Kala Kinerja Anies Baswedan Dibandingkan dengan Ganjar Pranowo
Merdeka.com - Pandemi Virus Corona atau Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan berlalu dari Indonesia. Pemerintah Pusat dan seluruh kepala daerah masih fokus dan bekerja keras memutus rantai penyebaran virus dengan harapan temuan kasus dapat diminimalisir.
Ini bukan pekerjaan mudah. Ada saja kendala di lapangan meski ragam aturan sudah diterapkan.
Apalagi, setiap daerah memiliki karakteristik wilayah berbeda satu dengan yang lain. Sehingga treatment yang diberikan juga harus menyesuaikan agar lebih mudah diterima masyarakat.
-
Bagaimana komunikasi Gerindra dengan Ganjar? 'Adapun soal komunikasi kami dengan pak Ganjar setahu saya komunikasi tetap terjalin dengan baik antarpetinggi-petinggi partai Gerindra dengan pak Ganjar, enggak ada masalah ya dan sikap oposisi juga bukan merupakan pilihan yang salah ya, yang tidak baik,' ujar dia.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo ajak berdialektika? 'Tidak, maksud saya biar ada dialektika. Kan kita ini masih belajar nih, kita ini belum mapan-mapan banget. Kalau Anda boleh, kenapa saya tidak boleh?' ujarnya dengan nada tanya.
-
Apa tugas Ganjar di PDIP? 'Kalau saya diminta atau tidak diminta, kalau kader ya harus siap,' tegasnya Ganjar saat diwawancara di gedung BCIS.'Dulu dari dulu juga saya sering keliling ikut kampanye di banyak Pilkada gitu ya. Itu sudah melekat dalam diri, kalau kader ya harus begitu,' tambahnya.
-
Siapa yang tanggapi pernyataan Ganjar? Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman merepons, pernyataan Ganjar Pranowo yang menyatakan akan berada di luar pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Apa yang didalilkan oleh Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud? Diketahui pada permohonan para pemohon, kubu Anies-Muhaimin dan kubu Ganjar-Mahfud kompak mendalilkan pemungutan suara ulang dengan mendiskualifikasi Prabowo-Gibran.
-
Apa yang dibahas Anies dan Sandiaga? Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno mengakui pernah membahas rencana mendirikan partai politik (parpol) bersama Anies Baswedan.
Simak berita Anies Baswedan selengkapnya di Liputan6.com
Di saat semua pihak sedang bekerja, seorang politikus PDI Perjuangan, Jhonny Simanjuntak, kemudian membandingkan gaya komunikasi kepala daerah saat menangani Covid-19 di daerahnya. Kepala daerah yang dibandingkan antara lain Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Menurut Jhonny, dalam penanganan Covid-19, Anies tidak turun langsung ke tengah masyarakat, baik untuk mengecek pelaksanaan kebijakan Pemprov maupun untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Sebaliknya, Ganjar, dinilainya lebih aktif turun langsung ke masyarakat untuk memastikan semua koordinasi berjalan dengan baik.
Padahal, kata dia, pengawasan kebijakan berada di unsur pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat seperti RT/RW sangatlah penting.
"Kan Pak Anies tidak mau turun ke lapangan, dia bicara di TV melulu. Padahal sebenarnya basis pengawasan kita itu basis untuk mendidik masyarakat di RW. Ini yang harus kita pikirkan," kata Jhony kepada wartawan, Senin (18/5).
"Bagaimana kita mendidik masyarakat dengan momentum relaksasi ini betul-betul penegasan tapi juga sosialisasi. Sosialisasi yang bersifat humanis lah. Gaya-gaya Ganjar (Ganjar Pranowo) itu lah, Jateng. Turun," sambung dia.
Kepala Daerah Punya Gaya Kepemimpinan Berbeda
Pernyataan politikus PDI Perjuangan tersebut menuai reaksi partai politik. Sebab, tak tepat rasanya membandingkan karakter seorang pemimpin dengan pemimpin lainnya karena daerah yang dipimpin juga berbeda.
"Jangan pernah berpikiran sempit terhadap personality atau kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin punya gaya, punya strategi yang berbeda-beda, juga punya keberhasilan dan legacy yang berbeda-beda," kata Anggota DPR-RI Fraksi Demokrat, Didik Mukrianto.
Didik pribadi menilai tidak bijak untuk membandingkan dan mempertentangkan langkah para pemimpin atau kepala daerah. Sebab gaya dan strategi memimpin adalah ciri kas yang dimiliki setiap pemimpin.
"Bagi saya membuat studi komparatif basisnya tidak boleh subyektif. Harus dengan metodologi dan parameter yang berimbang dan utuh, dilakukan oleh pihak yang independen, netral dan punya kompetensi. Selain itu juga harus dipertimbangkan untuk apa. Karena tanpa itu semua hasilnya cenderung subyektif," sambung Didik.
Partai Golkar juga mengamini pernyataan Didik. Tidak hanya Anies dan Ganjar yang memiliki cara kerja berbeda, kedua kepala daerah itu juga tak tepat jika dibandingkan dengan gubernur di luar Pulau Jawa.
"Baik Anies, Ganjar, Ridwan Kamil, atau Khofifah, relatif berbeda dengan kepala daerah dari non Jawa misal Arinal di Lampung atau seperti Isran Noor di Kaltim yang menggunakan Jubir. Semuanya sah saja utamanya adalah hasilnya dan respon publik," kata Politikus Golkar, Bobby A Rizaldi.
Partai Gerindra juga tidak sepakat kerja seorang kepala daerah dibandingkan dengan kepala daerah lainnya. Meski mengakui kinerja Ganjar kerap turun ke masyarakat, tetapi bukan berarti Anies hanya duduk di balik meja sekadar berpidato.
"Mas Anies juga terlihat bukan hanya berpidato, beliau juga ke lapangan bahkan baru baru ini kita menyaksikan juga Mas Anies menyiapkan ruangan khusus atau tenda khusus warga Jakarta. Setiap orang punya gaya yang berbeda-beda dan juga setiap pemimpin daerah menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat yang dipimpinnya. Tapi intinya dua-duanya sama-sama punya niat baik untuk bekerja melayani masyarakat," tegas politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade.
Biar Rakyat Menilai Kinerja Pemimpinnya
Pengamat dan Praktisi Komunikasi, Bagus Sudarmanto, menilai komentar politikus PDIP yang membandingkan gaya komunikasi Anies dan Ganjar bukan semata-mata kritik negatif. Menurutnya, membandingkan gaya komunikasi seseorang adalah suatu hal yang wajar dan unik.
"Wajar dan unik. Kan kita punya begitu banyak budaya lokal dengan bahasa tutur yang berbeda. Sehingga keadaan itu menuntun kepala daerah untuk harus menyesuaikan diri agar dapat diterima," ujar Bagus saat dihubungi merdeka.com, Selasa (19/5).
Bagus mengatakan perbedaan gaya komunikasi antar kepala daerah memang tidak dapat dilepaskan dari konteks lokalitas, sosial, dan budaya. Baik berupa gaya komunikasi gestur maupun oral yang familiar di mata publik.
"Enggak apa-apa, meski pasti untuk personal branding, demi elektabilitas. Itu sah-sah saja. Asal jangan dibingkai ke dalam politik SARA," lanjutnya.
Menurut dia, membandingkan gaya komunikasi antar kepala daerah justru menciptakan persaingan secara alamiah antarkepala daerah. Penilaian akhirnya, biarlah berada di tangan masyarakat.
"Jurinya masyarakat langsung. Bisa jadi hal ini lahir model komunikasi empati yang cocok di tengah pandemi Covid-19 saat ini," ujarnya.
Lebih penting dari poin itu, tegas Bagus, bagaimana kepala daerah tetap melihat pandemi Covid-19 secara serius. Jangan sampai, memunculkan gaya komunikasi yang mengaburkan subtansi pesan.
"Jangan gaya komunikasi mengaburkan pesan yang disampaikan atau mengesampingkan substansi pesan. Musti bisa mengombinasikan antara nilai penting dan ketertarikan," tegas Bagus.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menilai wajar jika Ganjar dan Prabowo sering berkomunikasi dengan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAda kesamaan yang dirasakan Anies dan Ganjar soal pembagian bansos.
Baca SelengkapnyaTiga Calon Presiden menampilkan gaya komunikasi masing-masing saat debat Capres perdana, Selasa (12/12).
Baca SelengkapnyaDrone Emprit menganalisa sentimen positif dan negatif para Capres
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep membalas sindiran Ganjar dan Anies soal penyaluran bansos.
Baca SelengkapnyaReaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, kinerja TNI Polri sudah sangat baik, tapi tidak didukung dengan Kementerian Pertahanan
Baca SelengkapnyaDrone Emprit melakukan analisa perbincangan publik usai tiga bakal capres melakukan adu gagasan di UGM awal pekan ini.
Baca SelengkapnyaCapres Anies serta Ganjar memberikan poin penilaian terhadap kinerja Kemenhan di bawah kepemimpinan Prabowo
Baca SelengkapnyaGanjar memastikan tidak menyerang personal Prabowo atau Anies, hanya menyampaikan visi misi.
Baca SelengkapnyaTiga bakal calon presiden 2024. Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Siapa yang paling sering dibicarakan di media sosial?
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep memuji cara penyampaian calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat Capres
Baca Selengkapnya