Kapal Arista tenggelam di Makassar, 16 penumpang tewas
Merdeka.com - Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Makassar melansir data terbaru mengenai kapal KM Arista yang tenggelam di perairan Makassar, Selat Gusung, Sulawesi Selatan pada Rabu (13/6) berjumlah 73 orang penumpang.
"Data terbaru jumlahnya 73 orang dari sebelumnya dilaporkan 43 orang. Data ini didapatkan sesuai hasil pertemuan bersama empat Ketua RW dengan Binmas serta pihak terkait di Pulau Barrang Lompo," ujar Kepala Basarnas Makassar, Amiruddin seperti dilansir dari Antara, Jumat (15/6).
Selain itu, data tersebut sudah valid karena langsung dari ketua RW setempat setelah dilakukan rapat empat kali. Sementara penumpang kapal yang selamat berjumlah 55 orang dari sebelumnya 22 orang, dan korban meninggal dunia sebanyak 16 orang sebelumnya 15 orang.
-
Siapa korban tenggelamnya kapal di Korsel? Tujuh pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi korban atas tenggelamnya kapal di Korea Selatan.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang dikubur di kuburan perahu? Kepala Rumah Tangga Wanita lainnya berpangkat lebih tinggi. Makamnya berisi batu-batu yang disusun berbentuk perahu. Di dalam batu itu ada paku keling perahu. Sebuah perahu sepanjang empat meter menemani wanita ini menuju akhirat.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
"Untuk korban yang masih dicari tim penyelamat awalnya enam orang, namun berdasarkan data kami terima hanya dua orang yang kini sedang dicari. Sebab saat kejadian itu banyak kapal nelayan ikut menolong korban, mengingat jalur tersebut adalah lalulintas kapal nelayan," ungkapnya.
Sedangkan data yang meninggal sebelumnya dilansir 13 orang, kemudian bertambah dua orang ditemukan di dalam ruang mesin kapal naas tersebut oleh tim KPLP pada Kamis (14/6) dini hari masing-masing Soraya (6) dan Indriani (7), siang hari disusul Yusril (4) meninggal di Rumah Sakit Wahidin Sudorohusodo Makassar.
"Seluruh korban yang meninggal dunia sudah diserahkan kepada pihak keluarga dan telah di Makamkan di Pulau Barrang Lompo," jelasnya.
Menurut Amiruddin, berubah-ubahnya data tersebut disebabkan seluruh penumpang tidak mempunyai manifest, sehingga datanya simpang siur dan hanya perkiraan. Tetapi setelah didata ulang berdasarkan keterangan empat RW Pulau Barranglompo, jumlah korban sudah dipastikan.
Banyaknya korban selamat tersebut, lanjut dia, karena saat terjadinya kecelakaan sejumlah kapal nelayan menolong para korban, hanya saja waktu itu tidak dilaporkan diri dan langsung pulang ke pulau, sehingga data saat itu hanya 43 orang.
"Korban yang masih dicari ini bernama Rusda jenis kelamin perempuan berumur 30 tahun dan Rahmat Tahir, anak-anak berusia empat tahun. Pencarian hari ini belum menemukan tanda-tanda, rencana besok pencarian diperluas dengan melibatkan 100 personel menggunakan kapal milik Basarnas dan dibantu kapal Lantamal AL serta tiga perahu karet," ujarnya.
Saat ditanyakan apakah pencarian besok kembali tidak menemukan korban apakah masih akan dilanjut pencarian, kata dia, sesuai dengan aturan perundang-undangan bila terjadi bencana atau semacamnya diberikan waktu hingga tujuh hari kedepan.
"Doakan mudah-mudahan besok semoga korban bisa ditemukan, sebab berdasarkan pengalaman kami, biasanya setelah tiga hari korban tenggelam akan mengapung ke permukaan," tutupnya.
Sebelumnya, kejadian tenggelamnya kapal tersebut pada Rabu (13/6) pukul 12.45 WITA, karena kecelakaan di perairan Makassar (perairan Gusung) Kecamatan Ujung Tanah Makassar, Sulsel. Kapal yang dinakhodai Kila dengan puluhan penumpang itu, bergerak dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo, Kelurahan Barrang Lompo Makassar Kecamatan Sangkarrang, Makassar.
Namun di pertengahan jalan, kapal oleng dihempas ombak, karena diduga muatan berlebihan sehingga membuat kapal tidak bisa dikendalikan dan akhirnya terbalik dan selanjutnya karam.
Dalam kejadian itu, sebanyak 13 orang dinyatakan meninggal dunia, yaitu Rita (31), Asriani (6), Marani (48), Marwah (42), Rahman (6), Dalima (46), Nio (50), dan Arsyam (1) yang ditemukan di sekitar Pelabuhan Paotere.
Kemudian lima korban lainnya, yakni Sitti Aminah (60), Rahmawati (8), Arini (30), Rusdiana (37), dan Suryani (35) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Pulau Barrang Lompo. Mayoritas korban adalah perempuan dan dua orang laki-laki.
Selanjutnya, bertambah dua orang yakni Soraya (6) dan Indriani (7) ditemukan tim KPLP, Kamis dini hari tadi, dan satu lainnya Yusril (4) meninggal di Rumah Sakit Wahidin Sudorohusodo Makassar. Jumlah korban yang dipastikan meninggal sementara ini 16 orang.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada dua penumpang atas nama Hasmira dan Mariana meninggal dunia akibat tidak bisa berenang.
Baca SelengkapnyaPenyebab kapal tenggelam diduga akibat kelebihan muatan penumpang
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaBasarnas Makassar juga menambah personel pencari dan mengerahkan alut utama berupa Kapal KN Sar Kamajaya 104.
Baca SelengkapnyaTenggelamnya kapal penyeberangan di Buton Tengah mengakibatkan 15 orang tewas. Diduga kapal tersebut kelebihan muatan seusai merayakan HUT
Baca SelengkapnyaKapal itu mengalami kecelakaan dan tenggelam saat melewari rute Johor-Indonesia di perairan Selat Melaka.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaPenumpang perahu penyeberangan menyeberang usai menghadiri HUT Kabupaten Buton Tengah.
Baca SelengkapnyaNakhoda dan ABK langsung dibawa ke Polres Tapanuli Tengah untuk diminta keterangannya.
Baca Selengkapnya