Kak Seto Imbau Orangtua Kurangi Konflik di Rumah untuk Kurangi Stres Anak
Merdeka.com - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi mengakui bahwa anak-anak sudah merasa bosan karena terlalu lama belajar di rumah. Oleh sebab itu, dia mengajak para orangtua untuk menciptakan lingkungan rumah atau keluarga yang kondusif di tengah pandemi Covid-19 ini.
Dia meminta para orangtua untuk tidak bertengkar ataupun melakukan kekerasan pada anak. Sebab, hal itu hanya akan menambah tingkat stres anak-anak yang sudah delapan bulan di rumah di rumah saja.
"Kuncinya memang ada di ayah dan ibu dan wali paling tidak. Ciptakanlah suasana penuh persahabatan, tanpa ada konflik atau kekerasan terhadap anak," kata Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto saat diskusi virtual yang disiarkan langsung di youtube BNPB, Jumat (20/11).
-
Bagaimana orangtua bisa mengurangi konflik dengan anak? Dhani juga menjelaskan bahwa potensi konflik dalam keluarga bisa dikurangi apabila komunikasi yang positif sudah menjadi kebiasaan sejak dini.
-
Kapan orang tua sebaiknya tidak memaksa anak berinteraksi? Memaksa anak untuk berbicara atau bersosialisasi tanpa adanya persiapan yang matang dapat menimbulkan rasa cemas dan ketidaknyamanan.
-
Gimana cara orang tua menenangkan anak tantrum? Cobalah untuk tetap tenang dan berbicara dengan suara yang lembut dan menenangkan, sehingga anak bisa melihat contoh perilaku yang stabil dan terjaga.
-
Siapa yang perlu tetap tenang saat anak tantrum? Menunjukkan rasa panik atau frustrasi hanya akan membuat keadaan semakin buruk dan menambah stres pada anak.
-
Gimana cara orangtua mengatasi tantrum anak? Pola asuh dan arahan dari orangtua menjadi kunci penting untuk mengatasi tantrum agar tidak semakin parah.
-
Bagaimana cara orangtua mengurangi dampak buruk pertengkaran? Penting bagi orangtua untuk mendiskusikan pertengkaran secara terbuka dengan anak-anak mereka, meski tanpa harus membahas detail konflik. Pernyataan sederhana seperti, 'Ayah dan Ibu berbeda pendapat kemarin, tetapi kami sedang mencari solusinya,' dapat memberikan rasa aman pada anak.
Menurutnya, para orangtua saat ini berperan sebagai guru. Oleh sebab itu, dia meminta para orangtua untuk selalu aktif membantu anak-anak tiap kali sang anak mengikuti kelas online. Bahkan, Kak Seto menyarankan agar orangtua mengubah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi Pembelajaran Jarak Dekat (PJD).
"PJJ diganti dengan PJD atau pembelajaran jarak dekat. Maksudnya adalah pembelajaran tatap muka, tapi yang ditatap bukan pak guru atau ibu guru, yang ditatap adalah guru pengganti yaitu ayah dan bunda," kata psikolog anak itu.
Kak Seto berharap besar, para orang tua bisa kreatif saat mengajarkan anak-anaknya. Sehingga, anak-anak tidak bosan. Tidak bisa dipungkiri, menatap layar laptop atau ponsel setiap hari selama delapan bulan bisa membuat anak-anak pusing, lelah, bahkan benci belajar.
"Akhirnya belajar jadi tidak optimal karena lelah dan membosankan. Bahkan anak-anak bisa benci belajar atau phobia belajar. Jadi mereka harus belajar dengan gembira bersama orangtua," ujar Kak Seto
Selain itu, Kak Seto juga berharap para orangtua tidak lupa untuk memberikan edukasi mengenai virus Corona kepada anak-anaknya. Menurutnya, di keadaan darurat seperti ini, mengedukasi anak mengenai kesehatan sangatlah penting.
Meskipun sudah delapan bulan mewabah di Indonesia, menurutnya anak-anak tetap perlu waspada dan memahami apa bahaya virus Corona. Dia meminta orangtua untuk tidak kenal lelah dalam mengedukasi anak-anak.
"Karena keadaannya darurat jadi materinya juga darurat. Sehingga pembelajaran bukan hanya pada ilmu pengetahuan saja tapi pada ilmu kesehatan, etika, estetika, dan nasionalisme," kata dia.
"Materi kesehatan sebenarnya sangat dekat dengan kondisi kita. Kita bisa mengajari anak kita untuk rajin cuci tangan, pakai masker, kalau tidak pakai masker bisa tertular, dan lainnya," imbuhnya.
Kak Seto mengakui, memberikan pemahaman kepada anak tentang seluk-beluk virus Corona tidaklah mudah. Oleh sebab itu, dia menyarankan para orang tua untuk menyampaikannya dengan lagu, dongeng, ataupun dialog-dialog yang bersahabat dengan anak. Intinya, kata Kak Seto, orangtua harus mampu membuat anak-anak betah dan bahagia di rumah.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut cata mengatasi anak cengeng dan rewel yang bisa diterapkan oleh orang tua.
Baca SelengkapnyaKejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.
Baca SelengkapnyaMeneriaki anak bisa menimbulkan sejumlah dampak buruk yang perlu diwaspadai teruta untuk kondisi mentalnya:
Baca SelengkapnyaMengatasi pertengkaran antar saudara bisa dilakukan dengan penerapan positive parenting oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaTerjadinya pertengkaran antara orangtua bisa sangat mempengaruhi kondisi mental anak.
Baca SelengkapnyaBentakan terhadap anak dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan metode pengasuhan yang positif.
Baca SelengkapnyaTerjadinya pertengkaran orangtua terutama yang ditunjukkan di depan anak bisa sangat berpengaruh terhadap kondisi mental mereka.
Baca SelengkapnyaMencegah emosi meledak dan memarahi anak bisa dilakukan dengan sejumlah cara berikut ini:
Baca SelengkapnyaDengan memahami penyebab stres dan cara mengatasinya, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak mereka menghadapi tantangan dengan lebih baik.
Baca SelengkapnyaPertengkaran dan drama biasanya terjadi saat menenangkan buah hati yang tantrum.
Baca SelengkapnyaKebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca Selengkapnya