Kabut Asap Parah, Warga Riau Banyak yang Ngungsi ke Sumut
Merdeka.com - Gelombang eksodus warga Riau ke Medan akibat kabut asap terus terjadi. Kondisi ini meningkatkan jumlah penumpang bus untuk jurusan ini.
Peningkatan penumpang terlihat di pool bus yang ada di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Kamis (19/9). Karyawan Bus Makmur, Viktor Butar-butar, mengakui penumpang dari Riau menuju Medan memang meningkat.
"Biasanya penumpang ramai saat hari raya, musim libur sekolah dan tahun baru. Namun, dalam dua pekan ini, jumlah penumpang naik kira-kira 10 persen," kata Viktor.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Siapa yang terdampak udara buruk? Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
-
Dimana zona bahaya bencana di Sumut? Identifikasi dan penentuan zona-zona bahaya bencana seperti gempa bumi, banjir, atau letusan gunung berapi. Ini membantu dalam perencanaan perkotaan dan pengembangan yang meminimalkan risiko terhadap bencana.
-
Dimana mudik paling banyak? Paling banyak di Pulau Jawa.
-
Apa yang dialami warga Musi Rawas? Banjir memaksa warga Musi Rawas beraktivitas di atap rumah.
Para penumpang itu tidak hanya menuju Medan. Sebagian turun di kota-kota lain di Sumut, seperti Tebing Tinggi, Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Binjai Stabat, dan lainnya.
Para sopir juga melaporkan kabut asap telah membuat jarak pandang menjadi pendek, hanya sekitar 50 meter. Sopir harus berhati-hati dan bergerak lebih lambat.
"Waktu tempuh yang biasanya hanya 15 jam, kini lebih lambat satu hingga dua jam," sebut Viktor.
Sebagian penumpang yang turun dari bus terlihat masih mengenakan masker. "Kami terus pakai masker karena sepanjang jalan dari Riau, karena kabut asap terus menyelimuti," kata Rosdiana, penumpang.
Penumpang lainnya, Yehezkiel (33), warga Desa Karya Tunas Jaya, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, mengaku terpaksa mengungsi karena kondisi udara di tempat tinggalnya sudah mengkhawatirkan. Dia membawa anak dan istri ke rumah mertuanya di Medan.
"Banyak anak-anak di sana yang mulai sakit. Sakit kepala dan mual-mual," kata Yehezkiel.
Peningkatan jumlah penumpang dari Riau ke Medan diperkirakan terus terjadi, karena kabut asap di provinsi itu belum teratasi. Sementara udara di Kota Medan cenderung lebih bersih, meski belakangan ini kabut tipis mulai melanda.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengimbau kepada masyarakat Riau agar tidak bepergian ke Sumatera Barat untuk sementara waktu.
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaSejumlah masyarakat di Kota Padang saat ini sudah dievakuasi tim SAR gabungan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca SelengkapnyaGunung Ruang, yang berstatus Level IV atau Awas, hingga kini masih terus memuntahkan material vulkanik.
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan sehingga mengakibatkan jalan nasional jalur Demak-Semarang lumpuh total.
Baca SelengkapnyaJumlah itu berdasarkan hasil pendataan sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB.
Baca SelengkapnyaRelokasi warga korban kebakaran di Manggarai bertahap.
Baca SelengkapnyaIqbal mengatakan banjir yang terjadi di Kabupaten Muratara ini menggenangi sejumlah lokasi.
Baca SelengkapnyaBanjir masih menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Riau, termasuk di Kabupaten Inhu
Baca SelengkapnyaJalan lintas Sumatera terpantau macet parah sepanjang 12 kilometer pada Jumat (5/4) sore.
Baca Selengkapnya