Kadinkes Aceh Barat: Mahasiswi Lumpuh Setelah Divaksinasi Diduga Akibat Psikosomatis
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Syarifah Junaidah menyebut, kejadian seorang mahasiswi yang lumpuh setelah disuntik vaksin Sinovac diduga karena mengalami psikosomatis.
"Jadi, dugaan sementara pasien mengalami psikosomatis, artinya banyak cemas atau pikiran yang berlebihan setelah mendapatkan vaksinasi," kata Syarifah Junaidah di Meulaboh, Selasa (3/8) seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Amelia Wulandari, seorang mahasiswi akhir Fakultas Hukum Universitas Syiah (USK) Kuala Banda Aceh sejak Minggu (1/8) 2021 harus dirawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh karena lumpuh setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 oleh tenaga kesehatan.
-
Bagaimana siswi terdampak penyakit? Mereka melaporkan penyakit ini telah melumpuhkan kaki mereka, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mampu berjalan.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswi itu? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
-
Apa penyakit yang diderita siswi? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Kenapa wanita itu mengalami kondisi seperti itu? Wanita yang berasal dari Provinsi Henan itu diketahui telah ditegur oleh atasannya sebulan sebelumnya, yang mengakibatkan ia mengalami perasaan tidak bahagia yang berkepanjangan.
-
Kenapa gadis itu terjebak di rumah sakit? Meskipun memenuhi kriteria pemulangan dan permohonannya yang berulang-ulang untuk dibebaskan, dia tetap di sana karena mereka menolak menandatangani dokumen pemulangan.
-
Apa penyakit Siti Purwanti? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
Semula Amelia dirawat di Rumah Sakit Swasta Montella Meulaboh, namun karena kondisinya memburuk kemudian dirujuk ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Meski saat ini korban mengaku lumpuh setelah mendapatkan penyuntikan, namun, menurut Kadinkes, hal tersebut belum bisa dipastikan secara medis.
Menurut dia untuk bisa memastikan seseorang lumpuh tersebut harus adanya uji laboratorium dan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan penyebab pastinya.
"Jadi, kami belum bisa pastikan apakah lumpuh ini karena vaksin atau faktor lain, masih perlu pendalaman lebih lanjut secara medis," katanya menegaskan.
Dinkes bersama dokter di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh masih terus melakukan pemantauan dan pemberian obat-obatan kepada pasien, sehingga diharapkan kondisi pasien Amelia Wulandari semakin membaik.
Kronologi Versi Keluarga
Sebelumnya, keluarga Amelia, Allymuddin (36) mengatakan usai divaksin pada Selasa (27/7) lalu, Amelia mengalami muntah-muntah, malam harinya mulai kejang-kejang serta kaki dan tangannya tak bisa digerakkan.
"Dia (AW) divaksinasi untuk keperluan administrasi di kampus. Kepada pihak akademik sudah dia sampaikan bahwa dia tak bisa divaksinasi karena mengalami sakit lambung akut, sinusitis, tipes dan juga sesekali sesak. Pihak akedemik memahaminya, namun meminta surat keterangan tidak bisa vaksin dari dokter spesialis," kata Allymuddin dikonfirmasi Merdeka.com, Senin (2/8).
Dia menjelaskan, AW mendatangi Puskesmas di lokasi tempat tinggalnya di Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat untuk meminta surat keterangan tidak bisa divaksin. Namun, dokter umum di Puskesmas tersebut memintanya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di rumah sakit lain. Pihak Pukesmas mengeluarkan surat rujukan.
Berbekal surat itu, AW mulanya mendatangi rumah sakit Dankesyah (rumah sakit militer kodam Iskandar Muda), namun di sana dokter spesialis sedang tidak ada. Dia lalu mendatangi rumah sakit swasta Montella. Di sana, dia berkonsultasi dengan dokter spesialis.
Allymuddin menyebut, dokter di rumah sakit swasta Montella itu bersikukuh AW harus tetap divaksin, meskipun dia telah menjelaskan bahwa memiliki riwayat penyakit yang diderita. Dokter tetap tidak mau mengeluarkan surat keterangan tidak bisa divaksin.
"Karena kepepet dengan deadline administrasi kampus yang mengharuskan upload surat vaksin tanggal 28 untuk keperluan wisuda di Universitas Syiah Kuala, mau tidak mau tanggal 27 dia akhirnya divaksin. Selepas itu baru gejala yang saya sebut tadi muncul di tubuh adik saya," beber Allymuddin.
Pihak keluarga sempat menghubungi nomor telepon yang tertera di surat keterangan vaksin pertama itu, yang menyebut apabila mengalami gejala kesehatan usai disuntik divaksin bisa melaporkannya. Namun kata Allymuddin, nomor tersebut tak mengangkat telpon ketika dihubungi.
"Dari malam pertama sampai sekarang kita hubungi nomor itu tidak mengangkat telponnya. Ini kan seperti lepas tangan," ungkapnya.
Kondisi Amelia kini mulai membaik, tangan dan kakinya sudah bisa digerakkan kembali.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPenyakit polio masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPerisitiwa ini bermula ketika pasien merasakan sakit di dada dan badan juga terasa lemas.
Baca SelengkapnyaDeretan perundungan ini diduga menyebabkan mahasiswi PPDS Undip di RS Dr. Kariadi Semarang, dr Aulia Risma Lestari bunuh diri pada Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaPenanganan medis terhadap korban juga dilanjutkan dan akan didukung secara penuh, termasuk biayanya.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaTim meminta Kepala sekolah SMP I Sindangbarang bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena dianggap lalai.
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut, korban pribadi yang menutup diri atau inrovert.
Baca SelengkapnyaSang pejabat bahkan sudah membuatkan draf susunan kalimat yang diminta untuk dibacakan di hadapan awak media.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan satu orang sebagai Anak Berhadapan Hukum dalam kasus dugaan bullying tersebut.
Baca Selengkapnya