Kabut asap ditambah listrik dan air padam, warga Palembang menjerit
Merdeka.com - Musim kemarau tahun ini berdampak buruk bagi warga Palembang. Tak hanya dilanda kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, warga di kota pempek itu juga mengeluhkan layanan listrik kerap padam dan air bersih tak mengalir.
Sejak dua pekan terakhir, Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Musi Palembang, memberlakukan pemadaman bergilir aliran listrik dan air bersih. Listrik kadang padam empat hingga lima jam sehari. Sementara pasokan air digilir tiga hari sekali.
Menurut Mely (35 tahun), warga Kalidoni, Palembang, sejak sebulan kabut asap sudah membuat warga pusing, terutama saat bepergian. Kini ditambah lagi dengan padamnya listrik dan air yang tak mengalir.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Kenapa warga Klaten kekurangan air bersih? Sarmini, salah seorang warga menjelaskan bahwa dampak kekeringan sudah terjadi dua bulan lamanya. Demi memperoleh air bersih, warga harus antre dengan warga lain. Mereka juga harus rela menempuh jarak 1,5 km dari rumah. Air bersih digunakan untuk kebutuhan memasak, mandi, dan mencuci. Setiap harinya ia membutuhkan sekitar 4-6 jeriken air. “Dari air hujan. Pakai tandon. Kalau saat ini kering tandon saya. Untuk air saya ambil di sini. Antre paling kadang setengah sampai satu jam,“ kata Sarmini dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (7/8).
-
Kenapa warga Lebak kekurangan air bersih? Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Banten mulai mengalami kesulitan air bersih. Di Kabupaten Lebak misalnya, warga sekitar terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan mencuci pakaian hingga air minum.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Apa yang dilakukan warga Patemon untuk mengatasi krisis air? Pada awalnya, tak sedikit warga yang menolak usulan pembuatan sumur resapan itu. Namun pada akhirnya mayoritas warga tetap bergerak karena merasakan begitu pahitnya krisis air bersih.
"Kabut asap banyak, listrik padam, dan air mati. Lengkap sudah derita kami," kata Mely kepada merdeka.com, Jumat (2/10).
Dikatakan Mely, situasi seperti itu otomatis sangat mengganggu aktivitas warga, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga.
"Mau keluar harus hirup asap, di dalam rumah panas karena listrik padam, mau mandi tak bisa karena tidak ada air," ujar Mely.
Mely berharap pemerintah serius menangani masalah ini. PLN diminta tidak seenaknya memadamkan aliran listrik, PDAM tetap mengalirkan air, serta kebakaran hutan dan lahan segera dipadamkan.
"Apa hubungan listrik, air, sama asap? Kok tiba-tiba akur begitu, padam semua. Pemerintah yang serius dong, jangan bikin warga dirugikan," ujar Ardi (33 tahun), warga Jakabaring.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Palembang mencatat, dalam sepekan terakhir, kualitas udara di kota itu sudah memasuki kondisi berbahaya. Hal ini dibuktikan dari hasil tes indeks standar pencemaran udara (ISPU) berada di rentang 300 hingga 550 PSI.
Pihak BMKG Stasiun Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II Palembang juga menginformasikan kepada warga, konsentrasi partikular (PM10) saat ini adalah sebesar 1.098,11 gram/m3. Sementara nilai ambang batas konsentrasi polusi udara ditolerir berada dalam udara ambien adalah 150 ugram/m3. Dari data konsentrasi partikular itu, kepekatan kabut asap di Palembang sudah masuk zona berbahaya dengan jarak pandang hanya seratus meter. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini sebagian warga mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaTPAS Pasirbajing, Garut, terbakar sejak beberapa hari terakhir. Warga pun memblokade lokasi itu sehingga pengangkutan sampah dari perkotaan pun terlambat.
Baca SelengkapnyaBendungan ini menjadi tumpuan utama warga Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci bahkan memasak
Baca SelengkapnyaKekeringan yang terjadi disebabkan kemarau panjang dan sebagai dampak banyaknya pembangunan perumahan.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaKebakaran TPA Sarimukti dilaporkan terjadi sejak Sabtu (19/8). Luas areal TPA Sarimukti ini 28.5 hektare sedangkan area yang hangus terbakar 15 hektare.
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaHeru berkeliling posko sembari melihat dan menyapa warga. Sesekali warga nampak menyampaikan keluh kesahnya ke Heru Budi.
Baca SelengkapnyaSudah bertahun-tahun, jalan raya yang kerap dilalui truk-truk tambang di Parung Panjang, Bogor ini mengalami kerusakan parah.
Baca SelengkapnyaSetiap harinya puluhan ibu-ibu di Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca Selengkapnya