Kaos Turn Back Crime rawan disalahgunakan, banyak ngaku polisi
Merdeka.com - Sejak melumpuhkan aksi teroris di Thamrin, Jakarta, polisi menjadi sorotan publik. Bukan karena keberhasilannya melumpuhkan para teroris, masyarakat justru 'latah' mengenakan kaos polisi bertuliskan Turn Back Crime.
Karena dianggap keren, tak sedikit masyarakat yang mau mengocek uang sakunya untuk membeli kaos tersebut. Namun, ada juga yang memanfaatkan kaos tersebut untuk melakukan tindak kejahatan.
Kaos disalahgunakan untuk memeras dan menipu orang lain. Baru-baru ini, seseorang bernama Anton Chandra (27) menggunakan kaos Turn Back Crime untuk menipu 13 wanita di bilangan Apartemen Kalibata City, Jakarta.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Apa yang sering digunakan penipu untuk menjerat korban? Salah satu jenis tautan palsu yang sering digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab adalah tautan pemulihan akun DANA.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa yang dicuri oleh penipu dari korban? AFP menjelaskan titik akses tersebut dipasang di beberapa lokasi dan meniru jaringan yang sah untuk menangkap data pribadi dari korban yang tidak menaruh curiga yang secara tidak sengaja terhubung ke jaringan tersebut. Pihaknya menduga ketika korban mencoba menghubungkan perangkat mereka ke jaringan wifi gratis, mereka diarahkan ke halaman website palsu yang mengharuskan mereka masuk menggunakan email atau akun media sosial.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa saja contoh penipuan kos-kosan? Contohnya yang penipuan dengan meminta pembayaran melalui transfer bank tanpa konfirmasi atau jaminan yang jelas.
Pria yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini memperdaya wanita pekerja seks komersial (PSK) yang kerap mangkal di Apartemen Kalibata City tersebut. Dia mengaku sebagai perwira menengah di Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya untuk mengelabui korbannya.
Parahnya lagi, Anton yang hanya mengandalkan kaos Turn Back Crime pun menyetubuhi korbannya. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku juga mengambil harta benda korbannya.
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol M Iqbal menilai semua pelaku kejahatan bisa memanfaatkan apa saja agar niat jahatnya terwujud. Termasuk menggunakan kaos Turn Back Crime.
"Semua bisa melakukan kejahatan, enggak usah pakai kaos itu yang pakai seragam polisi aja ada," kata Iqbal saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (15/4).
Iqbal mengatakan dalam hal ini polisi akan terus mengawasi tindak kejahatan yang menggunakan atribut polisi. Dia memastikan, semua tindak pidana akan diproses dan pelaku akan dihukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
"Yang jelas apapun tindak pidananya, akan kami proses sesuai hukum yang berlaku," pungkas Iqbal.
Terkait masyarakat yang keranjingan kaos Turn Back Crime sebelumnya pernah dikhawatirkan oleh sejumlah pihak. Salah satunya, Sosiolog Musni Umar yang menyebut budaya 'latah' memakai kaos Turn Back Crime bisa berdampak buruk bagi si pemakai kaos tersebut.
"Nah jadi itu dia tidak melihat apa dampaknya," kata Musni saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Musni bahkan tidak sepakat jika si pemakai baju khas pasukan Dirkrimum Polda Metro Jaya, Krishna Murti itu seakan terlihat gagah dan membanggakan. Apa lagi, kaos itu digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
"Untuk apa kita berbangga kalau tidak memberi manfaat. Ini lebih banyak mudaratnya," tegas Musni.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi gadungan bawa kabur motor, ponsel hingga uang mahasiswi Palembang
Baca SelengkapnyaModus penipuan dengan mengatasnamakan Bea Cukai marak terjadi. Biasanya, menyasar para penjual dan pembeli barang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaPembeli yang diduga polisi gadungan turut merampas ponsel milik korban. Dalihnya, akan disita sebagai barang bukti.
Baca SelengkapnyaDugaan sejumlah warga memang belum terbukti, tapi bukan berarti keresahan itu mesti dianggap isapan jempol.
Baca SelengkapnyaAksi penyamaran juga tidak luput harus dilakukan oleh seorang Polwan untuk mengungkapkan suatu kasus
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaJurus sakti Intel gadungan ini saat beraksi hingga membuat banyak wanita terpedaya.
Baca SelengkapnyaPolri menegaskan semua anggota harus menjaga komitmen Korps Bhayangkara yang tidak membiarkan anggota menyalahgunakan wewenangnya dan membantu sindikat.
Baca Selengkapnya