Kali Wonokromo, dari cerita mistis hingga sejarah Surabaya
Merdeka.com - Mashudi (60), penarik becak asal Jember dan tinggal di Jalan Wonokitri, Surabaya, ditemukan tewas tenggelam di Kali Wonokromo. Meski Tim SAR sudah turun tangan, jasad Mashudi baru ditemukan setelah Suwari alias Mbah Malang (53) yang dikenal sebagai 'orang pintar' turun tangan.
Menemukan orang tenggelam bukanlah hal yang mudah. Apalagi lokasi tenggelamnya di tempat yang dipercaya angker, seperti Kali Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur. Butuh orang 'pintar' untuk mencari korban tenggelam di sungai angker.
'Orang pintar' yang biasa mencari orang hanyut di sungai biasa disebut Mbah Kalab. Kalab adalah sebutan siluman buaya putih, atau juga disebut Bajol Kroman, yang bisa berubah menyerupai manusia jika sedang mencari mangsa. Terkadang, Bajol Kroman juga menyerang melalui bisikan gaib agar mangsanya berjalan menuju tengah sungai.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa korban tenggelamnya kapal di Korsel? Tujuh pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi korban atas tenggelamnya kapal di Korea Selatan.
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Bagaimana orang-orang di makam itu meninggal? Mereka ditemukan di bagian kota yang tidak memiliki karakteristik umum dari sebuah pemakaman, menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.
Orang yang pandai mencari orang tenggelam dan bisa menaklukkan penguasa gaib penghuni sungai angker yang biasanya dikuasai siluman buaya biasa disebut Mbah Kalab. Kali Wonokromo merupakan terusan dari Kali Jagir adalah muara sungai menuju Selat Madura (Pantai Utara).
Kali Wonokromo juga menjadi terusan dari Sungai Brantas dan Kali Mas, yang memiliki nilai sejarah di Kota Pahlawan, Surabaya. Di massa Kerajaan Majapahit, sungai ini kerap dilalui kapal-kapal saudagar asing menuju Majapahit. Bahkan, mereka kerap mengadakan perjamuan di tengah Kali Mas dan membuang perabotan-perabotan terbuat dari emas ke sungai, hingga dijuluki dengan sebutan Kali Mas.
Di sungai ini pula tertulis sejarah lahirnya Kota Surabaya. Di tempat ini, dari cerita turun-temurun, dikisahkan pertarungan Sura dan Baya untuk merebutkan kekuasaan. Hingga kini, Kali Wonokromo, Kali Mas, Jagir, dan Sungai Brantas masih diyakini dihuni oleh buaya-buaya penguasa sungai. Tak jarang, banyak orang ditemukan tenggelam di sungai tersebut.
Dalam satu pekan ini misalnya, sudah ada dua korban yang meninggal di Kali Wonokromo. Pada Rabu (20/8) lalu, seorang sopir Lyn Joyoboyo-Sidoarjo, ditemukan tenggelam di kali itu. Kemudian Selasa (26/8) malam, Mashudi (60), seorang penarik becak juga tewas tenggelam di lokasi yang sama.
Pencarian kedua orang yang hilang di sungai yang berada di sisi kanan terminal legendaris Kota Surabaya, yaitu Terminal Joyoboyo itu, juga tak lepas dari campur tangan si empunya sungai, yaitu Suwari alias Mbah Malang (53), warga DKA Tegal, Joyoboyo Timur.
Pencarian yang dilakukan Tim SAR terhadap jasad sopir Lyn di Terminal Joyoboyo, Hadi Mulyono (65), warga Jalan Sidosermo Gg Makam, Surabayam baru berhasil setelah Mbah Malang turun tangan.
Kemudian, Mashudi juga baru berhasil ditemukan setelah Mbah Malang turun tangan. Mbah Malang pernah berkawan karib dengan Mbah Kalab, warga Jagir, Wonokromo yang terkenal pandai mencari orang tenggelam. Mbah Kalab kini sudah meninggal, dan tugas mencari orang tenggelam kini dilakukan Mbah Malang.
"Saya niat nolong, tidak minta imbalan. Tadi saya juga dikasih sama petugas (Linmas), tapi saya nggak mau, wong saya niat nolong kok," ucap Mbah Malang dengan Bahasa Jawa kromo inggil, kepada merdeka.com.
Mbah Malang mengaku, menemukan jasad Mashudi setelah menyelam tiga kali di tengah sungai. Dia hanya butuh waktu 30 menit untuk menemukan jasad Mashudi.
"Kalau yang hari Rabu lalu, agak lama. Karena saya nggak minum dulu. Tadi cuma nyelam tiga kali, terus ketemu," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dugaan sementara terjadi tawuran sebelum ketujuh mayat itu menceburkan diri ke kali
Baca SelengkapnyaDua perahu bermuatan penumpang 14 orang tertimpa rumah kontainer di area PHE WMO (Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore), Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKondisi ketujuh mayat itu belum membusuk tetapi bagian wajah sudah mulai membengkak.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaSuasana Kali Bekasi tepatnya di titik kawasan Jatiasih Pondok Gede mendadak ramai petugas, Minggu (22/9).
Baca SelengkapnyaLima orang mengaku sebagai keluarga korban sudah mendatangi RS Polri.
Baca SelengkapnyaKedua korban ditemukan tertimpa material lumpur di aliran sungai Kalimujur Desa Kloposawit.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui pasti penyebab ketujuh mayat itu ditemukan tewas mengambang di kali.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat dua mobil melintas di Jalan Lintas Sumatera di Desa Batanghari, Kecamatan Semidang Aji.
Baca SelengkapnyaDari 15 korban, dua di antaranya meninggal dunia dan 13 luka-luka.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga terseret air hingga ke palung pasir sehingga sulit diselamatkan
Baca Selengkapnya