Kala Jokowi desak Kabareskrim 'injek' pengedar obat terlarang
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penjelasan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri) Komjen Ari Dono Sukmanto terkait penindakan terhadap pengedar obat ilegal. Ini dilakukannya di sela-sela acara peresmian aksi nasional pemberantasan obat ilegal dan penyalahgunaan obat di lapangan utama Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta Timur.
"Apa sih, Pak Kabareskrim kerja sama yang sudah dilakukan dengan BPOM dari Polri? Kejamnya kayak apa sih Kabareskrim ngurusin ini?" ucap Jokowi, Selasa (3/10).
Menjawab pertanyaan tersebut, Ari Dono mengatakan Polri sudah bekerja sama dengan BPOM dengan melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah. Dalam penyuluhan itu, Polri dan BPOM menyampaikan tentang bahaya narkoba dan psikotropika.
-
Apa yang dipesan Jokowi ke TNI-Polri? 'TNI Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Pesawat tempur perlu, iya. Tank perlu, iya. Tapi hati-hati juga dengan drone.' kata Jokowi.
-
Siapa yang mendorong kolaborasi pemberantasan narkoba? Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mendorong kepada semua pihak, untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam memberantas narkoba di wilayahnya.
-
Bagaimana Pemprov Jateng mencegah narkoba? Upaya pencegahan penggunaan narkoba akan lebih diutamakan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencegahan adalah menggencarkan sosialisasi, dan menyelenggarakan deklarasi anti narkoba.
-
Bagaimana cara memerangi narkoba? Peringatan ini juga menjadi ajang bagi berbagai negara untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memerangi narkoba melalui kebijakan yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan kampanye pendidikan yang luas.
-
Siapa yang mendesak BPOM untuk sosialisasi? Ia mendesak BPOM segera meningkatkan sosialisasi masif atas kebijakan anyar tersebut.
-
Bagaimana DPR ingin polisi tangani narkoba? Mengomentari hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni berharap polisi terus melakukan pembaruan terhadap modus-modus yang digunakan pelaku kejahatan, dalam hal ini penyalahgunaan narkoba. 'Nah ini nih, makin ke sini para pengedar narkoba itu makin banyak akalnya. Momen mudik Lebaran pun dipakai untuk aji mumpung. Karenanya, polisi harus cerdik dalam mengungkap setiap modusnya. Harus berpikir out of the box dalam menebak cara-cara mereka'.
Jokowi merasa tidak puas dengan jawaban Ari Dono. Menurutnya, penyuluhan di sekolah-sekolah sudah sering dilakukan. Jokowi ingin mengetahui lebih jauh penindakan paling kejam oleh institusi Polri terhadap pengedar obat ilegal.
"Yang sekarang kejamnya apanya?" desak Jokowi.
"Sekarang kegiatan penegakkan hukum terhadap penjual dan pedagang obat daftar G (Gevaarlijk) yang tersebar di apotek-apotek. Baik itu apotek yang resmi atau pun toko obat, itu kita melaksanakan razia sampai dengan stand-stand," jelas Ari Dono.
Setelah mendengar jawaban itu, Kepala Negara menanyai kembali soal ketegasan Bareskrim dalam memutus rantai peredaran obat ilegal.
"Kita proses, tegakkan yang bersalah. Tercukupi unsur pidana kita penjarakan," ucap Ari Dono.
Lebih lanjut, Jokowi melempar pertanyaan soal lokasi penangkapan pengedar obat ilegal dan ada berapa saja yang ditangkap.
"Yang paling besar, yang ditangkap di mana saja? Jangan-jangan hanya satu, dua, padahal obatnya di mana-mana ada?" tanya mantan Wali Kota Solo ini.
"Yang paling besar di tahun ini itu penyebaran obat daftar G di Kalimantan Selatan jenis zenit. Itu kita tindak di Tangerang pabriknya, ada sampai jutaan butir. Kemudian yang baru saja, PCC yang menelan korban banyak di Kendari, itu kita lakukan penindakan ada di Purwokerto pabriknya sampai berton-ton. Baik itu bahan baku impor termasuk yang sudah jadi," papar Ari Dono.
Jokowi ingin menelusuri sejauh mana Bareskrim memberikan hukuman tegas kepada pedagang obat ilegal.
"Pedagangnya diapain? Pemiliknya diapain?" kata Jokowi.
"Semua dipenjara. Untuk yang punya pabrik dipenjara," sahut Ari Dono.
"Cukup hanya dipenjara saja? Enggak perlu tuh digebukkin ramai-ramai? Kadang-kadang jengkel saya dengan yang gini-gini. Entah narkoba, entah obat ilegal, karena apa? Anak-anak kita yang terkena. Masa depan kita yang terancam. Gimana pak? Gimana kita gebukkin ramai-ramai gimana?" timpal Jokowi.
Ucapan Jokowi disambut meriah. Tepuk tangan dan tawa hadirin bergemuruh. Bersamaan, Ari Dono menjawab pertanyaan Jokowi.
"Enggak boleh (digebukkin)," kata Ari Dono.
Sontak mantan Gubernur DKI Jakarta ini tersenyum mendengar jawaban Ari Dono.
"Oh enggak boleh? Ya terus gimana? Baik makasih. Makasih Kabareskrim. Saya tadi sebenarnya nunggu Pak Kabareskrim bilang 'Saya injek semua pak besok'. Gitu loh. Yang saya tunggu. 'Besok saya injek semua yang berkaitan dengan obat ilegal, yang berkaitan dengan narkoba'. Pak Kabareskrim memang orangnya tenang. Tapi seram juga. Hati-hati," tuntas Jokowi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harus ada tindak tegas agar aparat tidak lagi terlibat dalam peredaran narkoba.
Baca SelengkapnyaPolisi memberikan edukasi terkait Pemilu Damai dan bahaya narkoba
Baca SelengkapnyaKaryoto mengatakan TNI - Polri bersama dengan pemerintah daerah terkait tengah gencar-gencarnya melakukan pencegahan kasus narkoba
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, dari data Badan Narkotika Nasional (BNN) ada 3,6 juta jiwa penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyalahgunaan narkoba merupakan salah satu momok yang mengancam remaja. Berdasar data, terjadi peningkatkan penggunaan narkoba pada anak usia sekolah.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima kunjungan dari Menteri Pendidikan Dasar Dan Menengah (Mendikbudasmen), Abdul Mu'ti.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni pun turut memberi apresiasi atas operasi masif yang dilakukan oleh Polri.
Baca SelengkapnyaIriana juga membagikan hadiah kepada salah seorang pelajar
Baca SelengkapnyaMasa jabatan Jokowi akan berakhir pada Minggu, 20 Oktober mendatang.
Baca SelengkapnyaData dari BNN, BRIN, NPS di 2021, membuktikan penggunaan narkoba relatif meningkat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUntuk permasalahan narkotika tidak memandang usia. Contoh sekarang sintetis cannabinoid yang beredar sekarang yaitu sabu, kokain, heroin dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaSudah beberapa kali ikut agenda pemusnahan narkoba, Aboe bertanya-tanya mengapa orang bisa ketagihan barang haram tersebut.
Baca Selengkapnya