Kabut Asap Pekat, Sekolah PAUD sampai SMP di Palembang Diliburkan 3 Hari
Merdeka.com - Seluruh sekolah di Palembang dari tingkat PAUD sampai SMP diliburkan selama tiga hari mulai hari ini. Hal tersebut imbas dari semakin pekatnya kabut bercampur asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Kabag Humas Pemerintah Kota Palembang Amiruddin Sandi mengungkapkan, libur tersebut diberlakukan pada 23-25 September 2019 dan masuk sekolah lagi pada Kamis 26 September 2019. Namun jika kondisi asap belum stabil, sekolah diliburkan hingga Senin 30 September 2019.
"Mulai hari ini sekolah mulai PAUD sampai SMP diliburkan sampai Rabu nanti, Kamis kembali masuk," ungkap Amiruddin, Senin (23/9).
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Apa dampak kabut asap bagi kesehatan? Partikel dan gas polutan yang terhirup telah lama dihubungkan dengan dampak negatif pada kesehatan serta berbagai penyakit dan gangguan. Paparan yang berlangsung dalam waktu singkat dapat memperburuk kondisi akut, seperti asma dan infeksi pernapasan lainnya, serta mengganggu fungsi paru-paru.
-
Apa contoh masalah lingkungan di musim kemarau? Contoh permasalahan lingkungan hidup yang pertama adalah kekeringan. Kekeringan adalah fenomena yang sering terjadi ketika musim kemarau. Seringkali, di berbagai wilayah Indonesia mengalami kekeringan luar biasa yang dapat berakibat buruk.
-
Apa yang terjadi di Lebak saat musim kemarau? Musim kemarau melanda sejumlah daerah di wilayah Banten. Akibatnya, masyarakat yang terdampak langsung mengalami kesulitan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Meski libur, para guru memberikan tugas kepada siswa agar tidak ketinggalan pelajaran. Siswa juga diimbau tidak keluar rumah pada saat kondisi asap semakin tebal.
"Kebijakan ini demi kesehatan anak-anak didik, libur sekolah tapi tetap belajar di rumah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo mengatakan, pihaknya belum meliburkan siswa SMA sederajat setelah Dinas Lingkungan Hidup belum memberikan rekomendasi karena kualitas udara di Sumsel masih terbilang fluktuatif, berkisar 145 hingga 147 mikrogram per kubik (µgram/m3) atau belum masuk kategori berbahaya. Jika sudah mencapai 200 µgram/m3 baru diambil kebijakan baru.
"Kami sudah koordinasikan dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup, untuk sementara belum diliburkan bagi siswa SMA," ujarnya.
Untuk meminimalkan ancaman, masuk sekolah digeser menjadi pukul 09.00 WIB setiap harinya dan kegiatan belajar dilarang dilakukan di luar ruangan.
"Jendela harus ditutup dan berikan tanaman hijau biar menstabilkan udara," kata dia.
Dari pengamatan di www.bmkg.go.id, kualitas udara di Palembang telah mencapai 631.64 µgram/m3 atau level berbahaya pada pagi ini. Situasi ini tak mengalami perubahan sejak pukul 01.00 dini hari tadi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaPemerintah kota Jambi mewajibkan anak-anak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaKebakaran di sekitar pesantren diperkirakan 20 hektare bahkan hampir menjalar ke gedung untuk bisa dipadamkan.
Baca SelengkapnyaGuru dan murid sekolah di Palembang harus kembali menjalani pembelajaran jarak jauh gara-gara kabut asap karhutla yang tak kunjung teratasi.
Baca SelengkapnyaSiswa dipulangkan pukul 10.00 yang seharusnya pukul 12.00
Baca SelengkapnyaProses belajar mengajar di sekolah kembali dilaksanakan secara tatap muka setelah kondisi udara membaik.
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaMiris, sekolah di Ponorogo ludes terbakar tak tersisa. Para guru menangis mengetahui musibah itu.
Baca SelengkapnyaUntungnya saat kejadian sore hari itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaGubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengisyaratkan bakal menetapkan status tanggap darurat bencana asap karena kualitas udara nyaris menembus ambang batas.
Baca Selengkapnya