Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kalap buruan didapat berujung bui bertahun-tahun

Kalap buruan didapat berujung bui bertahun-tahun Ilustrasi borgol. ©2015 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Abi Qowan Suparto, pemuda berusia 20 tahun ini tewas usai dihujani bogem mentah tujuh orang. Permasalahannya, Abi ketahuan membawa kabur sepaket rokok elektrik vape seharga Rp 1,6 juta dan satu unit sepeda motor milik ojek online.

Para pengeroyok yakni RS (34), FK (39) (pemilik toko vape), AA (50), APW (20) dan tiga pelaku yang masih buron. Mereka naik pitam begitu mendapat buruannya.

Kasat Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan menjelaskan peristiwa berawal ketika mendiang Abi mendatangi vape store milik pelaku FK di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Ia memang sudah beberapa kali datang ke toko tersebut.

Sampai di suatu ketika, Abi datang dan hendak membeli seprangkat vape (rokok elektrik) seharga Rp 1,6 juta beberapa waktu lalu. Usai mendapatkannya dan belum sempat membayar, Abi meninggalkan toko dengan dalih mau membeli makan.

Ia pun meminjam sepeda motor milik ojek online yang disewa. Sayang, ditunggu hingga larut, Abi tak juga kembali. Hingga akhirnya, si sopir ojek online bertanya ke tukang parkir apakah Abi pemilik toko tersebut.

Namun, si tukang parkir malah mengira jika Abi teman sopir ojek. Kejanggalan itupun dilaporkan ke pemilik toko, FK.

Sadar, tempat usahanya sudah 'dikadali' pembeli, FK meradang dan memposting foto Abi dengan caption imbalan sejumlah uang buat siapapun yang bisa membawa Abi ke hadapannya.

"Postingan itu membuahkan hasil. Tanggal 29 Agustus korban dijemput dan dibawa ke toko vape di Pejompongan untuk dipukul rame-rame. Sayangnya kenapa pelaku penganiayaan tidak melapor ke kepolisian saja," tutur Hendy.

Usai dipukuli, korban ditaruh di pinggir jalan oleh para pelaku. "Lalu ada teman korban yang mengenali dan langsung memberi tahu orang tua korban. Akhirnya korban dibawa ke Rumah Sakit Tanah Abang dan dirujuk ke Rumah Sakit Tarakan. Korban meninggal di Tarakan," ungkap Hendy.

Hendy menambahkan, tanggal 5 September, orang tua korban mendapat kabar jika beredar video ketika anaknya sedang dianiaya.

"Sehingga tanggal 7 Sept 2017 siang keluarga resmi melaporkan dugaan pengeroyokan dan atau pembunuhan berencana ke Jatanras PMJ," ungkap Hendy.

Dari pelaku, polisi menyita 1 buah tongkat besi, 1 (satu) buah jaket pada saat sedang melakukan pengeroyokan, 1 buah Celana jeans, 1 pasang sepatu tactical, 1 buah Kaos warna hitam hard rock cafe, 1 buah Gelang tangan warna biru, 1, buah hp sony experia untuk merekam kejadian.

Atas kejadian tersebut pelaku dikenakan pasal 170 dan atau 340 KUHP tentang pidana pengeroyokan dan atau pembunuhan berencana.

Sementara itu, Rosari Ninasari (50) orang tua korban menceritakan saat dibawa ke rumah sakit Tarakan kondisinya sudah kritis. Abi kata Rosaria koma selama enam hari dan akhirnya meninggal, Minggu (3/9).

"Kondisi fisiknya lebam disini (menunjuk ke arah muka). Kata dokter ada pendarahan di otak sudah melebar," ujar Rosari di Polda Metro Jaya.

Menurut dokter yang menangani Abi pendarahan tersebut karena adanya benturan beda tumpul. "Kata dokter ya ini karena benda tumpul," tambah dia.

Pun Rosari menceritakan sebelum tewas, anaknya acap kali meminta maaf. Ia tidak mengerti.

Terakhir, lanjut Rosari, mendiang Abi sempat berjanji akan menemuinya pada Kamis (24/8). Sayang, Abi tak kunjung datang. Masih menurut Rosari, anaknya itu memang jarang pulang ke rumah dan ia tidak tahu menahu kegiatan Abi sehari-hari.

"Ya terkahir ketemu pada malam kejadian anakku sudah kritis," kata Rosari dengan wajah lemas.

Dia menceritakan, Senin (28/8) suaminya mendapatkan telepon dari seseorang bernama Firman yang memberikan kabar anaknya kritis. Lalu sekitar pukul 8 malam, Ayah Abi mendatangi rumah Tua Vape Shop Pejompongan, Jl. Penjernihan 1 No. 29 RT 1 RW 7 Benhil, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sesampainya di toko vape, Ayah Abi sudah menemukan anaknya dalam keadaan kritis. Lalu, Abi langsung dilarikan ke RS Tanah Abang.

"Sampai Tanah Abang karena tidak ada perawatan, dirujuk ke RS Tarakan. Satu hari di ruang UGD. Dipindah ke ICU selama enam hari, sampai anakku meninggal tanggal 3 hari minggu jam 5 sore," cerita Rosari. (mdk/rhm)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dagangan Belum Laku, Kakek Penjual Perabot Ini Tukar Barang Jualan demi Sepiring Nasi
Dagangan Belum Laku, Kakek Penjual Perabot Ini Tukar Barang Jualan demi Sepiring Nasi

Ia hendak menukar beberapa sendok dagangannya dengan sepiring nasi.

Baca Selengkapnya
Pemuda Jakbar Nekat Bakar Warung Kelontong setelah Ditolak Utang Rokok
Pemuda Jakbar Nekat Bakar Warung Kelontong setelah Ditolak Utang Rokok

Karena tak dikasih untuk utang rokok, IM membakar warung kelontong di Jakarta Barat

Baca Selengkapnya
⁠Beli Rumah Pakai Uang Koin, Penjual Martabak di Banyuwangi Akhirnya Buka Suara
⁠Beli Rumah Pakai Uang Koin, Penjual Martabak di Banyuwangi Akhirnya Buka Suara

Seorang penjual martabak yang membeli rumah dengan uang koin buka suara, kumpulkan koin selama 3 tahun dan tadinya akan dipakai beli mobil

Baca Selengkapnya
Tas Robek HP Raib, Wanita Ini Bagikan Pengalaman Apes saat Perdana ke Tanah Abang
Tas Robek HP Raib, Wanita Ini Bagikan Pengalaman Apes saat Perdana ke Tanah Abang

Wanita ini mengaku sedih lantaran HP yang dicuri merupakan hasil kerja kerasnya bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya