Kakak Beradik Pelaku Begal di Samarinda Dibekuk Polisi
Merdeka.com - Kakak beradik di Samarinda, Junaedi (25) dan Mahendra (20) menjadi pelaku begal dengan kekerasan. Keduanya sudah 4 kali melancarkan aksinya dengan pisau cutter.
Kasus terbaru, kakak beradik merampas tas berisi perhiasan emas seberat 100 gram. Emas tersebut dijual Rp 40 juta. Uangnya, habis dipakai untuk foya-foya. Junaedi dan Mahendra tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran.
"Kemarin jual perhiasan emas laku Rp 40 juta, habis dalam seminggu. Ya bagi-bagi sama teman-teman. Buat minum (miras), judi dan kebutuhan sehari-hari," kata Junaedi saat ditemui di Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, Kamis (12/9).
-
Siapa yang menggadaikan motor? Kasus gadai sepeda motor yang melibatkan RF, adik dari penyanyi dangdut (Pedangdut) Via Vallen berakhir damai.
-
Siapa yang mengajak JM mencuri motor? Peristiwa itu bermula saat pelaku berkeluh kesah dengan temannya, SA (DPO), yang kebingungan membayar sewa traktor. Bukannya meminjami uang, SA justru mengajak pelaku mencuri sepeda motor.
-
Kenapa JM mencuri motor? Tersangka berdalih punya utang sewa traktor, lalu mau ikut mencuri motor milik tetangganya,“ kata Kasi Humas Polres OKU AKP Budhi.
-
Mengapa Jenderal Agus Subiyanto tidak bisa beli sepeda? 'Karena saya tidak bisa beli,' sambungnya.
-
Di mana pesepeda dijambret? Kejadian di daerah Tambun Selatan Mengutip unggahan Twitter tersebut diketahui jika peristiwa penjambretan terjadi di wilayah Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
-
Siapa yang melakukan pungli? Berdasarkan keterangan di video, disebutkan bahwa pungli di Babelan jadi pungli terkuat di muka bumi.
Sebelum membegal, keduanya menenggak minuman keras terlebih dahulu. Mereka membagi tugas. Junaedi bertugas sebagai joki motor dan adiknya Mahendra sebagai eksekutor.
"Mabuk dulu, baru berani (membegal)," ujar Junaedi.
Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa menerangkan, keduanya terakhir beraksi 24 Juli 2019 pagi lalu, di Jalan Pangeran Suryanata. Dua korban diserempet oleh pelaku dan diambil tasnya.
"Korban dengan anaknya diserempet pelaku. Lalu menggunakan cutter, memutus tali tas korban dan melukai korban," kata Damus.
"Korban melapor, dengan kerugian keseluruhan senilai Rp 80 juta, karena ada perhiasan emas seberat 100 gram di dalam tasnya yang dibawa pelaku," ungkapnya.
Aksi pembegal itu pun viral di media sosial. Dari pemeriksaan, kakak beradik itu sudah 4 kali menjambret dengan modus yang sama dan melukai korbannya.
"Barang-barang hasil begal itu dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan foya-foya," paparnya.
Dari pengembangan kasus begal ini, 2 penadah barang hasil begal juga berhasil ditangkap kepolisian di Samarinda. Keempatnya ditetapkan tersangka dan kini meringkuk di penjara.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah tak ada kabar, keluarga melapor ke polisi. Mereka mengirim pesan singkat agar orangtua tidak mencari karena mengaku sudah bahagia.
Baca SelengkapnyaPelaku sudah tidak bisa mengelak saat ditangkap petugas.
Baca SelengkapnyaSeorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca SelengkapnyaJunaedi terpaksa dibui karena kasus pencurian. Dia kabur dengan cara merusak teralis besi blok hunian
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus pembegalan yang menimpa calon siswa (casis) Bintara Polri, Satrio Mukti Raharjo.
Baca SelengkapnyaTerungkapnya kasus tersebut berawal dari laporan ke polisi pada 1 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPartner in Crime, Ayah dan Anak di Bandung Duet Begal Motor usai Pesta Miras
Baca SelengkapnyaMenjadi pemulung merupakan salah satu profesi yang dipilih oleh beberapa orang untuk membiayai hidup.
Baca SelengkapnyaHampir sebulan si kembar Rihana Rihani menjadi buronan atas kasus dugaan penipuan.
Baca SelengkapnyaPara pelaku kemudian merampas HP milik korban di tas pinggang dan merebut kendaraan yang digunakan korban.
Baca SelengkapnyaViral momen polisi cegar difabel yatim piatu jalan kaki dari Bojonegoro ke Jember. Kisahnya bikin haru.
Baca SelengkapnyaGudang itu selama ini menjadi tempat penyimpanan alat-alat bangunan milik Ketua Komisi Yudisial (KY) Amzulian Rifai
Baca Selengkapnya