Kali Porong disatroni buaya, warga minta pawang ke pemerintah
Merdeka.com - Sejak kemunculan belasan buaya di Kali Porong yang melintasi Dusun Awar Awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, hingga hari ini, Rabu (27/5), warga setempat masih terus-terusan resah. Mereka takut predator-predator air, yang kali pertama menampakkan diri pada Jumat lalu itu, naik ke perkampungan.
Warga juga berharap, pemerintah setempat segera menurunkan pawang untuk menangkap belasan buaya berbagai ukuran itu.
"Kalau sekarang, mungkin buaya-buaya ini tidak bisa naik, karena air sungai surut. Tapi kalau sudah musim hujan, airnya naik dan buaya-buaya ini bisa mencapai rawa-rawa di sekitar perkampungan," kata Sutomo, salah satu warga Dusun Awar Awar.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Apa yang dimakan buaya itu? Buaya tersebut sebelumnya memangsa kucing peliharaan yang tidak sengaja masuk ke kandangnya.
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
Terlebih lagi, sungai terusan Kali Brantas yang melintas di Dusun Awar Awar itu, setiap hari dijadikan jalur penyeberangan warga setempat menggunakan rakit.
"Kita harap pemerintah mau menerjunkan pawang buaya untuk menangkapnya. Khawatir, kalau musim hujan dan air sungai naik, lebih-lebih kalau buaya-buaya ini kelaparan, bisa masuk ke perkampungan dan membahayakan warga," akunya.
Diberitakan sebelumnya, sejak hari Jumat lalu, belasan buaya, mulai buaya muara, hingga buaya buntung dan putih menyatroni Dusun Awar Awar. Dan sejak kemunculan buaya-buaya itu, desa setempat ramai dikunjungi orang hingga hari ini.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga tak ketinggalan memenuhi bantaran Kali Porong mengobati penasarannya soal penampakan buaya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaTiga warga di Desa Terusan Laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, nekat beternak buaya dalam rumah mereka.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaPenemuan tiga buaya dari dalam jalan rusak tersebut membuat panik warga.
Baca Selengkapnya