Kapal AS tangkap sinyal 2 objek metal di area pencarian AirAsia
Merdeka.com - Pencarian korban dan badan pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Kalimantan Tengah, di hari ke-10 sudah dihentikan. Kapal Amerika Serikat USS Forth Worth menemukan sinyal dari dua objek metal di area prioritas satu.
Namun, dari penemuan sinyal dua objek metal ini belum bisa dipastikan bagian dari pesawat yang bernasib nahas tersebut.
"Penemuan yang signifikan, USS Fort Worth tangkap sonar objek metal tapi masih diduga belum confirm itu bagian pesawat," kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo saat menyampaikan siaran persnya di kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (6/1).
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
Lebih lanjut, Soelistyo menjelaskan temuan ini sebagai objek enam dan objek tujuh. Pasalnya, tim pencari sebelumnya telah menemukan lima objek yang diduga bagian kapal.
Untuk saat ini, USS Forth Worth sedang menerjunkan Remotely Operated Vehicle (ROV) ke lokasi penemuan.
"ROV USS berusaha confirm image metal di bawah di area prioritas satu di area red box," terangnya.
Meski demikian, saat dikonfirmasi Soelistyo belum bisa memastikan bahwa timnya telah menemukan titik koordinat black box pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 awak itu.
Mengingat lima kapal yang baru dua hari melakukan pencarian di area prioritas, belum juga mengirimkan laporan mengenai keberadaan black box.
"Pinger locator beacon hanya mampu tangkap sinyal 200 meter kiri dan 200 meter kanan total 400 meter. Sementara, luas laut lebar sekali," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret kapal perang pemburu ranjau di dasar laut milik TNI AL.
Baca SelengkapnyaKapal OceanXplorer milik organisasi nirlaba OceanX dari Amerika Serikat, dikenal sebagai kapal eksplorasi
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan letak geografis Provinsi Aceh dimana di sebelah barat berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaBKSAP DPR mengunjungi kapal OceanX, Ocean Explorer atas undangan organisasi OceanX di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaKapal pembawa material BTS hilang kontak dalam perjalanan Timika (Papua Tengah)-Lokpon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan dibuat bingung dengan benda temuan menyerupai telur berwarna emas ini.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaDiduga masih banyak lagi amunisi yang masih tersimpan di bangkai kapal perang.
Baca SelengkapnyaSaksi menemukan tiga buah tabung tersebut saat melakukan aktifitasnya sebagai operator excavator yang bekerja di lokasi tersebut.
Baca Selengkapnya