Kabut asap menebal di Medan, 4 penerbangan tertunda di Kualanamu
Merdeka.com - Kabut asap yang menyelimuti Kota Medan sekitarnya kian hari terus menebal pada Kamis (3/9). Jarak pandang di Medan masih 5 km, sementara di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, berkisar 1.000 meter.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan menyatakan kabut asap itu berasal dari kebakaran lahan di sejumlah wilayah, termasuk di Sumatera Utara
"Selain dari Riau dan provinsi lain, kita memantau ada juga di kawasan Mandailing Natal, Sumut" kata Nora Valencia Sinaga, staf pelayanan jasa BMKG Wilayah I Medan.
-
Apa yang menyebabkan penundaan keberangkatan? Seorang jemaah haji kelompok terbang (kloter) 10 asal Provinsi Gorontalo harus menunda keberangkatannya ke Madinah, Arab Saudi akibat paspor tercecer saat perjalanan dari Gorontalo ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
-
Kapan kebakaran terjadi? Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri.
-
Kenapa jemaah umroh tertunda keberangkatannya? Uang yang dititipkan para calon jemaah pada KW ternyata tidak dibayarkan pada biro perjalanan umrah, melainkan digelapkan. Sialnya lagi, mereka tidak jadi berangkat umrah.
-
Mengapa perjalanan kereta terlambat? Banjir merendam rel kereta api antara Stasiun Kebayoran- Stasiun Pondok Ranji imbas hujan yang terjadi sejak siang tadi, Sabtu (6/7). Akibatnya, perjalanan kereta Commuter Line menjadi terlambat.
Asap itu dibawa angin yang bergerak dari arah tenggara. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung beberapa hari ke depan, sehingga kawasan pantai timur Sumatera Utara tetap mendapat ancaman kabut asap.
"Namun, hal itu bergantung kondisinya, seperti arah angin. Apalagi di Medan masih ada potensi hujan, karena kita memang sudah masuk musim hujan," jelas Nora.
Pantauan BMKG, terdapat 898 titik panas (hotspot) di Pulau Sumatera. "Di Sumatera Utara ada 10 titik," jelas Nora.
Dia memaparkan, kondisi terkini jarak pandang di Kota Medan masih 5 km. "Kalau di Kualanamu sudah 1.200 meter," papar Nora.
Di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, beberapa penerbangan terganggu akibat kabut asap. Hingga pukul pukul 11.00 WIB, terdapat 3 jadwal kedatangan dan 1 jadwal keberangkatan yang tertunda di bandara.
Ph Manager Humas dan Protokoler PT Angkasa Pura (AP) II di Bandara Kualanamu Wisnu Budi mengatakan jarak pandang di KNIA pada pagi tadi terpantau hanya sekitar 800 meter. Kondisinya terus membaik menjelang siang ini. "Tergantung arah angin. semoga cepat membaik," katanya.
Sementara itu, warga masih beraktivitas seperti biasa. Para pengendara juga masih sangat jarang mengenakan masker. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak warga juga menggunakan masker penutup hidung untuk menghindari paparan debu.
Baca SelengkapnyaBandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) terpaksa ditutup sementara pada Kamis (29/2).
Baca SelengkapnyaJarak pandang hanya 200 meter terjadi di dua daerah.
Baca SelengkapnyaBandara Internasional Minangkabau kembali dibuka pukul 14.00 WIB
Baca SelengkapnyaKabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaSebaran abu vulkanik dapat membahayakan dan menghentikan kerja mesin pesawat terbang.
Baca SelengkapnyaPenutupan Bandara Sam Ratulangi diperpanjang sejak 30 April pukul 11.13 WITA sampai 2 Mei 2024 pukul 12.00 WITA
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaPenutupan dilakukan dengan pertimbangan aspek keselamatan para penumpang pesawat terbang.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaAkibat erupsi Gunung Ruang, sejumlah penerbangan Lion Air Grup masih ditunda.
Baca SelengkapnyaSemula penerbangan ratusan jemaah haji dengan nomor GA 1231 akan diberangkatkan pada Senin 15 Juli pukul 01.50 WAS.
Baca Selengkapnya