Kabut Asap Kian Pekat, 5 Penerbangan di Palembang Delay
Merdeka.com - Kabut asap di Palembang semakin pekat dan masuk level berbahaya. Selain membahayakan kesehatan, asap akibat kebakaran hutan dan lahan itu menyebabkan lima penerbangan mengalami penundaan.
Dari data situs www.bmkg.go.id, kualitas udara atau PM10 di Palembang mencapai 372.36 mikrogram per kubik (µgram/m3) pada Jumat (20/9), pukul 07.00-08.00 WIB. Pada pukul 09.00 WIB, kualitas udara menjadi sangat tidak sehat ditunjukkan dengan angka 302.83 µgram/m3. Lalu kualitas udara menjadi sedang pada siang hingga sore hari pukul 15.00 WIB di angka 82.91 µgram/m3.
Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Bambang Benny Setiaji mengatakan, Palembang masih berpotensi diselimuti asap karena kebakaran di beberapa daerah sekitarnya terus terjadi. Seperti di Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, dan Musi Banyuasin.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Kenapa kabut asap bahaya untuk jantung? Dalam jangka pendek, kabut asap dapat menyebabkan hipertensi dan stroke, sedangkan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan plek pada pembuluh darah atau arteriosklerosis.
-
Bagaimana kabut asap ganggu mata? Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan pastikan menggunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadaoi kabut asap.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
"Asap terbawa angin masuk ke Palembang dan cukup pekat," ungkap Bambang, Jumat (20/9).
Dijelaskannya, intensitas asap (smoke) umumnya meningkat terjadi pada dini hari menjelang pagi hari (01.00-07.00 WIB) dan sore hari menjelang malam (17.00-19.00 WIB). Hal ini disebabkan labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
"Pada jam-jam itu sebaiknya dihindari bepergian atau bertransportasi," ujarnya.
Dia menambahkan, jarak pandang di Bandara Internasional SMB II Palembang terendah berkisar 700-1.000 meter dengan kelembapan 85-94 persen dengan keadaan cuaca asap.
"Dari laporan yang masuk, ada lima penerbangan mengalami delay atau keterlambatan hari ini akibat jarak pandang menurun," pungkasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaSebaran kabut asap akibat karhutla ini membuat kualitas udara di Palembang memburuk dan lebih parah dari polusi di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaData terupdate pukul 08.42 Wib, Palembang menjadi kota dengan kualitas udara sangat buruk se-Indonesia di level 181 AQI US.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaJarak pandang hanya 200 meter terjadi di dua daerah.
Baca SelengkapnyaTPAS Pasirbajing, Garut, terbakar sejak beberapa hari terakhir. Warga pun memblokade lokasi itu sehingga pengangkutan sampah dari perkotaan pun terlambat.
Baca SelengkapnyaSebaran abu vulkanik dapat membahayakan dan menghentikan kerja mesin pesawat terbang.
Baca SelengkapnyaKabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaFaktor ini jadi penyebab kebakaran TPA terbesar di Bali tersebut
Baca Selengkapnya