Kades Selok Awar-awar ditahan, kerabat teror rekan Salim Kancil
Merdeka.com - Pasca kasus pembunuhan Salim alias Kancil dan dikeroyoknya Tosan, situasi Desa Selok Awar-awar, Lumajang, Jawa Timur, kembali tegang. Pagi tadi seorang pemuda berinisial IW (21) melakukan pengerusakan terhadap rumah rekan Salim Kancil, Petani Penolak Tambang Abul Hamid.
Kejadian bermula ketika sekitar pukul 10.00 WIB, IW mendatangi rumah Hamid. IW mondar-mandir di depan rumah Hamid sambil menggeber-geber motornya.
Selang beberapa saat IW berteriak keras menantang Hamid untuk tarung bebas. Diduga IW tak terima saudaranya dijerat pidana karena telah bunuh Salim Kancil dan aniaya Tosan.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Kenapa pelarungan Padaw Tuju Dulung di Tarakan dilakukan? Pelarungan Padaw Tujuh Dulung ini sebagai simbolisasi rasa syukur dan bagian tidak terpisahkan dari upaya melanjutkan warisan pendahulu dan menjadikan pesta rakyat sebagai ajang mengenalkan khazanah budaya dan daya tarik wisata di Tarakan,' ucap Khairul.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Siapa yang ikut dalam pelarungan Padaw Tuju Dulung? Pelarungan Padaw Tuju Dulung yang disaksikan langsung masyarakat yang hadir, juga diikuti oleh Walikota Tarakan, Khairul, tokok masyarakat Tidung, dan seluruh tamu undangan.
-
Siapa yang membunuh korban? Jasad wanita berinisial R (34) ditemukan di Dermaga Ujung Pulau Pari dengan kondisi sudah membusuk pada 13 April 2024. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku berinisial N yang diketahui memesan layanan Open BO dari R melalui aplikasi WeChat.
"Tarus sepeda motornya ditaruh, pelaku bilang, "Hamid ayo keluar carok sama saya." Saya mau keluar tapi kata istri saya, "Jangan diladeni nanti ada apa-apa malah susah," kata Hamid saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (31/10).
Ketika tahu bahwa ajakan carok tak diladeni Hamid, IW kemudian mengambil batu. IW yang diketahui sebagai saudara Kepala Desa Selok Awar-awar yang menjadi tersangka pembunuh Salim Kancil, Hariyono itu lalu melemparkan batu ke arah rumah Hamid.
"Dia saudara kepala Desa. Akhirnya karena tau saya gak keluar, dia makin marah. Dia akhirnya mengambil batu sekitar 2 kilogram beratnya, dilemparkan ke bagian kaca rumah saya. Kaca rumah saya pecah," tuturnya.
Kapolsek Pasirian, AKP Eko Hari Suprapto juga menjelaskan bahwa, ketika kejadian itu berlangsung, Hamid langsung menghubungi salah satu anggota Badan Pembina Desa (Babinsa). Hamid meminta agar aparat kemanan segera mendatangi rumahnya.
"Kebetulan di Balai Desa (Selok Awar-awar) ada 2 anggota saya. Akhirnya mereka berangkat ke sana," tuturnya.
Eko menceritakan bahwa 1 anggota Babinsa dan 2 anggota polisi langsung mendatangi rumah Hamid dengan memakai 2 sepeda motor. Ketika hampir sampai di rumah Hamid, mereka memergoki IW tengah melempar batu ke rumah korban.
"Trus karena dia tahu ada polisi datang, akhirnya dia mau lari. Ketika dia nyarter motor, polisi langsung menabrak motornya. Akhirnya jatuh. Ditinggal motornya trus dia lari, dikejar tidak nututi," ucapnya.
Kemudian Eko mendatangi TK sembari melapor ke Polres Lumajang. Dengan beberapa orang dalam timnya, eko menyisir beberapa rumah kerabat IW.
"Kemudian setelah saya selesai salat, terus ada yang menelepon mengabarkan posisi pelaku. Awalnya ketika didatangi enggak ketemu. Terus saya curiga di dalam rumah ada musala kecil yang pintunya cuma menutup separuh. Ternyata pelaku di balik pintu sembunyi, dia jongkok. Itu rumahnya Pak Ripin," terangnya.
IW langsung digelandang ke Polres Lumajang. Statusnya sudah dinaikkan menjadi tersangka. Kapolres Lumajang AKBP Fadli Munzir Ismail juga mengonfirmasi bahwa peristiwa itu memang benar adanya.
"Iya kejadian itu benar ada pagi tadi. Satu tersangka sudah diamankan di Polres Lumajang," tuturnya.
Menurutnya beberapa barang bukti yang disita ialah berupa 1 sepeda motor, sandal jepit, batu, dan pecahan kaca. Tersangka dijerat dengan pasal 335 dan 406 KUHP.
"Karena dia sempat menantang dan mengancam," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaKompolnas mengatakan, penyidikan yang dilakukan Polda Sumbar sudah berjalan sesuai prosedur yang berlaku.
Baca SelengkapnyaDari pengakuan, pelaku telah menghilangkan nyawa Iwan pada 24 Desember 2022 sore.
Baca SelengkapnyaDiketahui, korban dan pelaku ternyata saling kenal, bahkan Anan kerap diberikan sembako.
Baca Selengkapnya"Ketika yang bersangkutan (tersangka) mencoba meminta tolong kemudian tidak ada respon, dan kemudian melakukan penembakan," ujar Andry.
Baca SelengkapnyaDirinya kenal dengan Serda Adan saat masih sekolah di pesantren pada 2012 silam.
Baca SelengkapnyaDalam berkas dakwaan terungkap dari ulahnya membohongi keluarga Iwan, Serda Ardan bisa mengantongi Rp200 juta lebih.
Baca SelengkapnyaKakak korban mengaku mengenal terdakwa dari pertemuan di sebuah acara Forkopimda di Gunungsitoli Nias, Sumatera Utara pada Juli 2022.
Baca SelengkapnyaHarapan keluarga agar Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) menjadi personel TNI Angkatan Laut harus dibayar dengan harta dan nyawa pemuda itu.
Baca SelengkapnyaSerda Adan turut dibantu oleh seorang warga sipil asal Kota Solok, Sumbar bernama Muhammad Alvin
Baca SelengkapnyaHakim pun memerintahkan oditur militer untuk dapat menghadirkan para saksi-saksi dan barang bukti dipersidangan selanjutnya pada 2 September 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaUntuk proses hukum Muhammad Alvin akan diserahkan kepada Polres Sawahlunto.
Baca Selengkapnya