Kapal Karam di Perairan Asahan, 2 PMI asal NTT dan Sulsel Meninggal
Merdeka.com - Kapal pengangkut 86 pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal tenggelam di perairan Tanjung Siapi, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Sabtu (19/3) kemarin. Dua orang meninggal dalam peristiwa itu.
Komandan Pos SAR Tanjungbalai-Asahan Adi Pandawa mengatakan, dua PMI yang meninggal berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan.
"Jumlah PMI 86 orang, nakhoda 1 orang, anak buah kapal ada 3 orang, dan meninggal dunia 1 orang dari NTT serta 1 orang meninggal asal Sulawesi Selatan," kata Adi, Minggu (20/3).
-
Dimana petugas imigrasi meninggal? Kronologi Petugas Imigrasi Tewas Didorong WN Korea di Apartemen Tangerang Polisi membongkar kasus tewasnya seorang petugas imigrasi inisial TFF atau TS yang terjatuh dari lantai 19 apartemen kawasan Parung Jaya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Jumat (27/10).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Bagaimana petugas imigrasi tewas? Berdasarkan hasil olah TKP, dengan menggunakan metode Sciencetif Crime Investigation (CSI) mantan Kapolres Metro Jakarta Barat itu mengatakan tersangka membunuh TS dengan cara mendorongnya dari balkon apartemen.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
Kapal Tak Layak Berlayar
Korban meninggal itu telah dibawa ke salah satu rumah sakit di kawasan Asahan. Sejumlah korban selamat kini berada di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Berdasarkan dugaan sementara, kapal pengangkut 86 PMI itu karam disebabkan mesin generator mati saat berlayar. Kapal itu juga diduga overload dan tak layak berlayar.
"Penumpang over, proses tenggelam satu jam tanpa keamanan. Kapal tidak layak dan sempit," ungkap Adi.
Nakhoda Diperiksa Polisi
Nakhoda dan tiga anak buah kapal diserahkan ke Polres Asahan. Mereka masih menjalani pemeriksaan.
Diketahui, 86 PMI ilegal itu berangkat dari pelabuhan tikus di Kabupaten Asahan menuju Malaysia. Namun, belum sampai tujuan kapal itu terlanjur karam.
"Operasi pencarian selesai dan ditutup," pungkas Adi.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nakhoda dan ABK langsung dibawa ke Polres Tapanuli Tengah untuk diminta keterangannya.
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaTujuh pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi korban atas tenggelamnya kapal di Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaBanyak yang mengirimkan doa dan berbelasungkawa kepada korban dan keluarga. Demikian juga dengan Penjabat Gubernur, Bahtiar Baharuddin.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, kasus kapal tenggelam tersebut masih diinvestigasi otoritas Jepang.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaPerwakilan keluarga dari ketiga korban kapal tenggelam tersebut hadir langsung menerima kepulangan jenazah.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaMereka kemudian berenang dan terbawa arus ombak di kawasan terlarang Pantai Barat, Kabupaten Pangandaran.
Baca Selengkapnya