Kabut asap tebal, jarak pandang di Pekanbaru 500 meter
Merdeka.com - Kabut asap di provinsi Riau semakin mengkhawatirkan, hampir seluruh pengendara sepeda motor dan pejalan kaki menggunakan masker. Tebalnya kabut asap akibat 98 titik api juga mengganggu jarak pandang hanya 400 hingga 800 meter pada Rabu (2/9).
Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru, Sugarin mengatakan berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pada Rabu pukul 07.00 WIB, terdapat 134 titik panas yang tersebar di 11 kabupaten dan kota se Riau.
"Dari 134 titik panas, 98 diantaranya dipastikan merupakan titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen," kata Sugarin.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Siapa yang terdampak udara buruk? Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Siapa yang bisa menggunakan masker ini? Masker ini biasanya sesuai untuk kebanyakan jenis kulit, tetapi bagi mereka yang memiliki kulit sensitif, sangat disarankan untuk melakukan tes patch terlebih dahulu.
Dia menjelaskan, kabupaten Pelalawan merupakan penyumbang titik api terbanyak dengan 36 titik api, selanjutnya Indragiri Hilir dengan 24 titik api, Indragiri Hulu 16 titik api, Kampar dan Kuantan Singingi masing-masing sembilan titik api.
Selanjutnya Rokan Hulu dan Siak masing-masing terdapat tiga titik api, Bengkalis dua titik api dan Meranti satu titik api.
"Pelalawan merupakan daerah dengan visibilty terburuk yakni hanya 400 meter, selanjutnya Pekanbaru 500 meter, Dumai 700 meter dan Rengat Indragiri Hulu 800 meter," kata Sugarin.
Pantauan merdeka.com di lapangan, tampak aktivitas siswa sekolah dasar hingga Sekolah Menengah Pertama masih beraktifitas belajar mengajar meskipun kabut asap sangat tebal di Kota Pekanbaru.
Para siswa siswi pun terpaksa menggunakan masker menutupi mulutnya dari tebalnya kabut asap, guna menghindari penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaJarak pandang hanya 200 meter terjadi di dua daerah.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaTPAS Pasirbajing, Garut, terbakar sejak beberapa hari terakhir. Warga pun memblokade lokasi itu sehingga pengangkutan sampah dari perkotaan pun terlambat.
Baca SelengkapnyaTingkat polusinya bahkan melampaui standar aman dari WHO.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaKualitas udara Jakarta yang tidak sehat memaksa orang-orang kembali memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Berikut fotonya!
Baca SelengkapnyaGunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca Selengkapnya