negatif pada kesehatan serta berbagai penyakit dan gangguan. Paparan yang berlangsung dalam waktu singkat dapat memperburuk kondisi akut, seperti asma dan infeksi pernapasan lainnya, serta mengganggu fungsi paru-paru.
-
Di mana kualitas udara Jakarta terpantau tidak sehat? Kualitas udara di DKI Jakarta terpantau masuk kategori tidak sehat pada Senin (14/8) pagi ini.
Kabid Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengatakan, kabut asap itu disebabkan akibat karhutla di banyak daerah sepanjang bulan ini. Petugas terus melakukan pemadaman baik melalui udara maupun darat.
"Kebakaran lahan masih berlangsung di beberapa daerah," ungkap Ansori.
Sementara sebaran hotspot di Sumsel tanggal 4 September 2019 terupdate pagi ini sebanyak 115 titik atau paling banyak dibanding hari-hari sebelumnya selama musim kemarau. Titik panas. terbanyak berada di pusat karhutla, seperti Ogan Komering Ilir (37 titik), Banyuasin (21), Musi Banyuasin (20), Musi Rawas Utara (13), Ogan Ilir (8), dan daerah lain dengan jumlah bervariasi mulai dari sampai tiga hotspot.
"Potensi kebakaran sangat tinggi dengan kondisi lahan yang kering," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaData terupdate pukul 08.42 Wib, Palembang menjadi kota dengan kualitas udara sangat buruk se-Indonesia di level 181 AQI US.
Baca SelengkapnyaKabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaJarak pandang hanya 200 meter terjadi di dua daerah.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaSebaran kabut asap akibat karhutla ini membuat kualitas udara di Palembang memburuk dan lebih parah dari polusi di Jakarta.
Baca SelengkapnyaGubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengisyaratkan bakal menetapkan status tanggap darurat bencana asap karena kualitas udara nyaris menembus ambang batas.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) menyatakan, dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
Baca SelengkapnyaDilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca Selengkapnya