Kaji sejak 20 tahun lalu, UGM sebut Palangkaraya cocok jadi Ibu Kota
Merdeka.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengklaim sudah 20 tahun lalu mengkaji pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya. Mereka merasa pemindahan itu layak. Sebab, secara geologi kota Palangkaraya jauh dari bencana alam.
Guru Besar UGM bidang Geologi, Dwikorita, mengaku memang secara geologi Kota Palangkaraya lebih aman. Dilihat dari sudut kegunungapian, letak Palangkaraya di tengah Pulau Kalimantan, menunjukkan kondisi gunung api relatif tidak seaktif di Pulau Jawa. Gunung api di Kalimantan tidak bekerja aktif, sehingga ancaman erupsi maupun gempa tektonik sangat kecil.
"Palangkaraya yang berada di Pulau Kalimantan merupakan daerah yang relatif aman jika ditinjau dari ilmu Geologi. Palangkaraya relatif aman dari pusat gempa," kata Dwikorita, Senin (10/7).
-
Bagaimana Palangka Raya dipersiapkan jadi ibu kota? Pemerintahan Soekarno pun jor-joran membangun sejumlah fasilitas di tengah kondisi negara yang baru saja merdeka. Beberapa bangunan yang didirikan di antaranya pusat kota seluas 10 x 10 kilometer persegi, gedung perkantoran, perumahan pegawai, sekolah, poliklinik, rumah sakit, pasar, hotel, dan pembangkit listrik.
-
Di mana Palangkaraya terletak? Palangkaraya juga berada di posisi strategis, yakni terletak di titik tengah garis imajiner yang menghubungkan Kota Sabang di Aceh (paling barat) dengan Kota Merauke di Papua (paling timur). Kota ini juga berada tepat di tengah-tengah antara garis utara dan selatan yang melewati Palangkaraya.
-
Dimana UGM didirikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada? Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497 Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Bagaimana cara peneliti meneliti Gunung Padang? Dengan menggunakan berbagai teknik termasuk electrical resistivity tomography (ERT), ground-penetrating radar (GPR), dan seismic tomography (ST), para peneliti mampu membuat gambaran fitur internal bukit serta kronologi konstruksinya.
-
Kenapa Banten Girang diduga sebagai ibu kota? Dilansir dari Indonesia.go.id, dari temuan sumber-sumber Portugis, Banten Girang sebenarnya merupakan ibu kota kerajaan tua.
Mantan Rektor UGM ini mengatakan bahwa ancaman bencana berpotensi di Palangkaraya adalah banjir dan tanah longsor. Tetapi, kata Dwikorita, itu bisa diminimalisir dengan pembuatan zonasi potensi bencana.
"Potensi bencana banjir dan tanah longsor bisa dipetakan dan diminimalisir dampaknya. Dibuat zonasi. Nanti dimasukkan zonasi berwarna merah sehingga daerah yang berpotensi banjir dan tanah longsor tidak dibuat bangunan untuk hunian publik sehingga bisa diminimalisir ancaman bencananya," urai Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan bahwa perencanaan dan tata kota baik bisa direncanakan sejak awal. Sehingga, nantinya pembangunan ibukota di Palangkaraya bisa aman dari berbagai ancaman dan potensi bencana.
"Memang pemindahan ibukota harus dilakukan kajian lebih lanjut. Tidak hanya dikaji secara geologi saja tetapi harus juga dikaji secara sosial budaya dan sosial ekonomi. Kajian geologi dalam pemindahan ibukota bukan satu-satunya kajian tetapi kajian ini (geologi) tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Karena jika kena bencana, investasi dengan dana yang tinggi bisa lenyap dalam hitungan detik jika tak memerhatikan kajian geologi," terangnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan riset pertimbangan ibu kota pindah ke IKN.
Baca SelengkapnyaTaki berharap tentang kepindahan Ibu Kota harus dikaji secara komprehensif tidak sekadar kepentingan politik semata.
Baca SelengkapnyaPKS menggelar Kick Off Kampanye Nasional 2024 dengan meluncurkan program kampanye gagasan, salah satunya Jakarta tetap Ibu Kota Negara.
Baca SelengkapnyaSalah satu teks cerita sejarah adalah adanya gagasan Palangkaraya sebagai Bakal Ibukota Indonesia.
Baca SelengkapnyaRencana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta tersebut urung terwujud di era Presiden Soekarno.
Baca SelengkapnyaSederet alasan Mahfud MD yang akan tetap melanjutkan pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaPerlu ada pemerataan penduduk agar tidak jawa sentris dengan cara pindah ibu kota.
Baca SelengkapnyaDia juga menyoroti keberanian Gibran sebagai sosok pemuda yang ingin menghadirkan perubahan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan bahwa Ibu Kota Nusantara (IKN) bukanlah proyeknya.
Baca SelengkapnyaSoekarno melihat Palangka Raya memiliki potensi yang kuat sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian negara.
Baca SelengkapnyaPemrov rancang strategi saat Jakarta tak lagi jadi ibu kota negara.
Baca SelengkapnyaBambang Brodjonegoro menilai saat ini adalah momen terbaik untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta menuju IKN.
Baca Selengkapnya