Kadis SDA soal Banjir: Kalau Kita Tidak Keruk Mana Mungkin Air Cepat Surut
Merdeka.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA), Juaini Yusuf mengklaim upaya penanganan banjir yang dilakukan pihaknya makin baik. Dampaknya, kata dia, banjir awal tahun ini lebih kecil dibandingkan 2015 silam.
"Kan kalau menurut data BMKG, ini hujan curahnya yang 100 tahun yang lalu dan debitnya lebih banyak. Dan bisa juga, yang jelas kesiapan kita memang dari awal kita sudah siap," ujar dia, ketika ditemui, di Kompleks Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (13/1).
Salah satu upaya yang terus dilakukan seperti pengerukan waduk, embung. Dia yakin, tanpa pengerukan itu, tidak mungkin air cepat surut saat curah hujan begitu tinggi pada awal tahun kemarin.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk antisipasi banjir? Antisipasi banjir menjelang musim penghujan terus dilakukan Pemkab Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menginstruksikan dinas-dinas teknis mulai melakukan langkah antisipatif.'Dinas PU Pengairan, Dinas PU Bina Marga, Dinas LH, juga BPBD kami minta sudah menyiapkan diri. Gorong-gorong segera dibersihkan agar air tidak tersumbat. Spot-spot banjir juga juga mulai dipetakan untuk antisipasinya,' kata Ipuk saat menggelar rapat koordinasi mingguan yang diikuti oleh seluruh OPD, Jumat (3/11).
-
Bagaimana BPBD tangani banjir Semarang? Endro mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan BPBD seperti menyiagakan pompa portable pada titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk itu.
-
Bagaimana BPBD mengatasi banjir? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
-
Dimana Pemkab Banyuwangi fokus menangani banjir? Salah satu yang menjadi perhatian Ipuk adalah kawasan rawan banjir. Seperti di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi yang sempat dicek langsung oleh Ipuk pada Rabu (1/11). Kawasan yang dilintasi aliran sungai Kalilo itu, kerap dilanda genangan air di kala intensitas hujan tinggi.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
"Dari awal tahun sudah melakukan itu, pengerukan segala macam. Mungkin itu bisa menjadi salah satu ukuran juga yang menyebabkan banjir tidak lama-lama. Kalau memang kita tidak keruk mana mungkin air bisa cepat surut. Buktinya kan sekarang di saat wilayah lain masih berkutat perbaikan, kita sudah bersih kan semuanya," katanya.
Dia menjelaskan, terkait penanganan banjir, pihaknya sudah memiliki sejumlah SOP yang harus dijalankan. "Sebenarnya SOP kita sama. Apa yang sudah kita lakukan akan terus kita kerjakan. Mengeruk, semuanya akan terus kita kerjakan sampai kondisi benar-benar aman," terang dia.
"Pompa-pompa misalnya yang tidak beroperasi kemarin kita sedang dalam perbaikan. Yang jelas kita harus tetap siap sampai dianggap bulan-bulan cuaca udah normal itu terus kita kerjakan," imbuh Juaini.
Selain itu, dia mengatakan dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat penguatan terhadap proses penanganan banjir di Jakarta. Termasuk tambahan petugas.
"Kalau petugas tambah. Dulu mungkin tidak seberapa. Sekarang hampir 8.000-an petugas yang kita miliki sekarang. Pompa ada tambah lah satu, dua. Dan kesiapan kita juga di lapangan ada penambahan waduk-waduk juga. Mungkin itu juga bisa menjadi indikasi banjirnya tidak terlalu lama-lama dibandingkan dengan yang dulu-dulu," ungkapnya.
Tak hanya tambahan dukungan dari sisi SDM, pihaknya juga meningkatkan dukungan dari segi peralatan. Sebagai contoh, adanya penambahan escavator.
"Kalau escavator ada penambahan mungkin tidak banyak. Mungkin antara 5 sampai 10 (unit) lah. Setahun ini saja nih. Yang tahun kemarin, 2019. Mungkin ke depan, kita cek lagi, evaluasi. Kalau memang ada perlu kita ini (tambah) lagi," tandasnya.
Diketahui, data gabungan antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Bappenas, BMKG, dan Open Data Jakarta membeberkan penanganan banjir di Jakarta per periode. Mulai 2013, 2015, dan 2020.
Mengutip data tersebut, banjir di awal tahun 2020 diketahui memiliki curah hujan yang lebih tinggi perharinya ketimbang 2013 dan 2015. Yakni 377 mm berbanding 100 mm dan 277 mm.
Meski terbilang lebih besar, namun area terdampak banjir pada 2020 hanya seluas 156 km. Berbeda dengan 2013 dan 2015. Dengan curah hujan perhari yang lebih kecil dibanding 2020, namun luas wilayah terdampak mencapai 240 km pada 2013 dan 281 km pada 2015.
Selain penanganan wilayah terdampak, data juga mencatat total jumlah posko pengungsian dan pengungsinya. Untuk tahun 2020 total posko pengungsian mencapai 269 posko dengan total pengungsi sebanyak 31.232 jiwa.
Bila dibandingkan dua tahun sebelumnya, pada tahun 2013 tercatat sebanyak 1250 posko dan tahun 2015 sebanyak 409 posko. Begitu pun dengan total pengugsinya pada tahun 2013 tercatat 90.913 jiwa dan pada tahun 2015 sebanyak 45.813 jiwa.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI menetapkan waktu minimal banjir surut di wilayahnya kurang dari dua jam
Baca SelengkapnyaPengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca SelengkapnyaProyek pengerjaan perbaikan drainase ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman banjir.
Baca SelengkapnyaJakarta dan sekitarnya telah masuk musim penghujan. Tak jarang di sejumlah titik ibu kota tergenang banjir.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaTeguh bilang, diperlukan sinergi lintas perangkat daerah untuk mengantisipasi banjir.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov agar segera mengevaluasi penanganan banjir
Baca SelengkapnyaWaduk Melati menjadi salah satu infrastruktur pengendali banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Semarang terus berupaya untuk menanggulangi bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut RK, warga masih khawatir dengan banjir yang kerap terjadi lima tahunan.
Baca SelengkapnyaPemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaHeru Budi bakal mengevaluasi fungsi Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur agar dapat mengurangi banjir
Baca Selengkapnya